Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara Embie C. Noer, Penata Musik Film Pengkhianatan G30S/PKI

image-gnews
Embie C Noer. Facebook
Embie C Noer. Facebook
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penonton Film Pengkhianatan G30S/PKI pasti teringat ilustrasi musik mencekam saat adegan para jenderal TNI diculik. Embie C. Noer, penata music film yang konon berbiaya Rp 800 juta itu mengungkapkan beberapa hal terkait kontroversi film yang selalu diputar menjelang 1 Oktober, Hari kesaktian Pancasila.

Pria kelahiran Kota Cirebon, 17 Juli 1955 yang bernama asli Rumli Chairil Noer itu, merupakan adik Arifin C. Noer, sutradara film Pengkhianatan G 30/S/PKI yang diproduksi oleh Produksi Film Negara (PFN). Film ini meraih penghargaan untuk skenario terbaik pada Festival Film Indonesia pada 1984. Selain itu, film ini juga meraih Piala Antemas untuk film Indonesia terlaris pada 1985. Di masa Orde Baru, film ini wajib diputar setiap 30 September, dan menjadi film wajib tonton anakl-anak sekolah.

Film ini dibintangi sastrawan dan aktor ternama saat itu antara lain Amaroso Katamsi, Ade Irawan, Umar Kayam, Wawan Wanisar, Syu’bah Asa.

Berikut wawancara Tempo.co dengan Embie C. Noer, mengenai proses pembuatan film Pengkhianatan G30S/PKI serta propaganda Orde Baru dalam film tersebut:

Menjelang 1 Oktober selalu ditayangkan film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. Sebagai orang yang terlibat langsung dalam film tersebut, bagaimana sebenarnya proses pembuatannya?
Sebuah karya film yang dikerjakan dengan sangat serius dan profesional. Hingga saat ini, nyaris tidak pernah terasa ada nilai teknis dan artistik yang berarti sehingga mengganggu penonton saat menikmati jalannya cerita yang disuguhkan. Padahal ini adalah film yang panjang dan kompleks.

Apakah benar pembuatan film tersebut semata propaganda Orde Baru? Adakah kisah di belakang layar yang banyak orang tidak tahu?
Propaganda sudah pasti, karena film ini dibuat dengan moral dasar untuk membentuk kesadaran bagi seluruh rakyat Indonesia agar tetap tegas dengan sikap antikomunis. Dan nampaknya dampak film ini cukup besar dan berhasil, terbukti masyarakat masih tetap kompak untuk menolak ideologi komunis muncul di Indonesia.

Kisah di belakang layar pasti banyak, karena film ini membutuhkan banyak hal, data, tenaga keterampilan dan organisasi yang baik, mengingat ini film besar dalam arti besar organisasi kerjanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adakah suka duka dalam pembuatannya?
Tentunya pada saat mewujudkannya banyak terjadi suka dan duka, rintangan tantangan problematik yang muncul berkaitan dengan proses visualisasi, karena dalam film ini sangat banyak gambar yang harus dibuat untuk menggambarkan kejadian masa lalu. Untuk itu akurasi sangat dituntut agar dapat diraih efek adegan yang serealistik mungkin.

Bagaimana memberikan edukasi karya seni harus dilawan dengan karya seni, bukan dengan cara represif seperti pelarangan, misalkan?
Tepatnya dilengkapi, bukan dilawan. Film genre sejarah, politik, biografi harus terus dibuat agar keterampilan dalam membuatnya semakin dikuasai selain masyarakat penonton mendapat suguhan film yang memiliki kandungan lebih bermanfaat ketimbang sekedar hanya dijejali drama hiburan saja.

Apa kegagalan dari banyak film dengan genre sejarah dan politik?
Kegagalan film film genre sejarah, politik, biografi yang diproduksi belakangan adalah bukti perlunya peningkatan kualitas dalam proses pembuatannya, tidak serampangan sehingga hasilnya tidak meyakinkan dan ditinggalkan penonton karena seperti melihat pementasan drama tujuh-belas-agustusan di kampung. Tidak memilik pesona sebuah karya seni film.  

Apakah pendapat Anda tentang sikap represif, misalkan pelarangan karya seni seperti film atau teater?
Sikap represif terhadap karya seni, apakah itu film, novel, musik, teater, seni rupa tidak akan berdampak apa-apa pada karya seni itu, bahkan semakin kuat sikap represif terhadap satu karya seni akan berpotensi semakin matang dirinya. Di sisi lain sikap represif pada karya seni dapat dijadikan indikator kualitas sebuah tangan kekuasaan.

Baca: Embie C. Noer tentang Film Pengkhianatan G30S/PKI: Propaganda, Sudah Pasti

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

1 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

3 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

4 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

7 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

8 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

10 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

10 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

12 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.


6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

12 hari lalu

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda. Foto: Canva
6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda.


8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

14 hari lalu

Reply 1988. Foto: Disney+ Hotstar
8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

Daftar film dan serial beragam genre di Disney+ Hotstar yang bisa menemani perjalanan mudik.