Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Dewan Juri Memilih 6 Sastrawan Pemenang Hadiah Sastra Rancage 2021

image-gnews
Buku novel berjudul Sasalad karya Dadan Sutisna yang meraih penghargaan Hadiah Sastra Rancage 2021 untuk sastra Sunda.(Dok. Pustaka Jaya)
Buku novel berjudul Sasalad karya Dadan Sutisna yang meraih penghargaan Hadiah Sastra Rancage 2021 untuk sastra Sunda.(Dok. Pustaka Jaya)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan juri Hadiah Sastra Rancage 2021 atau ke-33 menilai puluhan buku sastra daerah terbitan 2020 yang berbahasa Sunda, Jawa, Bali, Lampung, dan Madura. Karya terbaik dipilih sebagai pemenang sesuai bahasa ibu. Hasil penilaiannya dibeberkan dalam keputusan pemberian penghargaan.

Dari 23 judul buku sastra Sunda, juri menilai 18 kitab sesuai persyaratan. Setelah mengerucut pada empat judul, penghargaan untuk sastra Sunda ditetapkan untuk Dadan Sutisna dengan novel berjudul Sasalad. “Saya dan Tedi Muhtadian yang menilai sastra Sunda,” kata Hawe Setiawan, Ahad, 1 Februari 2021.

Menurutnya, Dadan mampu menjalin berbagai gaya, sumber penciptaan, dengan detil informasi yang dibantu teknologi digital. Bentangan masa lalu pada novelnya membuka luas cakrawala sosial politik di Tatar Sunda pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. “Bentangan itu memungkinkan novel ini menjadi kritik, paling tidak sebuah perbandingan kelam atas carut-marutnya penanganan wabah yang mematikan,” kata Hawe.

Pada seksi sastra Jawa, duo juri yaitu Sri Widati Pradopo dan Dhanu Priyo Prabowo mendapat kejutan dari kiriman dua buku bahasa Jawa dialek Indramayu karya Supali Kasim. Antologi puisinya yang berjudul Sawiji Dina Sawiji Mangsa akhirnya ditetapkan sebagai pemenang.

Baca juga: Hadiah Sastra Rancage 2021 Dibagikan ke 6 Sastrawan Daerah

Sebuah buku lain karya guru sekolah itu juga antologi berisi cerita-cerita lucu yang berjudul Kalesan Daslam, Crita Guyon Dermayon. Dua karya itu dinilai cukup bagus, membangun keseimbangan antara keindahan seni dan kegunaannya membangun jiwa.

Di ranah sastra Bali, juri I Nyoman Darma Putra menimbang 10 judul buku. Karya terbaik untuk mendapat penghargaan yaitu kumpulan cerita pendek berjudul Nglekadang Meme (Melahirkan Ibu) karya Komang Berata. Memuat 11 kisah, tema-temanya dinilai menarik dengan alur campuran maju-mundur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berata menghadirkan seorang tokoh di semua cerita walau kisahnya tidak saling terkait. Deskripsi ceritanya banyak diselingi pepatah Bali yang sudah jarang dipakai dalam percakapan keseharian. “Diperlukan perhatian yang sangat fokus untuk memahami narasi dengan gaya bahasa yang simbolik, rada halus, kadang berat yang merupakan ciri khas gaya bahasa Bali Timur.”

Juri sastra Lampung Farida Aryani menilai tiga buku yang semuanya kumpulan atau antologi puisi. Pemenangnya Elly Dharmawanti dengan judul karya Dang Miwang Niku Ading. Bertema kasih sayang di lingkup keluarga, konteksnya terhubung dengan situasi pandemi.

Sementara karya pemenang sastra Madura, yaitu buku kumpulan puisi berjudul Sagara Aeng Mata Ojan karya Lukman Hakim AG dinilai menonjol dibandingkan 4 buku lain. Juri D. Zawawi Imron menilai penggunaan seperti diksi dan metafora menggambarkan orang Madura yang bersahaja tanpa kekerasan.

Sementara Hadiah Samsudi untuk penghargaan bagi cerita anak-anak diberikan kepada Risnawati sebagai kandidat tunggal kali ini. Buku karyanya berjudul Pelesir ka Basisir (Berwisata ke Pesisir).

Hadiah Sastra Rancagé diumumkan oleh Yayasan Kebudayaan Rancagé pada 31 Januari lalu mengumumkan enam sastrawan pemenang bahasa ibu. Penghargaan diberikan tanpa kehadiran penggagas acara yaitu Ajip Rosidi yang telah berpulang. 

