Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alami Badai Sitokin dan Nyaris Meninggal, Chandra Liow Kini Dekat dengan Ayahnya

Reporter

image-gnews
Youtuber dan sutradara film, Chandra Liow menceritakan pengalamannya terpapar Covid-19 dan berlanjut mengalami badai sitokin, Foto: Instagram Chandra Liow.
Youtuber dan sutradara film, Chandra Liow menceritakan pengalamannya terpapar Covid-19 dan berlanjut mengalami badai sitokin, Foto: Instagram Chandra Liow.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Youtuber, aktor, dan sutradara, Chandra Liow mendapatkan hikmah dari pengalamannya nyaris meninggal. Hubungan Chandra dengan ayahnya menjadi semakin dekat dari sebelumnya. Selama Chandra dirawat di rumah sakit, ayahnya rela menunggu Chandra dan merawatnya.

“Pastinya, gue belajar juga, setelah kejadian ini gue sama bokap gue jadi lebih dekat. Gara-gara sudah mulai terbuka satu sama lain. Gara-gara penyakit ini,” ujar Chandra saat bersama ayahnya menjadi bintang tamu di acara podcast Deddy Corbuzier, Rabu, 15 September 2021.

Chandra dinyatakan mengalami badai sitokin sepuluh hari setelah dinyatakan positif Covid-19. Ia langsung dibawa ke IGD pada 9 Juli 2021. Sejumlah organ tubuhnya mengalami masalah cukup parah dan telah terinfeksi bahkan dokter telah meminta keluarga agar mengikhlaskannya. Selama Chandra di IGD, ayahnya dengan gigih mendampingi dan merawatnya.

Kepada Deddy, ayah Chandra bercerita tidak mau meninggalkan Chandra sendirian di ruang IGD. Meski ia berisiko terpapar, ayah Chandra tidak peduli dan tetap merawat anaknya. “Saya membentengi diri saya, pakai masker double, face shield, saya minum vitamin, VCO. Saya harus mengambil risiko ini, karena saya harus menjaga anak saya,” ujarnya.

Chandra Liow saat perawatan Covid-19 yang berlanjut mengalami badai sitokin. Foto: Instagram Chandra Liow.

Ia ingat betul, dokter dan suster sudah menegurnya karena risiko yang diambil terlalu besar. Ketika Deddy bertanya, bagaimana jika ia terkena Covid-19 dan akhirnya tidak selamat. “Saya sudah berpikir itu risiko, saya berpikir yang penting saya sudah melihat anak saya sudah selamat. Kalau saya kena, berarti anak saya selamat, itu sudah saya pikir,” ujarnya.

Bahkan, ayah Chandra akan merasa bahagia, jika sampai dia harus menggantikan posisi Chandra. Di benaknya hanyalah, anaknya bisa selamat dan melanjutkan hidupnya. Ibu Chandra yang sempat ikut merawat Chandra di rumah, ikut terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri.

“Istri saya menangis tapi saya bilang, 'jangan tunjukkan air matamu di depan Chandra. Naik ke atas, menangislah sepuasnya di atas. Tapi jangan tunjukkan di depan anakmu',” ujarnya terisak.

Chandra yang mendengar pengakuan ayahnya merasa kaget dan menangis. “Aku enggak tahu ini,” ujar Chandra menangis. “Iya kami memang enggak cerita,” ujar ayahnya. Orang tuanya berusaha tidak meneteskan air mata di hadapan Chandra.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Deddy yang sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Medistra, akhirnya melakukan CT Thorax. Hasilnya, paru-paru Deddy mengalami kerusakan hingga 60 persen dan memasuki kondisi momen badai sitokin. Namun, oksigen dalam darahnya tidak turun dan stabil di angka 97-99. Instagram/mastercorbuzier

Pengorbanan ayahnya tidak berhenti di situ. Saat menunggu Chandra di rumah sakit ayahnya tidak tidur empat hari empat malam. Penyebabnya, ayahnya melihat Chandra tidak bisa tidur, jika alat pacu jantung terus berbunyi. Akhirnya ia mempelajari cara kerja mesin itu dan meminta perawat mematikannya.

“Saya kontrol, saya akan pegang dia terus, pengganti mesin saya. Saya akan pegang nadinya terus sampai tidur. Satu malam dia sudah pulas, tapi nadi tidak saya lepas, saya pegang. Saya bersyukur, bahagia sekali dia bisa tidur,” ujar ayahnya.

Pengorbanan ayahnya tidak sia-sia, karena akhirnya Chandra diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah tiga pekan. Chandra tak menyangka bisa bertahan dari kondisi kritisnya kemarin. "Jadi ketika gue dapat Covid buat ulang tahun gue. Bokap gue dapat kado gue sembuh Covid,” ujar Chandra.

Sebelum kejadian, Chandra mengaku hubungannya dengan orang tuanya tidak terlalu erat. Meski sama-sama berada di Jakarta, Chandra hanya dua sampai tiga kali dalam setahun datang ke rumah orang tuanya. “Mungkin aku belum pernah ngomong ke Papa, aku minta maaf. Aku minta maaf ke Papa, atas semua perlakuan, tindakan yang aku lakukan ke Papa, berupa ignorance,” ujarnya di podcast Deddy itu sambil menangis.

Ayahnya menganggap Chandra Liow tidak perlu meminta maaf kepadanya. Dia merasa sudah bahagia melihat Chandra menjalani hidup dengan bahagia. “Yang Papa takut, ketika Chandra tidak sanggup menghadapi masalah. Papa sudah ajarin Chandra itu harus sanggup dan jangan menyerah dengan masalah, enggak usah minta maaf sama Papa,” ujarnya sambil menepuk bahu Chandra.

DEWI RETNO

Baca juga: Chandra Liow Hampir Meninggal karena Badai Sitokin, Dokter Minta Keluarga Ikhlas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

7 jam lalu

Pengunjung yang mengenakan masker pelindung berdoa pada hari kerja pertama Tahun Baru 2023 di kuil Kanda Myojin, yang sering dikunjungi oleh para pemuja yang mencari keberuntungan dan bisnis yang makmur, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 4 Januari , 2023. REUTERS/Issei Kato
Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan


Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

2 hari lalu

Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

Permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud serupa, yakni meminta Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Gibran dan pemilihan presiden ulang.


Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

3 hari lalu

Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 Januari 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad diperiksa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kemenkes.


Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

10 hari lalu

Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad.
Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

KPK memanggil Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad sebagai saksi dugaan korupsi pengadaan APD Covid-19 di Kemenkes.


Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

15 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto Istimewa
Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

Diduga RAB pengadaan APD Covid-19 yang diteken Kadis Kesehatan Sumut itu tidak disusun sesuai ketentuan sehingga nilainya melambung tinggi.


Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

15 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto: Istimewa
Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.


Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

16 hari lalu

Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

16 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

17 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Satu Keluarga Melompat dari Rooftop Apartemen, Ekonomi Keluarga Memburuk Pasca Covid-19

18 hari lalu

Tempat kejadian bunuh diri empat orang sekeluarga yang melompat dari atas apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu sore, 9 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Satu Keluarga Melompat dari Rooftop Apartemen, Ekonomi Keluarga Memburuk Pasca Covid-19

Keluarga tersebut memutuskan pindah ke Solo karena unit apartemen mereka disita usai pandemi Covid-19.