TEMPO.CO, Jakarta - Husein Mutahar yang bernama asli Al Habib Muhammad bin Husein al Mutahar ssalah satu tokoh penting perjuangan bangsa Indonesia, terutama saat penyelamatan sang saka merah putih saat agresi militer Belanda kedua.
Selain menjadi orang kepercayaan Sukarno dan Hatta, Husein Mutahar dikenal pula melalui lagu-lagu ciptaannya yang membangkitkan semangat nasionalisme. Bagi orang-orang yang mengenyam Pendidikan dasar dan menengah, tentu tidak asing dengan Himne Syukur.
Himne Syukur merupakan salah satu himne yang diciptakan oleh Husein Mutahar pada 1944 dan di dalamnya terkandung sebuah lirik yang mengandung kesyahduan dan dapat membangkitkan rasa cinta Tanah Air. Himne ini semakin populer selepas Proklamasi Kemerdekaan karena menujukkan rasa syukur bangsa ini yang berhasil lepas dari jerat penjajahan dan akan menentukan nasibnya sendiri.
Hal unik dari Himne Syukur adalah lagu ini diciptakan Ketika Mutahar sedang berada di toilet Hotel Garuda, Malioboro, Yogyakarta. Saat itu, ia sekamar dengan Hoegeng dan Hoegeng membantu Mutahar mencarikan secaik kertas untuk menuliskan ide Mutahar mengenali Himne Syukur.
Selain itu, Mutahar juga dikenal dengan lagunya yaitu Hari Merdeka. Lagu ini diciptakan pada 1946. Lagu Hari Merdeka hingga saat ini terus berkumandang di berbagai tempat saat Indonesia akan merayakan kemerdekaannya. selain lagu perjuangan Husein Mutahar juga menciptakan beberapa lahgu anak-anak antara lain Gembira, Tepuk Tangan Silang-silang, Mari Tepuk, Slamatlah, Jangan Putus Asa, Saat Berpisah, dan Hymne Pramuka.
Perjalanan Husein Mutahar dengan nada dan syairnya mampu membangkitkan nasionalisme khususnya para pemuda saat itu, ini membuktikan bahwa musik juga berperan dalam masa perjuangan bangsa ini. Kepiawaian Husein Mutahar menggubah lagu, seringkali disejajarkan dengan WR Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya.
EIBEN HEIZIER
Baca: Husein Mutahar Penyelamat Sang Saka Merah Putih Saat Agresi Militer Belanda