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah 3 Pihak yang Mengirim Amicus Curiae ke MK terkait Sengketa Pilpres 2024

15 hari lalu

Perwakilan dari tiga ratus guru besar, akademisi dan masyarakat sipil, Sulistyowari Iriani (kanan) dan Ubedilah Badrun memberikan keterangan pers saat menyampaikan berkas Amicus Curiae terkait kasus Perkara Nomor 1/PHPU.PRES/XXII/2024 dan Perkara Nomor 2/PHPU.PRES/XXII/2024 perihal Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 kepada Mahkamah Konstitusi (MK) di Gedung 2 MK, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Subekti
Inilah 3 Pihak yang Mengirim Amicus Curiae ke MK terkait Sengketa Pilpres 2024

Masyarakat sipil, akademisi, hingga sastrawan tercatat telah mengirim Amicus Curiae ke MK terkait sidang sengketa pilpres 2024.


Sastrawan Yudhistira Massardi Berpulang, Berikut Karya dan Penghargaan Sepanjang Kariernya

15 hari lalu

Makam sastrawan Yudhistira Massardi di TPU Pedurenan, Bantar Gebang, Bekasi, Rabu, 3 April 2024. Foto: Istimewa
Sastrawan Yudhistira Massardi Berpulang, Berikut Karya dan Penghargaan Sepanjang Kariernya

Sastrawan Yudhistira Massardi meninggal dalam usia 70 tahun pada Selasa 2 April 2024 di RSUD Bekasi. Ini karya dan penghargaan yang diterimanya.


Cerita Istri Yudhistira ANM Massardi Sebelum Meninggal: Terima Kasih Sudah Berjuang Sejauh Ini

16 hari lalu

Yudhistira ANM Massardi. Foto: Instagram Siska Massardi.
Cerita Istri Yudhistira ANM Massardi Sebelum Meninggal: Terima Kasih Sudah Berjuang Sejauh Ini

Siska mengungkapkan perjuangan suaminya, Yudhistira ANM Massardi yang tidak mudah saat melawan sakit yang dideritanya itu.


Jenazah Yudhistira ANM Massardi akan Dimakamkan di TPU Pedurenan Kota Bekasi

16 hari lalu

Yudhistira ANM Massardi. Foto: Instagram/@yudhistiramassardi_
Jenazah Yudhistira ANM Massardi akan Dimakamkan di TPU Pedurenan Kota Bekasi

Saudara kembar Yudhistira ANM Massardi, Noorca Marendra Massardi menjelaskan, jenazah penulis novel Arjuna Mencari Cinta itu akan dimakamkan pagi ini.


Sastrawan Yudhistira ANM Massardi Meninggal dalam Usia 70 Tahun

16 hari lalu

Yudhistira ANM Massardi. Foto: Instagram/@yudhistiramassardi_
Sastrawan Yudhistira ANM Massardi Meninggal dalam Usia 70 Tahun

Sastrawan Yudhistira ANM Massardi yang juga merupakan ayah dari musisi Iga Massardi, meninggal pada 2 April 2024 di RSUD Bekasi.


Jurnalis dan Novelis Senior, Parakitri T. Simbolon Meninggal dalam Usia 76 Tahun

25 hari lalu

Jurnalis dan novelis senior, Parakitri T. Simbolon meninggal dalam usia 76 tahun pada Ahad, 24 Maret 2024. Dok. Istimewa
Jurnalis dan Novelis Senior, Parakitri T. Simbolon Meninggal dalam Usia 76 Tahun

Jurnalis sekaligus novelis senior, Parakitri T. Simbolon meninggal dalam usia 76 tahun pada 24 Maret 2024 dan akan dikremasi besok.


Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

29 hari lalu

Sapardi Djoko Damono saat acara Meet and Greet film Hujan Bulan Juni di Jakarta 1 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

Sastrawan Sapardi Djoko Damono lahir di Kampung Baturono, Solo, 20 Maret 1940. Berikut kiprah sang pujangga.


Media Sastra Kita Kini

54 hari lalu

Media Sastra Kita Kini

Kalam, yang sempat berhenti terbit pada 2005, hidup kembali dalam bentuk online. Lahirnya Kalam sebagai respons terhadap makin hilangnya ruang sastra.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

57 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.


Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Budayawan: Selamatkan Bencana Kebudayaan Akut Saat Ini

4 Februari 2024

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Budayawan: Selamatkan Bencana Kebudayaan Akut Saat Ini

Debat capres terakhir, salah satunya mengusung tema kebudayaan. Budayawan Embie C. Noer sebut soal bencana kebudayaan akut, apa maksudnya?