TEMPO.CO, Jakarta - Almarhum Syekh Ali Jaber memiliki pesan semasa masih hidup kepada keluarga, terutama kepada putra sulungya Al Hasan Ali Jaber, yakni tetap selalu menjaga salat dan menjaga ibunya. "Pesannya dari dulu selalu jaga salat, jaga salat, jaga salat, jangan tinggalkan salat karena salat itu tiang agama. Terus jangan lupa jaga ibu dan keluarga," ujar Al Hasan Ali Jaber saat ditemui di rumahnya di Jalan Ade Irma Suryani, Kota Mataram, Kamis 14 Januari 2021.
Al Hasan Ali Jaber mengaku, dirinya dan keluarga mengikhlaskan kepergian Syekh Ali Jaber. Meski demikian, dirinya tidak memiliki firasat apapun terkait meninggalnya sang ayah. "Kalau firasat tidak ada sama sekali," terangnya.
Menurutnya, semasa hidup Syekh Ali Jaber tidak pernah meminta dirinya untuk meneruskan pekerjaan almarhum sebagai seorang pendakwah. Karena pesan almarhum kepada dirinya untuk tetap selalu menjaga salat dan tidak meninggalkan salat. "Belum ada, cuman yang selalu beliau pesan itu jaga salat, karena insya Allah kalau salat lancar maka hidup akan dipermudah, terus jangan lupa mengkhatamkan Alquran," ucap putra sulung Syekh Ali Jaber ini.
Sebelum kembali ke Lombok pada Senin 11 Januari 2021, dirinya lama berada di Jakarta untuk memantau kondisi Syekh Ali Jaber selama dalam perawatan di rumah sakit. "Karena kondisinya beliau terus membaik, saya akhirnya memutuskan pulang, tapi pada Kamis 14 Januari 2021 pagi kami dikabarkan bahwa kondisi Syekh Ali Jaber terus menurun, oksigen turun dan panasnya naik. Tapi meninggalnya Syekh Ali Jaber dalam kondisi negatif COVID-19," katanya.
Terkait pemakaman, Syekh Ali Jaber, pihaknya sepenuhnya menyerahkan yang terbaik, meski semasa hidup Syekh Ali Jaber pernah berpesan ingin dimakamkan di Lombok. "Kalau bisa dimakamkan di Lombok, kami akan usahakan. Tetapi kalau ada halangan dan sesuatu lain hal kita mencari jalan terbaik, informasi terakhir dimakamkan di Jakarta atau Tanggerang," ujarnya.