TEMPO.CO, Jakarta - Saat membicarakan The Beatles, banyak orang akan membicarakan John Lennon dengan pemikirannya tentang perang dan cinta damai, George Harrison dengan musikalitasnya yang mumpuni, atau Paul McCartney dengan inovasinya dalam memimpin The Beatless. Jarang orang membicarakan Ringo Starr. Bagi, sebagian orang Ringgo Starr hanyalah seorang pelengkap dalam The Beatless dan ia seringkali disebut oleh media-media musik sebagai anggota Beatles terburuk.
Ringo Starr yang terlahir dengan nama Richard Starkey dianggap oleh kritikus musik hingga fans The Beatles sebagai salah satu kegagalan yang pernah dilakukan oleh The Beatles. Meskipun begitu, gitaris The Beatles, George Harrison, menyebutkan bahwa Ringo Starr merupakn seorang yang mumpuni dalam bidangnya. Selain itu, Todd Rundgren, personil band All-Starr, mengatakan bahwa Ringo mampu bermain drum secara santai dan terdengar sangat alami.
Ringo Starr lahir di kota pelabuhan Liverpool pada 7 Juli 1940. Sejak kecil, ia hidup dengan orangtua tiri karena orangtuanya bercerai saat ia masih berumur tiga tahun. Masa kecilnya dihabiskan dengan bolak-balik ke rumah sakit karena ia mengidap radang paru-paru sampai usus buntu. Ringo kecil dan tumbuh dalam dunia yang penuh kesulitan dan penderitaan. Bahkan, Ringo harus tinggal di rumah sakit anak-anak selama 12 bulan untuk memulihkan kesehatannya dan ini membuatnya harus tertinggal jauh dalam dunia akademik.
Setelah keluar dari rumah sakit anak-anak, Ringo didiagnosis menderita TBC dan memaksanya untuk tinggal di sanatorium selama dua tahun. Di sanatorium ini, Ringo pertama kali mengenal musik. Pada awalnya, Ringo memainkan perkusi dengan menggunakan sebuah palu kayu dan hal ini yang membuatnya tertarik untuk menjadi drummer.
Setelah menghabiskan waktu selama dua tahun di Sanatorium, Ringo akhirnya keluar dan ia memutuskan untuk tidak bersekolah karena merasa sudah tertinggal jauh dan ia memilih untuk bekerja. Ringo mengambil beberapa pekerjaan, salah satunya ia menjadi pengantar pesan pada perusahaan British Railways yang secara finansial tentu tidak menguntungkan.
Pada ahir 1959, Ringo memperoleh drum pertamanya dan segera bergabung dengan Ed Clayton Skiffle Group dan tak berselang lama ia keluar dan bergabung bersama Rory Storm and the Hurricane. Bergabungnya Ringo ke dalam Rory Storm and the Hurricane membuka jalan bagi karir musiknya yang lebih baik. Saat Ringo tampil di Hamburg, ia bertemu dengan John Lennon, Paul McCartney, dan Harrison. Ketiganya terkesima dengan aksi dari Ringo dan akhirnya pada 1962, Ringo bergabung the Beatles menggantikan Pete Best.
Bergabung bersama The Beatles, membuat Ringo mengecap popularitas dan menjadi buruan banyak media. Namun, pada 1970, Ringo harus berpisah dengan The Beatles karena berbagai faktor, seperti dominasi dari Paul McCartney, meninggalnya Brian Epstein, dan perbedaan visi dan selera musik, serta egoisme dari para personil The Beatles yang semakin tinggi dan sulit dikendalikan.
Sosok Ringo Starr yang seringkali dianggap sebagai pelengkap, beruntung, dan tidak memiliki andil dalam The Beatles harus segera diakhiri. Suka tidak suka, Ringo memiliki pengaruh yang begitu dahsyat dalam The Beatles dan Ringo berhasil membuat nama The Beatles terus dikenang hingga saat ini.
Penabuh drum dari Ringo Starr permainannya memang tidak terlalu atraktif dan semenarik John Bonzo, tidak sebrutal Keith Moon, dan tidak seperti Ginger Baker. Namun, Ringo Starr adalah sebuah kepingan yang hilang dari The Beatles dan ia merupakan salah satu orang yang tidak egois dalam The Beatles.
EIBEN HEIZIER
Baca: Ringo Starr, Kakek 75 Tahun yang Ogah Berhenti Gebuk Drum