TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Hannah Al Rashid mengajak insan perfilman Indonesia menciptakan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari kekerasan. Ia bersama para perempuan yang bekerja di industri perfilman Indonesia seperti sutradara Gina S. Noer, Adinia Wirasti, Meira Anastasia, Ario Bayu, dan Ernest Prakasa membuat video kampanye penghapusan pelecehan yang masih kerap terjadi di lingkungan kerja perfilman.
Video itu diunggah dengan memanfaatkan Hari Film Nasional yang diperingati tiap tanggal 30 Maret. Video yang dibuat dalam bentuk kartun berdasarkan kisah nyata yang dialami para aktris di lokasi syuting dan diunggah di akun Instagram para pembuat film ini pada Selasa, 30 Maret 2021.
"Ada tiga hal yang katanya paling penting dalam perjalanan seorang aktor, kerja kerjas, kesempatan, dan keberuntungan. Hari ini gue punya tiga-tiganya," terdengar narator yang memerankan diri sebagai aktris sekaligus korban dalam aksi pelecehan seksual di lokasi syuting.
Baca juga: Pelecehan di Lokasi Syuting, Hannah Al Rashid Ajak Berani Bicara
Alih-alih beruntung, korban justru mengalami kekerasan seksual dari orang yang berkuasa. Korban yang terintimidasi, ketakutan mengungkapkan penderitaan yang dialaminya.
Abimana Aryasatya, Hannah Al Rashid, dan Rizky Nazar di serial Serigala Terakhir. (Dok. Vidio)
"Di tengah majunya industri perfilman Indonesia, ternyata mengganjal satu hal yang segera dituntaskan, yaitu berbagai kasus pelecehan yang masih sering terjadi di lingkungan kerja perfilman," demikian keterangan pada unggahan video film kartun itu.
Hannah Al Rashid menuturkan, sudah saatnya masyarakat mendukung upaya untuk ciptakan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari kekerasan. Di video itu, Hannah mengajak untuk korban kekerasan untuk berani berbicara dan tidak membiarkan kekerasan itu didiamkan dan dianggap biasa.
"Baik di industri perfilman, maupun di industri lainnya. Yuk kita sama-sama berpihak pada korban dan bantu mereka bangkit dan pulih," tulis Hannah dengan menautkan link di http://kitabisa.com/kawanpuan.
Baca juga: Sutradara Gina S. Noer Siap Garap Serial tentang Poligami
Di video itu, juga ditampilkan sosok sutradara Gina S. Noer menuturkan, dalam sebuah kerja sama, seseorang bisa menjadi korban atau pelaku, karena ada ketimpangan relasi kuasa. Sering juga, kekerasan itu tak disadari lantaran belum banyak orang memahami apa itu pelecehan seksual.
"Ini semua harus berubah, tiap orang berhak mendapatkan perlakuan yang setara," kata sutradara Dua Garis Biru itu. Gina mengajak sebelum melakukan kerja sama, ada pasal pelecehan dan bullying di dalam kontrak itu. "Kita juga harus mengedukasi tentang definisi pelecehan seksual dan bullying," katanya.
Gina menuturkan, produser harus menyediakan hotline yang siap menampung pengaduan untuk orang yang melihat kekerasan itu atau mengalaminya sendiri. Berikutnya, Gina mengajak sebelum ditandatangani kontrak, setiap pihak menandatangani pakta integritas yang akan menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan.
Unggahan Hannah ini juga diunggah di akun Instagram Ernest Prakasa. Hannah mengungkapkan apresiasinya kepada sutradara film Imperfect itu. "Terima kasih banyak sudah menyumbangkan suara dan dukunganmu, bro," tulis Hannah Al Rashid.
Selama ini, Hannah Al Rashid kencang menyuarakan tentang lokasi syuting yang aman dan nyaman. Dalam aksi memperingati Hari Perempuan Internasional beberapa waktu lalu, Hannah mengatakan lokasi syuting yang paling ideal jika memenuhi kriteria tidak ada nyamuk dan kecoa, serta tidak ada pria yang tangannya ke mana-mana.