TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Iqbaal Ramadhan mengungkap kesulitan generasi muda dalam mengambil langkah nyata untuk peduli lingkungan.
Iqbaal Ramadhan mengatakan, anak muda yang ingin menerapkan bagaimana hidup yang lebih berkelanjutan terkendala dengan godaan gaya hidup instan. "Kita sering lupa untuk menghargai proses," kata dalam kampanye #kerentanpanyampah dari The Body Shop pada Selasa, 14 September 2021.
Baca Juga:
Ketika seseorang mulai menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, menurut Iqbaal, maka dia tak bisa serta-merta berharap atau mendapat manfaatnya dalam seketika. "Jadi berpikir kalau membuang satu botol plastik saja seperti enggak ada pengaruh apa-apa," katanya.
Faktanya, yang membuang sampah botol plastik bukan dia seorang, melainkan jutaan penduduk Bumi melakukan tindakan yang sama. Padahal ada satu cara yang mudah untuk mengurangi sampah botol plastik. Misalkan dengan mengembalikan botol plastik bekas pakai ke produsen atau pembuat produk tersebut.
"Ini mungkin yang ditunggu-tunggu oleh generasi muda yang menginginkan cara-cara praktis dan ekonomis," kata Iqbaal Ramadhan. "Dengan begitu, mereka juga dapat mulai menjalankan gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan."
Executive Chairperson and Owner The Body Shop Indonesia, Suzy Hutomo. Dok. The Body Shop Indonesia
Executive Chairperson and Owner The Body Shop Indonesia, Suzy Hutomo mengatakan bentuk konkret kampanye #kerentanpanyampah ini berwujud refill station atau tempat isi ulang produk dan menyempurnakan program Bring Back Our Bottles atau BBOB 2.0. Sistem isi ulang di The Body Shop Indonesia sudah ada sejak 1992. "Sekarang, kami punya stasiun khusus isi ulang di Mal Kota Kasablanka."
Refill station The Body Shop Indonesia di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Dok. The Body Shop Indonesia
Adapun program Bring Back Our Bottle pertama kali meluncur pada 2008 untuk program pengembalian kemasan kosong kosmetik di Indonesia. "Kami mengajak konsumen mengembalikan kemasan kosong produk The Body Shop ke toko-toko terdekat untuk didaur ulang dan hasil pengolahannya digunakan untuk pemberdayaan masyarakat," kata Suzy Hutomo. Hingga kini, menurut dia, lebih dari 9 juta kemasan yang kembali dari konsumen.
Vokalis band Navicula dan juga menggarap film Pulau Plastik, Gede Robi mengatakan jumlah sampah plastik ini di Indonesia telah mencapai angka 8 juta ton per tahun. Sayangnya, tak semua limbah tersebut dapat terakomodir dengan baik.
"Ternyata, yang didaur ulang itu mungkin hanya 3 juta ton saja," kata Robi dalam kesempatan yang sama. Analisis lain menyebutkan, setiap satu menit, terdapat satu truk sampah plastik yang jatuh ke laut. Untuk itu, sisa limbah plastik tersebut berceceran di alam, entah ditimbun atau masuk ke laut.
Vokalis band Navicula Gede Robi. Dok. The Body Shop Indonesia
"Peneliti dari Universitas Udayana juga memperoleh hasil riset bahwa garam sudah terkontaminasi oleh mikroplastik," ujar Robi. Ada pula tes feses manusia yang menunjukkan terkandung unsur mikroplastik hingga 10 mikrogram. "Angka ini cukup besar."
LAURENSIA FAYOLA
Baca juga:
Coba Tantangan 30 Hari Ramah Lingkungan, Lakukan Kegiatan Berikut