Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Catatan Ketua Koalisi Seni Kusen Alipahadi tentang Gunawan Maryanto

Reporter

image-gnews
Gunawan Maryanto diapit para tokoh teater di Yogyakarta, Kusen Alipahadi dan Butet Kartaredjasa. Foto: Kusen Alipahadi.
Gunawan Maryanto diapit para tokoh teater di Yogyakarta, Kusen Alipahadi dan Butet Kartaredjasa. Foto: Kusen Alipahadi.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar aktor, seniman, dan penulis, Gunawan Maryanto meninggal pada Rabu malam, 6 Oktober 2021 meninggalkan duka sahabatnya. Ketua Koalisi Seni, Kusen Alipahadi menuliskan kenangan tentang karibnya sejak mempelajari seni pertunjukan untuk pelajar SMA bersama sahabatnya yang lain, sutradara, Hanung Bramantyo, dan mengirimkannya kepada Tempo pada Kamis dinihari, 7 Oktober 2021. Berikut tulisan Direktur Yayasan Umar Kayam ini.   

"Pukul 11.59, aku masih tidak bisa tidur setelah bisa mengakses HP. Barangkali karena perasaan kehilangan, barangkali mengaca diri-melihat kondisi kesehatan diri, atau barangkali juga sedang menakar cara hidup teman-teman sekerja yang ‘kurang sehat’ selama berproses, entahlah…. Maka kuputuskan menulis sekenanya sebagai terapi.

Cindhil a.k.a Gunawan Maryanto bukan orang asing. Dia teman, sahabat barangkali. Itu bisa diukur ketika bertemu. Selalu saja yg terlontar ‘hinaan’ atawa ‘ejekan’, sama sekali tak pernah melontarkan pujian. Aku masih ingat detail peristiwanya ketika tujuh atau sepuluh tahun lalu, tiba-tiba ditawari makan siang di jeda acara UNDP di Jakarta. Sebagai gerombolan pemburu makan gratis, tentu langsung OK dan fokus pada menu makanan, tanpa memperhatikan sekitar.

Ketika asyik beredar melakukan verifikasi menu, terdengar suara tak asing. Fix! Cindhil menjadi pengisi acara jeda makan. Aku langsung ambil posisi di baris depan, menyaksikan aktor ‘kelas nasional’ beraksi. Pertunjukan komedi dengan sisipan pesan-pesan pemberdayaan dan studi kasus. Pasti lumayanlah (honornya).

Marsha Timothy Sampaikan Rasa Duka atas Meninggalnya Gunawan Maryanto/Instagram-@marshatimothy

Selesai pertunjukan, aku sengaja ngeloyor melewati ruang make-up. Tepat di depan pintu yang setengah tertutup, sambil terkekeh, berucap, “Saya mau juga diajak ngejob beginian lho, honor setengah juga enggak papa. Mayan.” “Prek…” jawab Chindil dari dalam.

Di lain kesempatan, saya (dan Joned Suryatmoko - mantan Direktur Indonesia Dramatic Reading Festival) selalu bilang, “Estetikamu kuwi lho, Dhil,” sambil menunjuk ke arah pergelangan kakinya yang tak pernah sembuh total dari kudis.

Aku mengenal Cindhil sewaktu SMA, semasa tergabung di Sanggar Anom, tempat kami belajar seni pertunjukan. Cindhil, aku, Hanung, dan teman-teman lain adalah remaja-remaja yang sedang melakukan pemberontakan pada keluarga, memilih keluar dari rumah, dan tinggal di Sanggar.

Beberapa kali, aku mencuri lihat guru kami (Genthong HAS) geleng-geleng kepala, menghela napas, memberi selimut ketika menyaksikan anak-anak didiknya tidur pulas di atas beberapa level yang menjadi tempat tidur kami. Guru kami itu seperti orang tua kami. Bukan saja mengajar seni pertunjukan, namun juga cara bersikap pada hidup. Sedangkan kami murid-muridnya, menjelma menjadi keluarga besar.

Cindhil adalah satu dari beberapa yang memiliki cerita unik ketika tidur. Dia selalu tidur tanpa celana dalam. Setiap kali sampai sanggar, celana dalam akan dilepas, diletakkan pada centhelan, dan dipakai lagi ketika pergi. Jadi 'seniman nasional itu', sesungguhnya, tak bisa membedakan jaket dan celana dalam. Lebih sebal lagi, Cindhil tidur dengan sarung.

