Selama dua malam itu, mereka menyuguhkan keunikan masing-masing lewat khazanah gerak, benda, dan lambang dari kampung halaman hingga tari jalanan dari benua seberang. Fitri Setyaningsih akan mementaskan nomor berjudul Sabana Grande. Itu bermakna sebagai lembah besar tetapi juga semacam "selimut besar" dari gerak yang menyatukan alam di luar tubuh dan tidur di dalam tubuh kita.
Lalu Hanny Herlina akan mempersembahkan Sinjang. Ia mengolah gerak yang didasari semangat tari ronggeng dan hidup penari ronggeng di tengah hingar-bingar dunia modern.
Kemudian Hartati dengan karya terbarunya Dua Kutub. Ini sebuah penjelajahan tentang pertautan dan tarik-menarik antara energi feminin dan maskulin dalam diri manusia dan perwujudannya kerap mengejutkan dalam hidup sehari-hari.
Sedangkan Indra Zubir, hadir dalam karya rangkap bertajuk Paradoks & Bintang Pagi. Sebuah dunia yang bergerak dari ketiba-tibaan dan perubahan yang serba-cepat menuju semacam permenungan yang mengambil jarak dari hiruk-pikuk sekitar dan menghampiri keluasan yang tak tepernamai. AGUSLIA HIDAYAH