TEMPO.CO, Jakarta - Aktris dan pengusaha, Luna Maya mengaku pernah mengalami post power syndrome saat terjerat kasus video porno pada 2010. Kejadian yang membuat kariernya sampai jatuh ke titik terendah itu dialaminya selama satu - dua tahun untuk kemudian berhasil bangkit.
"Dari lu punya power, tiba-tiba powermu enggak ada. Terus lu ngerasa, gila kan gue seseorang tadinya, kemudian nobody. Itu kan struggling banget. Mental illness banget. Di saat tadinya lu dipuja banget terus banyak yang menghujat," kata dia saat menjadi bintang tamu di kanal Youtube Denny Sumargo yang ditayangkan pada Senin, 30 Mei 2022.
Selama setahunan, Luna Maya kehilangan pekerjaan. Ia terpaksa berjualan tas untuk menyambung hidupnya. Tiba-tiba, ia mendapatkan kembali tawaran tampil di televisi. Tapi tentu saja, honor yang diterima jauh lebih rendah dari sebelum terjerat kasus itu bersama Ariel Noah dan Cut Tari itu.
Menurut Luna, saat itu tak ada pilihan lain bagi dirinya untuk menerima. Ia menyadari kasus video porno berhubungan erat dengan citra diri seseorang. "Gue tercoreng, sebagai image sudah rusak. Cancel culture juga dapat, semua iklan gue hilang, ya sudahlah, memulai dari nol lagi, terus-terus sampai sekarang gue enggak nyangka dapat kesempatan ini. Ini kayak gue dapat kesempatan kedua," tuturnya.
(dari kanan) Luna Maya dan Siwon. Foto: Instagram/@lunamaya
Secara perlahan tapi pasti, Luna Maya kembali bangkit dan meraih puncak kesuksesan yang sudah pernah diraihnya sebelum kasus video porno itu. Ia kini tak hanya sebagai aktris, influencer, tapi juga pengusaha brand kosmetika dan juga pemilik TS Media bersama sahabatnya, Marianne Rumantir.
Menurut Luna Maya, saat di puncak popularitas pertama, ia masih belum bisa berpikir dewasa. Dia bermusuhan dengan media hiburan yang kerap menggosipkannya tidak baik, tak seperti zaman sekarang saat orang justru ingin dikenal. "Kalau sekarang gue malah senang, ketawa-ketawa saja. Anggap saja ini publicity. Sekarang proses penerimaan ada, harus," ujarnya.
Mantan kekasih Ariel Noah ini menjelaskan, imbas kejadian 12 tahun lalu itu masih ada hingga sekarang. Kadang-kadang, ia harus menerima kenyataan dinomorduakan. Bagi dia, fakta itu harus dihadapi sebagai proses pendewasaan diri agar bisa bangkit dari keterpurukan. Perempuan yang baru saja menjadi pemberitaan setelah dijamu anggota Super Junior, Choi Siwon itu kini justru bisa memaknai rasa kesakitan sebagai bagian siklus kehidupan.
"Kesannya hidup gini-gini aja padahal enggak. Gini-gini aja itu berarti habis kita senang, besoknya bisa senang lagi. Besoknya bisa nangis, bisa jatuh, bisa bangkit lagi. Hidup itu siklus saja. Misalnya hati kita yang sakit. Entar, hati kita sudah bisa ketawa, besoknya belum ketawa juga, minggu depan ketawa. Kalau belum juga, sabar, tahan, pasti akan ada ujungnya."
Baca juga: Bangkit dari Hinaan, Luna Maya Ajak Perempuan Bangga dengan Dirinya
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.