TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengganti sejumlah nama jalan dengan nama-nama tokoh Betawi dan Jakarta. Salah satu tokoh yang namanya dijadikan nama jalan yaitu Muhammad Mashabi. Peresmian penggantian nama ini dilaksanakan dalam agenda Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan Jakarta Selatan, Senin, 20 Juni 2022 lalu.
Profil Muhammad Mashabi
Muhammad Mashabi atau disingkat M. Mashabi digunakan untuk menggantikan nama Jalan penghubung antara Jalan K.H. Mas Mansyur dengan Jalan M.H Thamrin, yakni Jalan Kebon Kacang Raya yang terletak di Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Bukan tanpa alasan, M. Mashabi sendiri merupakan musisi Melayu kelahiran Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada 1943.
M. Mashabi populer pada era 1950 hingga 1960-an. Andrew N Weintraub dalam publikasi di Universitas Oxford, Inggris, Dangdut Stories: A Social and Musical History of Indonesia's Most Popular Music. Oxford, mengungkapkan, Mashabi merupakan musisi perintis genre dangdut di Tanah Air. Bersama dengan Husein Bawafie dan Munif Bahasuan, ia merombak gaya musik Orkes Melayu Deli dengan mengganti beberapa instrumen serta struktur lirik dan lagu.
Lagu-lagu Melayu Deli sebelumnya berisikan pantun, syair, maupun bentuk puisi lama lainnya. Mashabi dan rekannya kemudian memasukkan tema musik populer seperti percintaan. Instrumen gong yang digunakan dalam aransemen musik Melayu Deli mulai ditinggalkan. Selain itu tempo lagu juga dibuat lebih cepat. Perubahan yang dilakukan Mashabi ini merupakan rintisan musik dangdut modern yang dikenal masyarakat sekarang.
Ayah Mashabi adalah Salim Mashabi dan ibunya Salamah Mashabi. Mashabi adalah anak kedua dari 14 bersaudara. Darah musisi didapatkannya dari sang ayah, Salim adalah seorang pemusik anggota Orkes Melayu al-Wardah, seperti disebut Penulis Denny Sakrie dalam bukunya 100 Tahun Musik Indonesia (2015). Pada akhir 1950-an, Mashabi bergabung bersama Orkes Melayu Kelana Ria. Bersama grup musik itu, Mashabi produktif melahirkan karya-karya emasnya.
Bersama grup orkes melayu itu, Mashabi kemudian melakukan beberapa rekaman musik dan tampil di sejumlah panggung. Selain sosok Mashabi dan Munif Bahasuan, dan Husein Bawafie, nama-nama seperti Adi Karso, Lutfi Mashabi, Djuhana Sattar atau Ellya Khadam, andil besar dalam mengenalkan gaya musik melayu modern.
Beberapa lagu karya Mashabi yang menjadi abadi antaranya Renungkanlah, Harapan Hampa, Hilang Tak Berkesan, Ketjewa (yang dipopulerkan kembali oleh Iis Dahlia sebagai Kecewa), Keluhan Anak Tiri, Ratapan Anak Tiri (yang diadaptasi menjadi film dan digunakan sebagai soundtracknya), Untuk Bungamu, Kenangan Lama, dan Tjerita Lama. Lagu lainnya yaitu Belas Kasih, Harapan Hampa, Hilang Tak Berkesan, Kesunyian Jiwa, Jangan Mengharap, Kisah Lalu, Peristiwa Lama, dan Seruling Bambu.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca: Resmikan Nama Jalan, Anies Baswedan Cerita Peran Tokoh Betawi untuk Indonesia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.