Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenang Charlie Chaplin: Raja Film Bisu, Mati di Hari Natal

Reporter

image-gnews
Charlie Chaplin
Charlie Chaplin
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Charles “Charlie” Spencer Chaplin atau Charlie Chaplin, sosok legenda jenius film bisu yang meninggal pada usia 88 tahun. Ia meninggal tepat 44 tahun lalu karena penyakit komplikasi store, 25 Desember 1977 (saat Hari Natal) di rumahnya pukul 04.00 di Corsier-sur-Vevey, Vaud, Swiss. 

Charlie Chaplin lahir di London, Inggris, pada 16 April 1889. Lahir dari keluarga seniman, ayahnya adalah seorang vokalis dan aktor dan ibunya, dikenal dengan nama panggung Lily Harley adalah seorang aktris dan penyanyi saat itu. Mewarisi bakat alami kedua orang tuanya, Chaplin tumbuh dan besar menjadi seorang seniman kondang. 

Dilansir dari charliechaplin.com, Chaplin memulai debut profesionalnya saat berumur 10 tahun sebagai anggota kelompok remaja, “The Eight Lancashire Lads”. Ketika menginjak sekitar umur 17 tahun (1910), ia mengembangkan keterampilan aktingnya ke Amerika Serikat (AS) bersama Fred Karno Repertoire Company. 

Dua tahun berselang, perlahan karier Chaplin mulai menanjak. Ia aktif memproduksi dan membintangi film-film dengan karakter gelandangan lucu. Beberapa judul film yang ia lakoni, di antaranya Floorwalker, The Fireman, The Vagabond, One A.M, The Count, The Pawnshop, The Rink, dan The Immigrant. 

Yang menarik di sana, ia memperkenalkan satu karakter yang unik dan dihormati, yakni Little Tramp dalam film Kid’s Auto Races. Little Tramp, adalah sosok yang terseok-seok dan berputar-putar dengan tampilan khasnya bercelana panjang dan kumis hitam tebal. 

Sejak saat itu, ia menerima pundi-pundi kekayaan, dan kemudian mendirikan studio film sendiri di La Brea Avenue, Hollywood. Alasan ia mendirikan studio film itu, yakni demi mewujudkan keinginannya untuk meracik film yang bebas, independen, dan agar lebih banyak waktu luang dalam produksi filmnya. 

Dari usaha mendirikan studio sendirinya ini, Chaplin menemukan titik kesuksesannya di tahun 1920. Melalui karya-karya filmnya, ia menuai banyak pujian. Melansir dari history.com, ia berhasil menemukan genre sinematik baru yang disebutnya “musik visual”. Singkatnya, adalah gaya film komedi pantomim tanpa suara. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karya-karya filmnya yang mengiringi puncak kesuksesannya, misalnya Modern Times (1936) yang mengisahkan kejamnya industri modern melalui mesin-mesin ciptaan manusia. Kemudian The Great Dictator (1940), yang menceritakan kritiknya kepada Adolf Hitler. Selain itu, ada juga The Circus, City Light, dan Monsieur Verdoux. 

Namun, di balik ketenarannya itu, Chapline kerap menuai isu-isu kontroversial. Menukil dari newyorker.com, ia pernah dituduh oleh pemerintah AS, dalam hal ini FBI, sebagai seorang komunis dan predator seksual. Memang Chaplin sosok pengagum pemikiran kiri, tetapi ia menolak kalau disebut komunis. 

Terlepas dari kontroversinya itu, mendiang Charlie Chaplin telah dikenal sebagai aktor, penulis, sutradara, produser, komposer, dan koreografer jenius. Semasa hidupnya telah meninggalkan warisan yang tak terhapuskan. Ia berhasil memberikan warna baru dalam dunia film modern. Tak ayal, berbagai penghargaan telah diraihnya. Bahkan, pada 1975 ia memperoleh gelar kebangsawanan sebagai Raja Film Bisu. 

HARIS SETYAWAN 

Baca: Tak Hanya Garut, Charlie Chaplin pun Pernah Singgah di 2 Kota ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

5 jam lalu

Putri Ayudya sebagai Karin saat berlaga aksi dalam film 13 Bom di Jakarta. Visinema
13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

Film 13 Bom di Jakarta menerima dua penghargaan bergengsi dari Ho Chi Minh City International Film Festival


Mengenal Ragam Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan TNI

5 jam lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (ketiga kiri) berfoto bersama Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (keempat kiri), Wamenhan M Herindra (kedua kanan), KASAL Laksamana TNI Yudo Margono (kiri), KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo (kanan) dan KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman (kedua kiri) usai mengikuti acara Penyematan Bintang Kehormatan TNI di Kantor Kemenhan, Jakarta, Senin, 15 Agustus 2022. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Mengenal Ragam Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan TNI

Gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan TNI memiliki makna yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya.


Mengenal Bintang Jalasena, Penghargaan TNI AL yang Berjiwa Kesatria

5 jam lalu

Sejumlah prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL berjalan saat mengikuti Upacara Pengukuhan Komando Armada RI (Koarmada RI) di Dermaga Koarmada I Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis 3 Februari 2022. Laksamana TNI Yudo Margono meresmikan pembentukan Koarmada RI serta mengukuhkan Laksamana Madya TNI Agung Prasetiawan sebagai Panglima Koarmada RI yang pertama. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Mengenal Bintang Jalasena, Penghargaan TNI AL yang Berjiwa Kesatria

Tak hanya prajurit TNI AL, Bintang Jalasena juga diberikan kepada WNI bukan prajurit, bahkan WNA yang telah berjasa.


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

1 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

1 hari lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Tak Suka Hadiah Pemberian Kerabat, Apa yang Harus Dilakukan?

1 hari lalu

Ilustrasi hadiah (Pixabay.com)
Tak Suka Hadiah Pemberian Kerabat, Apa yang Harus Dilakukan?

Tak semua hadiah yang diterima seperti yang diharapkan atau bahkan kita sama sekali tak suka barang yang diberikan. Apa yang harus dilakukan?


Telkom Indonesia Raih Penghargaan Linkedin Top Companies 2024

1 hari lalu

Telkom Indonesia Raih Penghargaan Linkedin Top Companies 2024

Telkom Indonesia kembali meraih penghargaan sebagai tempat kerja terbaik untuk mengembangkan karier versi LinkedIn Top Companies 2024.


Bank Mandiri Kembali Gelar Kampiun LinkedIn Top Companies 2024

2 hari lalu

Bank Mandiri Kembali Gelar Kampiun LinkedIn Top Companies 2024

Bank Mandiri konsisten melengkapi dan mengadopsi berbagai elemen best practices dalam pengelolaan SDM


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

2 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

3 hari lalu

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya
Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

Anda mungkin merasa perlu menghadiahi diri dengan makanan enak setelah hari berat dan panjang. Namun pakar mengingatkan cara ini tak baik buat mental.