Gunawan Maryanto saat menerima Piala Citra kategori Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia 2020. (Dok. Festival Film Indonesia)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jadi ketika pola tidurnya tak teratur, ‘itu’ nya melakukan ‘pertunjukan dengan bebas’. Sebagai ganjaran, kami selalu melepas sarung atau membuka sarungnya ketika dia bangun belakangan. Maka, jadilah ‘itu’nya sebagai hadiah pembuka para tetamu yang datang ke sanggar (catatan: sanggar kami terbuka ya! Para tamu bisa nyelonong seenaknya).

Cindhil tidak seperti kami ketika datang ke Sanggar Anom. Sakunya sudah terisi. Cindhil adalah pemain teater asuhan Rudy Curennce semasa kanak-kanak. Ia juga masih aktif menjalin relasi dengan alumni teater NAMCE (SMA tukang kelahi di Jogja).

Maka, tidak mengherankan jika Cindil adalah gelombang pertama yang memutuskan keluar dari Sanggar Anom, menemukan jalan hidup keseniannya sendiri. Cindhil mulai aktif di Teater Garasi (Fisipol UGM), meskipun ia adalah mahasiswa Sastra Jawa. Belakangan, kita mengetahui bahwa Cindil melakukan pencapaian-pencapaian terbaiknya di bidang sastra, tetaer, dan film.

Selepas Sanggar Anom, saya masih berhubungan erat dengan Cindhil dalam rangka kerja kreatif. Sesungguhnya, hal ini adalah kultur kreatif di Jogja. Kita bisa terlibat dalam wadah dan matra seni berbeda. Di sana juga, kita bisa bertemu dengan teman dan kesempatan baru.

Pada waktu-waktu senggang (tidak banyak), Cindhil adalah teman cekikikan (terutama dengan Black) ketika membahas siaran wayang kulit di radio. Bagian Goro-Goro alm. Sigit Sugito adalah bahasan yang tak pernah habis. Kemampuannya melakukan on-off, masuk dalam cerita, keluar mencincang kehidupan rumah tangga para niaga, dan masuk lagi pada Bagong yang memain-mainkan aksen Buto Cakil kami anggap sebagai paripurna.

Dhil, ingatkah kamu ketika aku dan Joned main ke rumah barumu, melakukan dokumentasi latihan gerak tubuh, dan mengunggahnya di FB? Ya, itu adalah ‘tandingan’ unggahan FBmu yang menampilkan foto-foto latihan gerak tubuh di rumah barumu, kursus akting dasar untuk para artis sebelum mereka melakuan pengambilan gambar.

Kamu pasti ingat! Sebab kau kirim prex di HPku. Jinganoq kowe, Dhil! Selamat jalan kawan! Kalau bertemu bapakku, sampaikan salam dan bilang bahwa kita berteman. Ceritakan juga kita mandi bersama di belik, di Sendowo, sambil membicarakan anak pemilik warung depan sanggar. Sekarang, dia jaga warung ayam tulang lunak dekat Pasca UGM. Jinganoq kowe! Ra iso diverifikasi tho infoku?!u

Kusen Alipahadi

Ketua Koalisi Seni  

Baca juga: Seniman Gunawan Maryanto Meninggal, Teater Garasi Berduka

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Byun Yo Han Pemeran Pavane For a Dead Princess, Film Adaptasi Novel

8 hari lalu

Byun Yo Han. Dok. Disney+ Hotstar
Byun Yo Han Pemeran Pavane For a Dead Princess, Film Adaptasi Novel

Aktor Byun Yo Han akan membintangi film Pavane for a Dead Princess yang diadaptasi dari novel karya Park Min Gyu


Profil dan Perjalanan Karier Babe Cabita: Stand Up Comedy, Aktor, Bisnis Kuliner

10 hari lalu

Babe Cabita saat berkolaborasi untuk film The King's Man. Foto: Istimewa
Profil dan Perjalanan Karier Babe Cabita: Stand Up Comedy, Aktor, Bisnis Kuliner

Babe Cabita menjuarai Stand Up Comedy Indonesia pada 2013, membintangi sejumlah judul film, hingga kini memiliki usaha kuliner.


