Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

70 Tahun Orhan Pamuk, Sastrawan Turki Peraih Nobel Sastra dan Kontroversinya

Reporter

image-gnews
Orhan Pamuk. REUTERS
Orhan Pamuk. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 7 Juni 1952 merupakan hari kelahiran Orhan Pamuk , penulis dari Turki. Pamuk terkenal karena karya-karyanya yang menyelidiki identitas dan sejarah Turki. Dia dianugerahi Hadiah Nobel untuk Sastra pada 2006.

Orhan Pamuk dibesarkan dalam keluarga kaya dan berorientasi Barat. Dia kuliah di Robert College, sebuah sekolah Amerika di Istanbul, dan melanjutkan studi arsitektur di Universitas Teknik Istanbul. Setelah tiga tahun, pada 1977 ia lulus dari Universitas Istanbul dengan gelar di bidang jurnalisme. Pamuk kemudian mengabdikan dirinya penuh waktu untuk menulis. Dari 1985 hingga 1988 ia tinggal di Amerika Serikat dan menjadi sarjana tamu di Universitas Columbia di New York dan Universitas Iowa, seperti dikutip dari laman Britannica.

Pamuk mulai menulis dengan serius pada 1974. Delapan tahun kemudian, pada 1982 ia menerbitkan novel pertamanya, Cevdet Bey ve oÄŸulları (“Cevdet Bey and His Sons”. Buku ini bercerita tentang sebuah sejarah besar keluarga Istanbul selama dan setelah berdirinya republik Turki. Pamut kembali menerbitkan buku lanjutannya pada 1983. Buku itu berjudul Sessiz ev atau Silent House, berkisah tentang pertemuan keluarga pada malam kudeta militer Turki pada 1980.

Orhan Pamuk dikenal secara internasional lewat bukunya Beyaz kale atau The White Castle pada 1985. Novel ketiganya itu mengeksplorasi sifat identitas melalui kisah seorang pemuda Italia terpelajar yang ditangkap dan dijadikan budak oleh seorang sarjana di Istanbul abad ke-17. Novel-novel berikutnya, yang diterjemahkan secara luas, termasuk Kara kitap atau The Black Book (1990), buku tentang penggambaran Istanbul yang padat, dan misteri Yeni Hayat dalam The New Life (1996) dan My Name Is Red (1998).

Karya Sastra Orhan Pamuk

Pada 2002, Pamuk menelurkan buku berjudul Kar atau Snow, mengisahkan seorang penyair Turki yang tinggal di pengasingan di Jerman. Penyair itu menghadapi ketegangan antara Timur dan Barat ketika ia melakukan perjalanan ke sebuah kota miskin di daerah terpencil di Turki. Snow menerima Le Prix Médicis étranger, penghargaan untuk novel asing terbaik di Prancis pada 2005, tahun di mana Pamuk juga menerima The Peace Prize. Pada September 2006, Snow kembali memenangkan Le Prix Méditerranée étranger.

Pada 2004 dia melahirkan karya tentang memoar fiksi berjudul Istanbul: hatıralar ve ehir atau Istanbul: Memories and the City. Pada 2006, Pamuk menerima Hadiah Nobel Sastra, menjadi orang termuda kedua yang menerima penghargaan dalam sejarahnya. Kemudian pada 2008, Pamuk juga menerbitkan buku berjudul Masumiyet müzesi atau The Museum of Innocence. Novel ini mengisahkan penyelidikan hubungan antara pria yang lebih tua dan sepupu keduanya.

Pria itu digagalkan dalam usahanya untuk menikahi sepupunya, dan mulai mengumpulkan benda-benda yang telah disentuhnya. Pamuk bahkan mereplikasi museum tituler dalam kenyataan, menggunakan sebuah rumah di Istanbul untuk menampilkan berbagai barang yang dikumpulkan saat merencanakan cerita. Museum itu dibuka untuk umum pada 2012, disertai dengan katalog eylerin masumiyeti atau The Innocence of Objects. Pada 2014, tersebut menerima Penghargaan Museum Eropa Tahun Ini (EMYA) yang diberikan oleh Forum Museum Eropa di Tallinn, Estonia.

Pada 2010, Orhan Pamuk menerbitkan The Naive and Sentimental Novelist, di mana ia menjelaskan teorinya tentang novel sebagai bentuk sastra. Dia juga menulis buku tentang kisah cinta berlatar Istanbul, buku itu berjudul Strangeness in My Mind yang terbit pada 2014. Buku ini mendapatkan penghargaan AydŸan Foundation Award dan Erdal z Literary Prize pada 2015, serta Penghargaan Sastra Yasnaya Polyana (dari Museum dan Estate of Leo Tolstoy) untuk kategori “Sastra Asing” pada 2016.

