TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Sumatera Barat (Sumbar) promosikan budaya, pariwisata, makanan, serta lelucon lewat komik. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy saat acara Launching Komik Da Audy dan Yuang Lala di Bacarito Kopi, Kota Padang, Jumat, 24 Juni 2022.
Audy Joinaldy mengatakan, komik Da Audy dan Yuang Lala merupakan karya seniman Sumbar yang dipimpin Muhammad Fadli atau Ajo Wayoik. Lewat komik ini, nantinya akan disisipkan nilai budaya, pariwisata, makanan, lelucon, pakaian dan semuanya tentang Sumbar. Saat ini, sudah ada 10 strip komik yang dibuat.
“Memang belum jadi buku, palingan kumpulin 50 (strip) baru bisa jadi sebuah buku, ini bisa jadi peninggalan yang cukup unik ke depannya,” ujarnya, seperti dikutip dari langgam.id, .
Konsep ceritanya, kata Audy Joinaldy, komik Da Audy dan Yuang Lala mengangkat tema-tema yang masih asing bagi masyarakat di luar Sumbar. Sehingga menambah wawasan atau pengetahuan baru, Misalnya, cerita tentang berburu babi dengan anjing. Dengan demikian, selain sebagai media promosi, komik Da Audy dan Yuang Lala juga diharapkan berperan mengangkat muruah Sumbar di Indonesia.
Bila sebelumnya Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mewariskan buku pantun, Audy Joinaldy tak mau kalah dengan menghadirkan komik. Menurutnya komik akan berbeda lantaran dapat dinikmati oleh semua kalangan, baik muda maupun tua. “Nanti jokesnya yang ringan-ringan saja, jadi ini sama sekali tidak untuk mencari panggung, semua terjadi secara alami saja,” jelasnya.
Sesuai judul, komik Da Audy dan Yuang Lala akan menampilkan dua tokoh utama, yaitu Da Audy dan Yuang Lala. Da Audy merupakan representasi Audy Joinaldy, sementara Yuang Lala mengambil peran sebagai sosok tokoh dari luar Sumbar yang ingin mengetahui segala hal tentang Tanah Minang. “Nanti juga akan ada tokoh-tokoh lain, mungkin sekitar empat atau lima orang tergantung kebutuhan cerita,” ujar Audy.
Dia menyebutkan, jika sebelumnya Gubernur Sumbar mewariskan buku pantun, maka dia mencoba untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda, yaitu buku komik, karya yang bisa dibaca oleh berbagai kalangan, baik orang tua apalagi yang muda-muda.
Sementara itu, penulis komik Da Audy dan Yuang Lala, Muhammad Fadil menjelaskan lebih jauh, dalam komiknya itu tokoh Da Audy digambarkan sebagai orang yang berkeliling Sumbar. Berbekal pengalamannya itu, kemudian Da Audy dapat menceritakan semuanya tentang Sumbar. Komik ini, kata Fadil, akan menjawab berbagai pertanyaan orang luar tentang Sumbar. Misalnya yang baru-baru ini, yaitu Randang.
“Sebelum-sebelumnya juga ada tentang suntiang, jadi Da Audy sosok yang suka hunting tentang persoalan budaya Sumbar, sementara Yuang Lala bukan orang Sumbar, tapi dia tertarik budaya Sumbar,” ujar Fadli.
Lewat komik ini pula, kata Fadli, ia ingin menunjukkan keramahtamahan orang Sumbar terhadap orang luar lewat ilustrasi. Selain dua tokoh utamanya, nantinya bakal ada tokoh lain sesuai dengan cerita yang dibuat. Targetnya, dalam dua bulan akan selesai 100 strip komik, kemudian dibukukan dan dijual.
Untuk hasil penjualan komik, masih belum dipikirkan akan dialokasikan untuk apa. Dia mengaku, tidak memikirkan soal keuntungan. Sebab yang penting menggambar untuk kemudian dibaca banyak orang, kata Fadli. Sementara itu, menurut Audy Joinaldy, komik Da Audy dan Yuang Lala nantinya dapat dibaca lewat berbagai media, antara lain scan barcode dan media sosial, sehingga tidak perlu harus jadi buku, meski ke depannya akan dibuat dalam bentuk buku.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca: Menjunjung Budaya Lewat Komik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.