Inilah 3 Pihak yang Mengirim Amicus Curiae ke MK terkait Sengketa Pilpres 2024

15 hari lalu

Perwakilan dari tiga ratus guru besar, akademisi dan masyarakat sipil, Sulistyowari Iriani (kanan) dan Ubedilah Badrun memberikan keterangan pers saat menyampaikan berkas Amicus Curiae terkait kasus Perkara Nomor 1/PHPU.PRES/XXII/2024 dan Perkara Nomor 2/PHPU.PRES/XXII/2024 perihal Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 kepada Mahkamah Konstitusi (MK) di Gedung 2 MK, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Subekti
Inilah 3 Pihak yang Mengirim Amicus Curiae ke MK terkait Sengketa Pilpres 2024

Masyarakat sipil, akademisi, hingga sastrawan tercatat telah mengirim Amicus Curiae ke MK terkait sidang sengketa pilpres 2024.


Sastrawan Yudhistira Massardi Berpulang, Berikut Karya dan Penghargaan Sepanjang Kariernya

16 hari lalu

Makam sastrawan Yudhistira Massardi di TPU Pedurenan, Bantar Gebang, Bekasi, Rabu, 3 April 2024. Foto: Istimewa
Sastrawan Yudhistira Massardi Berpulang, Berikut Karya dan Penghargaan Sepanjang Kariernya

Sastrawan Yudhistira Massardi meninggal dalam usia 70 tahun pada Selasa 2 April 2024 di RSUD Bekasi. Ini karya dan penghargaan yang diterimanya.


Profil Jared Leto, Musisi Rock yang akan Absen di Met Gala 2024

16 hari lalu

Jared Leto berpose dalam acara gala penggalangan dana tahunan yang diadakan untuk kepentingan Metropolitan Museum of Art's Costume Institute dengan tema tahun ini
Profil Jared Leto, Musisi Rock yang akan Absen di Met Gala 2024

Musisi rock 30 Seconds to Mars, Jared Leto akan melewatkan perayaan Met Gala 2024, karena band dia memulai tur Eropa


5 Drama Korea yang Dibintangi oleh Yoon Hyun Soo, Terbaru Ada Chief Detective 1958

16 hari lalu

Drama Korea Chief Detective 1958. Istimewa
5 Drama Korea yang Dibintangi oleh Yoon Hyun Soo, Terbaru Ada Chief Detective 1958

Yoon Hyun Soo selalu memerankan siswa sekolah menengah. Namun dalam Drama Korea Chief Detective 1958, ia terlihat lebih dewasa.


Cerita Istri Yudhistira ANM Massardi Sebelum Meninggal: Terima Kasih Sudah Berjuang Sejauh Ini

16 hari lalu

Yudhistira ANM Massardi. Foto: Instagram Siska Massardi.
Cerita Istri Yudhistira ANM Massardi Sebelum Meninggal: Terima Kasih Sudah Berjuang Sejauh Ini

Siska mengungkapkan perjuangan suaminya, Yudhistira ANM Massardi yang tidak mudah saat melawan sakit yang dideritanya itu.


Jenazah Yudhistira ANM Massardi akan Dimakamkan di TPU Pedurenan Kota Bekasi

16 hari lalu

Yudhistira ANM Massardi. Foto: Instagram/@yudhistiramassardi_
Jenazah Yudhistira ANM Massardi akan Dimakamkan di TPU Pedurenan Kota Bekasi

Saudara kembar Yudhistira ANM Massardi, Noorca Marendra Massardi menjelaskan, jenazah penulis novel Arjuna Mencari Cinta itu akan dimakamkan pagi ini.


Sastrawan Yudhistira ANM Massardi Meninggal dalam Usia 70 Tahun

16 hari lalu

Yudhistira ANM Massardi. Foto: Instagram/@yudhistiramassardi_
Sastrawan Yudhistira ANM Massardi Meninggal dalam Usia 70 Tahun

Sastrawan Yudhistira ANM Massardi yang juga merupakan ayah dari musisi Iga Massardi, meninggal pada 2 April 2024 di RSUD Bekasi.


Aktor Chance Perdomo Meninggal, Deretan Film dan Serial yang Dibintangi Dia

17 hari lalu

Chance Perdomo. Foto : Imdb
Aktor Chance Perdomo Meninggal, Deretan Film dan Serial yang Dibintangi Dia

Aktor Chance Perdomo meninggal pada usia 27 tahun akibat kecelakaan