Di 2014, selain mendapatkan Penghargaan Museum Eropa Tahun Ini (EMYA) untuk museum The Innocence of Objects, Pamuk juga menerima Helena Vaz Da Silva European Award, sebuah penghargaan yang “mengakui kontribusi luar biasa untuk komunikasi tentang warisan budaya dan cita-cita Eropa”. Pada 2016, ia kembali menelurkan karya berjudul Wanita Berambut Merah.

Novel itu berkisah tentang hubungan keluarga yang terbentuk antara penggali sumur dan muridnya. Pada 2019, Pamuk menerbitkan buku berjudul “Balkon”, sebuah kumpulan foto yang diambil dari balkon rumahnya. Di tahun itu, Orhan Pamuk menerima dengan novelnya A Strangeness in my Mind.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip laman orhanpamuk.net, buku-buku Orhan Pamuk telah diterjemahkan ke dalam 63 bahasa, termasuk Georgia, Malaya, Ceko, Denmark, Jepang, Catalan, serta Inggris, Jerman, dan Prancis. Pamuk telah dianugerahi The Peace Prize, yang dianggap sebagai penghargaan paling bergengsi di Jerman dalam bidang budaya, pada 2005. Selain itu, banyak penghargaan lainnya yang diperoleh Pamuk.

Pamuk dianugerahi Penghargaan Richarda Huck, yang diberikan setiap tiga tahun sejak 1978 kepada orang-orang yang “berpikir mandiri dan bertindak dengan berani”. Pada tahun yang sama, ia dinobatkan sebagai salah satu dari 100 intelektual dunia oleh majalah Prospect. Pada 2006, majalah TIME memilihnya sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia.

Banyak novel Pamuk, sering kali otobiografi dan plot yang rumit, menunjukkan pemahaman tentang budaya Islam tradisional Turki yang ditempa oleh keyakinan bahwa masa depan Turki terletak di Barat. Tapi Pamuk menuai kritik dari beberapa orang di Turki karena menganjurkan integrasi negara itu ke Eropa dan aksesinya ke Uni Eropa.

Pada 2005, enam nasionalis Turki melaporkan Pamuk atas dakwaan “merendahkan orang Turki”. Pasalnya, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Swiss, Pamuk mengulangi klaim bahwa orang Turki telah dengan sengaja membunuh satu juta orang Armenia pada 1915 dan 30 ribu orang Kurdi. Pamuk diadili di Turki pada Desember 2005.

Tuduhan itu rupanya menghasilkan kontroversi internasional, yang kemudian dibatalkan. Namun, pada 2009 pengadilan Turki mengizinkan kasus tersebut untuk dilanjutkan, dan pada 2011 Orhan Pamuk diperintahkan untuk memberikan kompensasi kepada enam penggugat.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: Orhan Pamuk Peraih Nobel Sastra Asal Turki, Sastrawan yang Jurnalis

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

1 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Kalahkan Changi, Istanbul Turki Kantongi Penghargaan Pengalaman Bersantap di Bandara Terbaik Dunia

1 hari lalu

Bandara Baru Istanbul bakal menjadi salah satu bandara terbesar di dunia. Egypt Independent
Kalahkan Changi, Istanbul Turki Kantongi Penghargaan Pengalaman Bersantap di Bandara Terbaik Dunia

Bandara Istanbul menawarkan makanan khas Turki dan dunia, mulai dari jajanan kali lima hingga kebab.


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

8 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

9 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?


15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

9 hari lalu

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional. Foto: Canva
15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.


Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

11 hari lalu

Kayseri, Turki. Unsplash.com/yusuf Onuk
Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

14 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

16 hari lalu

Pekerja memproduksi masker wajah karena permintaan untuk produksinya meningkat pesat dan berjuang untuk memenuhi pesanan, atas mewabahnya Virus Corona di fasilitas pabrik Turki di Istanbul, Turki, 30 Januari 2020. REUTERS/Umit Bektas
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.


Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

16 hari lalu

Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan sambutan di acara buka bersama di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat, 29 Maret 2024. Pertemuan tersebut bertujuan untuk bersilaturahmi sekaligus bersyukur karena telah memenangkan Pemilu 2024 meskipun masih ada tahapan-tahapan yang belum mengesahkan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto via sambungan telepon.


Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

16 hari lalu

Militer Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bantuan dari udara, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, 2 Maret 2024. Amerika Serikat pada Sabtu (2/3) mengatakan pihaknya telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza lewat udara untuk pertama kalinya dengan menerjunkan lebih dari 38.000 makanan menggunakan pesawat militer. REUTERS/Kosay Al Nemer
Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan Israel menghalangi negaranya mengirim bantuan ke Gaza melalui jalur udara.