TEMPO.CO, Jakarta - Pegiat hak asasi manusia Usman Hamid tegang ketika mendadak harus memberikan pidato. Bukan pidato hukum yang akan dia sampaikan melainkan ceramah atau khotbah salat Jumat.
Usman Hamid terpaksa menulis naskah khotbah dalam waktu yang sempit karena Kiai Wawan Gunawan Abdul Wahid yang semestinya bertugas sebagai khatib salat Jumat virtual pada 12 Maret 2021, tak dapat hadir karena sakit. Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia itu sejatinya hanya menjadi pewara dalam rangkaian ibadah lewat konferensi video Zoom itu.
Saat itu, tema yang diusung adalah Pembebasan Perempuan ala Al-Qur'an. Khotbah dadakan itu sempat membuat Usman Hamid terlambat membuka rangkaian salat Jumat. "Sebenarnya saya panik," kata Usman Hamid melalui pesan WhatsApp, Rabu, 17 Maret 2021.
Dia berusaha menghubungi sejumlah kiai untuk menggantikan Kiai Wawan Gunawan Abdul Wahid, namun tiada yang bisa. Bahkan ada kiai yang tidak berani memberikan khotbah secara virtual dengan berbagai alasan. "Padahal Tuhan Maha Virtual," kata pria 44 tahun itu.
Usman Hamid memperlihatkan raut wajah serius selama berkhotbah. Suaranya fasih melafalkan ayat-ayat Al-Quran di antaranya surah An-Nisa dan penggalan tafsir Al-Tabari maupun Muhammad Abduh tentang kepemimpinan perempuan.
Seusai berkhotbah, menurut Usman Hamid, ada panitia salat Jumat yang mengatakan kalau raut wajahnya begitu tegang. Usman Hamid rutin menjadi pewara sejak Public Virtue Research Institute menggelar salat Jumat virtual mulai 5 Maret 2021.
Salat Jumat virtual rencananya diadakan selama pandemi Covid-19, terutama saat kluster penularan di rumah ibadah atau kegiatan ibadah masih tinggi. Salat Jumat virtual ini, menurut Usman Hamid, sekaligus menjadi wadah silaturahmi para aktivis yang terkotak-kotak pasca-pemilu presiden dan forum belajar bagi generasi baru aktivis.
Baca juga:
Kritik Badge Award ala Bareskrim, Usman Hamid: Harusnya Revisi UU ITE Prioritas