TEMPO.CO, Jakarta - Living is easy with eyes closed, kata John Lennon dalam lagu Strawberry Fields Forever. Album Jelajah dari Soleluna seperti mengajak pendengar musik mempraktikkan sepenggal lirik yang ditulis Lennon ketika pembuatan film black comedy How I Won the War itu. Lupakan sejenak hiruk pikuk gempuran informasi yang bergegas di media sosial. Coba sepintas merenung dan membebaskan pikiran dari kalut di masa pagebluk.
"Kami berharap album ini bisa menemani Anda merefleksikan kondisi saat ini yang penuh ketidakpastian dan juga sebagai sedikit pelipur lara pada masa-masa sulit dalam sejarah umat manusia," tulis Soleluna di akun Instagram resmi mereka untuk menandai peluncuran album Jelajah 4 April 2021.
Soleluna, yang berarti matahari dan bulan, adalah Randy Rajavi pada gitar dan Iqbal Abdi di belakang musik elektronic programming. Duo Randy-Iqbal menyebut musik yang mereka bawakan ambient atau dream pop. Duet yang terbentuk sekitar 2015 ini menyuguhkan repertoar minim kata dengan mengandalkan musik instrumental untuk memikat pendengar. Soleluna meneruskan eksplorasi yang selama ini dilakukan Brian Eno, Explosion in The Sky, Mogwai, hingga Sigur Ros.
Randy dan Iqbal berasal dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kota yang mungkin bukan menjadi episentrum industri musik di Indonesia seperti Jakarta atau Bandung. Tapi itu bukan berarti Anda bisa memandang sebelah mata pada musisi-musisi dari kota yang dulunya bernama Ujung Pandang ini. Sebut saja Theory of Discoustic yang merebut Album Terbaik Pilihan Tempo 2018 lewat La Marupe atau Melismatis yang punya nama harum di kalangan pecinta musik indie pop.
Soleluna menawarkan lima track yang terangkum dalam Jelajah. Masing-masing Jelajah, Nebula, New Ripple, Sky Fall, dan Ringkih. Track-track tersebut seakan disusun runut sebagai panduan bagi pendengar agar bisa menjelajah total.
Track pertama yang juga dipilih sebagai judul album adalah Jelajah. Jelajah disisipi monolog astrofisikawan Carl Sagan. Ilmuwan Amerika Serikat ini bercerita soal hikayat penjelajahan manusia yang juga menjadi semacam prolog album. Dalam diskusi peluncuran 5 Juni lalu, Randy mengatakan Jelajah dipilih sebagai track pembuka karena cocok untuk mengantarkan pendengar ke dalam pengembaraan musikal album rilisan Elevation Records ini. Randy juga menganggap track Jelajah sebagai benang merah dari album yang rilis dalam bentuk CD dan kaset ini.
Saat penggarapan Jelajah, Randy mengatakan menutup mata lalu melepas imajinasinya tentang alam semesta. Sambil berkontemplasi, dia memetik gitar mencari notasi yang pas hingga lahir materi dasar Jelajah.
Sedangkan track Nebula yang berdurasi 4 menit 54 detik menjadi salah satu bukti kepiawaian Randy membuat komposisi gitar yang melankolis dan elegan. Bunyi petikan gitar tampil dominan sebelum akhirnya ditemani dentuman drum menjelang menit pertama. Suara perpindahan tangan Randy saat berganti chords membuat komposisi ini terasa tetap membumi, meski dibaluri suara yang membawa pendengar seperti berada di luar angkasa.
Jika Randy menganggap suara gitar sebagai representasi manusia, maka musik elektronik yang dihasilkan Iqbal menjadi lanskap atmosferik yang menjadi latar perjalanan. Nebula ditutup dengan kocokan gitar tipis yang sayup-sayup mengantarkan ke akhir petualangan.
Nebula yang tersaji di Jelajah sedikit berbeda dengan versi awal saat Randy dan Iqbal masih memakai nama Soleluna featuring Myxomata (proyek musik Iqbal). Dari soundcloud milik Myxomata yang diunggah 5 tahun lalu, Nebula tersajikan dengan tempo yang lebih cepat dengan durasi 4 menit 40 detik.
Catatan juga untuk track New Ripple. Komposisi berdurasi 4 menit 5 detik ini seperti ingin menyuguhkan suara-suara luar angkasa. Tapi senandung yang dimasukkan di dalamnya justru membuat New Ripple terdengar seperti soundtrack lagu film anak-anak. Track ini juga seperti berakhir dengan terburu-buru. Seperti sebuah kapal luar angkasa yang mengalami kecelakaan sebelum mendarat.
Adapun Ringkih, menurut Randy, menceritakan ihwal kondisi manusia di era pandemi Covid-19. Bagaimana ketakberdayaan manusia pada masa-masa pagebluk. Tapi, kata Randy, pada akhirnya manusia selalu bisa bertahan pada masa-masa sulit.
Randy membuka peluang bagi pendengar untuk menginterpretasikan musik Jelajah sesuai dengan latar belakang masing-masing. Seperti lirik lagu Strawberry Fields Forever, "Living is easy with eyes closed, Misunderstanding all you see."