TEMPO.CO, Jakarta - KH Mustofa Bisri atau Gus Mus meminta pemerintah segera menarik rem darurat atas pelonjakan kasus Covid-19. Ia berharap pemerintah tegas seperti yang diimbau banyak kalangan untuk segera menarik rem darurat demi menekan laju penularan Covid-19.
"Pemerintah harus bertindak tegas untuk menanggulangi masalah ini. Jangan ditunda-tunda, ini prioritas. Apakah mau membatasi atau apa namanya kegiatan masyarakat," katanya dalam video yang diunggah di akun Instagramnya, Senin, 21 Juni 2021.
Menurut mantan Rais Aam Syuriah Nahdlatul Ulama ini, pelonjakan kasus penularan virus corona seusai libur Lebaran lalu tak boleh disepelekan. Saat ini, terjadi peningkatan yang luar biasa kasus positif Covid-19. Kemarin, pemerintah mengabarkan, total kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah tembus dua juta orang.
"Sering kali kita membaca innalilahi wainna ilaihi roji'un, guru kita, kiai kita, kawan kita, saudara kita, family kita, wafat dan kebanyakan dari mereka karena virus Corona," kata Gus Mus.
Penyair yang juga pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin Leteh Rembang, Jateng, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) membacakan puisi saat acara 'Doa untuk Palestina' di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, 24 Agustus 2017. ANTARA FOTO
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang ini menjelaskan, pandemi Covid-19 adalah musibah kemanusian yang dirasakan di seluruh dunia. Musibah ini, kata dia, bukan lagi musibah perorangan, kelompok, partai, negeri, daerah, etnis, agama tapi manusia secara keseluruhan. "Mungkin Allah Ta'ala ingin memberikan pelajaran yang besar terhadap semua manusia," katanya.
Musibah ini, misalnya berimbas terhadap kebijakan haji pemerintah Arab Saudi dan membikin umat Islam gundah. Rumah sakit dan shelter di desa hingga kabupaten yang penuh, tenaga medis yang mengalami kelelahan mengurus pandemi selama 1,5 tahun ini juga merupakan dampak dari pandemi. "Ini seperti yang saya katakan bahwa ini adalah musibah kemanusian," ujarnya.
Karenanya, kata Gus Mus, dengan asas Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, masyarakat Indonesia harus mengesampingkan persoalan lain seperti politik, ekonomi, dan lainnya. "Kita harus prioritaskan ini dulu, bagaimana menekan laju penularan sehingga kita bisa berbuat yang lain," ujar mertua tokoh Islam, Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil itu.
Sahabat Gus Dur ini juga meminta kepada tokoh-tokoh masyarakat agar membantu menjelaskan dan mensosialiasikan kepada masyarakat yang masih belum paham dan menganggap Covid itu tidak ada. "Beri penjelasan yang sepaham-pahamnya. Kepada yang sudah bosan memakai masker kita imbau bersabar demi kepentingan bersama bukan kepentingan masing-masing. Jadi kita diuji tentang rasa kesetiakawanan."
Gus Mus menekankan, menaati protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, tidak berkerumun, dan membatasi kegiatan untuk kepentingan sesama bukan hanya untuk kepentingan sendiri harus selalu dilakukan. "Kita ini dituntut untuk lebih peduli kepada sesama," ucapnya.
Terakhir, kata Gus Mus, ia mengajak masyarakat agar tak lelah berhenti memohon kepada Tuhan agar pandemi ini segera berlalu. "Mari kita beristigfar, siapa tahu pengampunan Allah dapat mengembalikan rahmat-Nya kepada kita. Ya Allah, sudah ya Allah, hentikan, sirnakanlah wabah ini dari muka bumi ini, kami bertobat," kata dia.
#JagaJarak #CuciTangan #PakaiMasker
Baca juga: Pesan Gus Mus agar Ulama Hadirkan Akhlak Nabi Muhammad