TEMPO.CO, Jakarta - Laura Aprilya Bakkara, penghina putri aktris Shandy Aulia menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Perawat itu diperiksa dan dimintai keterangannya terkait laporannya soal endorse judi yang diterima oleh Shandy Aulia. Dalam pemeriksaan yang berlangsung di Polda Metro Jaya, Rabu, 29 September 2021, Laura diberi sedikitnya 15 pertanyaan.
“Dari jam 10 tadi, memang melelahkan, kita tahu proses hukum sudah di polisi dan BAP waktunya enggak sebentar. Harus konfirmasi lagi, kepala saya sudah sakit nih karena kelamaan, tapi saya sangat mengapresiasi Polda Metro yang sudah menerima laporan saya. Pertanyaan di atas 15 tadi,” ujar Laura saat ditemui wartawan seperti dilansir dari kanal YouTube Starpro, Rabu, 29 September 2021.
Laura didampingi oleh pengacaranya Rinaldi yang menyebutkan laporan ini berdasarkan pada pasal 27 ayat 2, UU ITE. Dalam pasal itu disebutkan Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan perjudian.
“Peristiwa dugaan adanya delik pasl 27 ayat 2 mengenai endorse judi. Tadi sudah disampaikan dan menyerahkan barang bukti terkait delik pasal 27 ayat 2,” ujar Rianto.
Hotman Paris dan Shandy Aulia memamerkan tengah bersantai menghadapi laporan Laura, perawat yang menghina putri aktris itu, Foto: Instagram Hotman Paris.
Rianto tidak menjelaskan barang bukti yang dimaksud untuk mendukung laporan ini. Ia hanya mengatakan ada unggahan dari Shandy yang tautannya adalah aplikasi judi online. “Kami berharap agar proses penyeldiikan dan penyidikan dapat berjalan dengan baik. Masyarakat dapat memantau proses laporan kami, bisa terang benderang,” ujarnya.
Meski tidak dirugikan secara langsung oleh endorse yang dilakukan Shandy, namun Laura mengaku dirugikan secara perasaan. Ia juga melihat adanya rasa ketidakadilan atau perbedaan perlakuan. “Rasa keadilan, dia melihat oknum artis ini dapat melakukan endorse judi, sememntara di satu case lain masyarakat biasa melakukan hal yang sama langsung ditangkap,” ujar RInadli.
Selain itu, somasi dan ancaman pengenaan pasal 27 ayat 3 UU ITE, mendorong Laura untuk melawan balik Shandy. Salah satunya adalah dengan melaporkan endorse judi online yang diterima oleh Shandy. “Sebagai warga negara melihat persoalan judi ini sampai saat ini statusnya masih ilegal, jadi untuk menghindari kerugian negara bertentangan dengan hukum positif sehingga membuat laporan terhadap oknum artis tersebut,” kata Rinaldi.
Shandy Aulia menunjukkan caranya melatih putrinya Claire Herbowo berjalan sendiri di usia 11 bulan. Youtube.com/Shandy Aulia
Konflik Laura dengan Shandy bermula dari komentar tak sedap yang dilontarkannya kepada aktris film dan sinetron itu. Ia menyebut anak Shandy, Claire Herbowo, termasuk bayi kurang gizi, jika dilihat dari indikator dan tanda-tandanya. Ia bahkan menyarankan bintang film Eiffel I'm in Love itu agar membawa Claire ke Posyandu atau Puskesmas untuk ditimbang.
Laura sendiri akhirnya mendapatkan somasi dari Shandy Aulia. Ia juga diminta untuk membuat video permintaan maaf. Shandy Aulia, melalui pengacaranya Hotman Paris akhirnya menarik kasus ini dan memilih tidak dilanjutkan.
Namun, Laura rupanya tidak berhenti sampai di situ. Dengan menggandeng kantor firma hukum Lazzaro, Laura melaporkan Shandy Aulia ke Polda Metro Jaya. “Ada beberapa pasal khusus yang saya siapkan, saya LP kan, begitu saya katakan besok di Polda siap-siap kita akan minta orang ini dijerat, kami minta orang ini tidak diperlakukan istimwea, tangkap,” ujar Rinto Maha.
DEWI RETNO
Baca juga: Sakit Hati, Penghina Putri Shandy Aulia Hari Ini Laporkan Aktris Itu ke Polisi