TEMPO.CO, Singapura -Suara khas Paul David Hewson alias Bono membuat banyak penonton konser The Joshua Tree Tour 2019 di Singapura merapat ke depan panggung, setelah Bono membuka konser dengan nyanyian berjudul Sunday Bloody Sunday.
Saat itu, ribuan penonton yang memadati Singapore National Stadium sudah menanti aksi panggung dari U2 dalam rangkaian tur perayaan 30 tahun album The Joshua Tree.
Dalam konser tersebut, Bono memukau penonton dengan ciri khas suaranya dan cara ia membangun kedekatan dengan penonton. Akhirnya, para penonton yang memadati Singapore National Stadium hanyut dalam suara Bono dan harmonisasi permaianan alat musik U2.
Di samping itu, dalam konser tersebut, Bono U2 juga menyuarakan pandangannya mengenai kesetaraan gender dan hal ini menjadi ciri khas lain dari Bono dalam setiap konsernya. Ciri khas Bono yang menyuarakan hal-hal berkaitan dengan keadilan sosial, kesetaraan gender, dan berbagai gerakan sosial ini tidak terlepas dari aktivitas Bono sebagai aktivitis sosial.
Lalu, bagaimana perjalanan karier Bono dan bagaimana ia bisa berkecimpung dalam gerakan sosial?
Paul David Hewson atau publik banyak mengenalnya dengan nama Bono U2 adalah seorang penyanyi dari U2, sebuah band rock asal Irlandia. Bono dilahirkan di Dublin, Irlandia pada 10 Mei 1960. Atau hari ini 10 Mei 2022 berarti hari ulang tahunnya ke 62.
Sejak kecil, Bono banyak menghabiskan waktunya untuk tumbuh besar di Dublin.
Bono U2 bertemu Paus Fransiskus di Vatikan untuk mendiskusikan pelecehan seksual di Irlandia.
Sama seperti orang-orang Irlandia kebanyakan, ia dididik dengan pelajaran keagamaan yang kuat dan ia menjadi bagian Gereja Irlandia. Dalam buku Bono on Bono: Conversations with Michka Assayas, disebutkan bahwa Bono menempuh studi di Mount Temple Comprehensive School dan di sana ia mendapatkan julukan Bono Vox of O’Connel St.
Berikutnya: Di masa mudanya, Bono bergabung ke dalam sebuah geng lokal...