TEMPO.CO, Jakarta - Kemenangan film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas di ajang Festival Film Locarno membuat Edwin sang sutradara merasa dihargai. Film yang memenangkan Golden Leopard ini dianggap bisa bersaing di kancah Internasional.
Dalam festival tertua yang berlangsung di Swiss pada Sabtu, 14 Agustus 2021, film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas memenangkan penghargaan utama. Penerima penghargaan di salah satu festival film tertua di dunia ini biasanya menjadi tolok ukur pemenang Piala Oscar tahun berikutnya. “Kemenangan buat saya, menyenangkan dan merasa dihargai. Hadir di festival itu aja kemenangan luar biasa, apa yang kita kerjakan bisa ditonton dengan benar,” ujar Edwin dalam acara ramah tamah virtual dengan media pada Jumat, 20 Agustus 2021.
Menurut Edwin, kedatangan tim Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ke Locarno bukan untuk mengejar hadiah. Mereka berusaha memaksimalkan keberuntungan luar biasa, energi, semangat dan motivasi. “Mudah-mudahan buat kami sendiri bisa punya daya tahan yang lebih kuat lagi, berbagi dengan penonton Indonesia, merayakan sinema Indonesia bersama-sama,” paparnya.
Sementara Meiske Taurusia dari Palari Films menyebutkan kemenangan ini menunjukkan bahwa film Indonesia punya daya saing. Selain itu, menurut Meiske, kemenangan ini juga menunjukkan film Indonesia tidak kalah soal ide dan kreatifitas. “Kerjasama internasional yang penting sebagai sebuah upaya untuk menantang diri kita sendiri. Kita berdaya saing, ide, artistik, kreatifitas dan kompeten di mata internasional,” papar Meiske.
Nantinya film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, akan dibawa ke program Festival Film Internasional Toronto 2021. Festival Film Toronto sendiri akan diadakan pada 9-18 September 2021. Saat ini tim Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas sedang menunggu kepastian soal pemberangkatan. “Premiere tempat yang penting untuk kick off si film, kita masih touring sampai akhir tahun, momen untuk bener-bener berkeliling dari satu festival lain sambil menggiring distributor internasional,” paparnya.
Meiske mengatakan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kebudayan, Kemdikbud Ristek memberikan dukungan terhadap film ini. Untuk pertama kalinya, menurut Meiske, film Indonesia mendapat dana hibah kesenian yang tujuannya untuk distribusi internasional. “Kita bergembira, pemerintah juga gembira. Pertama kali bikin program hibah dan berhasil dan itu sebuah langkah yang baik dan semoga program pendukungan ini semakin exist ke depan,” imbuhnya.
Sementara untuk keikutsertaan film ini di Oscar, Meiske meminta media untuk bertanya langsung pada Komite Seleksi Oscar Indonesia. Pihak Palari Films, menurut Meiske tidak bisa tiba-tiba mengajukan filmnya untuk diikutsertakan dalam seleksi. “Harus nanya ke sana, mereka yang paling tahu. Bukan tiba-tiba kita yang mengajukan,” papar Meiske.
Dengan panjangnya agenda film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas di kancah festival, itu berarti penggemar film Indonesia harus menunggu film ini sampai di Tanah Air. Pihak Palari Films sendiri, menurut Meiske menyadari konsekuensi dari sebuah film yang berkiprah di internasional. “Sementara memang kami prioritaskan ke luar negeri dahulu. Semoga dengan membaca baik liputan dan review film dari media Internasional, maka rasa penasaran makin memuncak dan pas hingga saat bioskop nanti buka,” tambahnya.
DEWI RETNO
Baca juga: Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Menang Golden Leopard di Locarno