TEMPO.CO, Jakarta - Film Tak Ada yang Gila di Kota Ini berpartisipasi dalam Jakarta Metaverse. Melalui film pendek ini, Rekata Studio ingin memberikan dukungan nyatanya terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Jakarta.
Jakarta Metaverse merupakan gerakan yang diinisiasi oleh Komite Ekraf Jakarta (KE Jakarta) sebagai wadah kolaborasi antar subsektor ekonomi kreatif yang mendorong terjadinya konvergensi antara kreativitas dan ekonomi baru. Salah satu programnya adalah Jakarta Metaverse NFT Gallery (JMNG), yaitu sebuah etalase virtual karya digital para pelaku ekonomi kreatif di Jakarta yang diabadikan dengan teknologi Blockchain dalam format NFT (Non-Fungible Token), sehingga bisa diperjualbelikan oleh masyarakat.
NFT dapat berupa gambar, foto, video, ataupun dokumen digital yang penggunaannya meluas ke ranah sertifikat digital atau bukti kepemilikan (provenance) terhadap suatu aset fisik. Rekata Studio menawarkan beberapa aset digital dari film Tak Ada yang Gila di Kota Ini, antara lain poster, skenario, slate shot pertama, slate shot terakhir, dan storyboard (shot list). Hasil penjualan NFT ini akan didistribusikan untuk amal kepada para pelaku ekonomi kreatif dari sektor-sektor yang terdampak pandemi.
Tak Ada yang Gila di Kota Ini merupakan film pendek karya sutradara Wregas Bhanuteja yang diproduksi oleh Rekata Studio tahun 2019. Film pendek ini berhasil memenangkan Piala Citra Festival Film Indonesia atau FFI 2019 dalam kategori Film Pendek Terbaik dan masuk kompetisi di SUNDANCE Film Festival 2020. Film Tak Ada yang Gila di Kota Ini diadaptasi dari cerpen berjudul sama karya Eka Kurniawan yang termuat dalam buku kumpulan cerpen Cinta Tak Ada Mati terbitan Gramedia Pustaka Utama pada 2018.
Bersama Komite Ekonomi Kreatif Jakarta, keterlibatan Rekata Studio dalam Jakarta Metaverse NFT Gallery ini diharapkan dapat menerobos batas, menciptakan kebaruan, dan mendisrupsi cara berpikir para pelaku ekonomi kreatif. Produser dari Rekata Studio, Adi Ekatama ingin semakin bisa mendekatkan karya-karyanya dengan publik melalui pemanfaatan NFT ini.
“Apalagi di event Jakarta Metaverse ini, hasil dari pemanfaatan NFT yang akan kami ikuti adalah untuk tujuan amal, yang mana mudah-mudahan dapat semakin menginspirasi lebih banyak orang untuk membantu sesama yang terdampak karena pandemi saat ini,” kata Adi Ekatama dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Senin, 13 September 2021.
Pameran pertama Jakarta Metaverse NFT Gallery akan dibuka untuk umum sejak 29 Agustus 2021 hingga 29 September 2021 dan bisa diakses lewat tautan jakartametaverse.id/nft.
Bergabungnya Rekata Studio dengan filmnya, Tak Ada yang Gila di Kota Ini disambut baik oleh Jakarta Metaverse NFT Gallery (JMNG) yang diwakili oleh Sunny Gho sebagai kurator pameran JMNG yang pertama ini. “Sebuah kehormatan untuk bisa mewujudkan bagian-bagian film Tak Ada yang Gila di Kota Ini dalam bentuk NFT dan memperlihatkan luasnya kemungkinan eksplorasi dari format NFT ini," kata Sunny.
Baca juga: Penyalin Cahaya Tayang dan Berkompetisi di Busan International Film Festival