TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi, Brigita Meliala atau dikenal dengan nama panggung Idgitaf merilis mini album perdana berjudul Semoga Sembuh. Mini album ini merupakan bentuk manifestasi Gita dalam bermusik sebagai remaja yang berhasil melewati dan merangkum fase kehidupan.
Album ini mengusung tema berupa tahapan penyembuhan luka untuk bangkit dari kesedihan. Total ada lima lagu dalam album ini, termasuk dua single yang lebih dulu beredar, yaitu Berlagak Bahagia, Sekuat Sesakit, Takut, Kasur Tidur, dan Semoga Sembuh yang dipilih sebagai fokus track album.
Penulisan lagu-lagunya memiliki cerita yang saling berkesinambungan. Saat menuliskan Berlagak Bahagia pada 2018, Gita menemukan dirinya untuk mendapatkan cara terbaik dalam menghadapi rasa sedih. Setelah perlahan memahami bahwa amarah yang dirasakan seseorang itu memerlukan
keterbukaan, Gita mencoba untuk memercayai orang lain untuk berbagi kesedihannya dan membuka diri lewat nomor Sekuat Sesakit, yang diteruskan fase berikutnya lewat lagu Takut untuk merefleksikan dan menguatkan diri.
Gita langsung menyambung cerita hidupnya di Kasur Tidur. Lagu yang spesial karena ia menciptakan imajinasi yang mungkin sebelumnya tak terpikirkan. Tuhan diibaratkan kasur tidur. Tempat yang ternyaman bagi Gita, setiap kali ia kembali ke rumah. Kasur tak pernah berubah fungsi dan keberadaannya. Dengan lagu ini, ia mendapatkan penguatan dari diri sendiri dan penciptanya.
Di nomor terakhir Semoga Sembuh, Gita menuliskannya saat mulai memahami dan bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Ini yang menjadi fase dirinya untuk bisa membantu orang lain, walau mungkin kehadiran dirinya tidak berpengaruh banyak. Namun, ia berharap lagu ini bisa menjadi kekuatan.
Bukan hanya tentang kekuatan lirik lagu, Gita selalu memikirkan konsep yang terbaik dalam memvisualisasikan karya musiknya. Ia beranggapan, lagu-lagu yang sedih tidak selamanya harus digambarkan dengan abu-abu, hitam, monokrom, atau warna-warna gelap lainnya. Terdapat tiga elemen penting untuk cover art albumnya, yaitu tangga, bunga, dan kupu-kupu. Tangga melambangkan pertambahan usia, serta bunga dan kupu-kupu melambangkan kesembuhan dan harapan.
Gita berharap album ini bisa menjadi teman terbaik. “Kenapa dirilis Januari karena aku pengin lagu-lagu di dalamnya bisa menemani orang di saat lagi sedih di tahun 2022 atau tahun-tahun berikutnya. Jadi, kalau lagi sedih tinggal bawa ini aja di perjalanan hidup kalian. Suatu saat nanti, mungkin ada yang relate,” kata Gita dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Kamis, 20 Januari 2022.
Saat ini, Gita tengah mempersiapkan pertunjukan intim Semoga Sembuh yang akan berlangsung Februari mendatang. Selain itu, ia siap mengeluarkan
mini albumnya dalam versi deluxe berisi dua lagu tambahan yang mempresentasikan bahwa proses sembuh itu proses yang panjang dan banyak pelajaran yang didapatkan.
“Enggak cuma pas lagi sakit doang. Tapi setelah sakit pun banyak, dari perubahan mindset, perubahan gaya hidup. Kenapa ada deluxe ini, karena aku pengin cerita juga. Setelah aku sembuh itu apa, apa yang aku rasain. Itu yang pengin aku bagi,” kata Gita.
Setelah lulus dari Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea di Universitas Indonesia dan memasuki usia yang ke-22 tahun, Gita berencana akan lebih memantapkan diri sebagai penulis lagu dan mendalami beberapa instrumen musik. Perilisan album Semoga Sembuh ini menyusul kesuksesan yang telah diraihnya lewat single Takut atas pencapaian 12 juta lebih penonton via kanal YouTube Idgitaf dan jumlah pendengar yang menghiasi digital streaming platform.
Baca juga: Sukses dengan Lagu It's Only Me, Kaleb J Rangkum Kisah Patah Hati di Melancholy
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.