TEMPO.CO, Jakarta - Ajang pencarian skenario film yang bertajuk Falcon Script Hunt sudah menemukan pemenangnya. Sebanyak tujuh sutradara yang ditunjuk menjadi juri, terdiri dari Rako Prijanto, Ifa Ifansyah, Fajar Bustomi, Danial Rifky, Anggi Umbara, Indra Gunawan, dan Indra Gunawan telah memilih skrip yang menjadi pilihan mereka.
Dari seribu enam ratus naskah yang masuk, Rako Prijanto memilih cerita berjudul Catatan Harian Para Pembohong karya Hidayatullah. Sutradara film Teman Tapi Menikah ini, memilih cerita ini karena tulisannya yang matang.
“Karakter tokohnya jelas, dan berhubungan dengan kehidupan kita. Dan yang pasti bisa di eksekusi menjadi sebuah film. Judulnya menarik dan original banget,” urainya dalam siaran pers yang diterima Tempo, Senin petang, 30 November 2020.
Sutradara lainnya, Anggi Umbara memilih cerita berjudul Balada Sepasang Kekasih Gila karya Hang Gagas. “Ceritanya menarik banget tentang cinta orang gila. Saya suka, karena ini sudut pandangnya beda. Ini drama banget, dan lebih ke sastra sih menurut saya,” ungkap sutradara film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 & 2 ini.
Salah satu juri yang akan memfilmkan naskah pemenang Falcon Script Hunt. Foto: Istimewa| Kwikku.
Sedangkan Ifa Ifansyah, memilih cerita yang berlatar belakang misteri. Setelah membaca, kata dia, ia memilih cerita berjudul The Murderer, karya Refin Palung. "Saya suka cerita bisa dibilang bukan cerita anak-anak, tapi dilihat dari sudut pandang anak-anak. Menurut saya akan ada misterinya, di cerita yang saya pilih ini,” ujarnya.
Lain lagi dengan Fajar Bustomi, yang selalu menggarap film-film drama tak ingin keluar dari zona nyamannya. “Setelah mendapatkan ini, sepertinya saya belum mendapatkan ceritanya seperti ini sebelumnya," katanya. Ia mengaku menyenangi film Teguh Karya yang berjudul Ibunda. "Jadi saya ingin membuat film cerita tentang ibu. Untuk itulah saya memilih cerita berjudul Jangan Ambil Surgaku, karya Ari Kerling,” katanya.
Danial Rifky, sutradara film Haji Backpacker memilih cerita berjudul Katok Mencari Dalang Gusti karya Ayu Puspagathy. “Alasan saya memilih cerita ini karena berlatar tentang Bondowoso. Saya belum pernah kesana, tapi bisa membayangkan bagaimana keunikan hidup masyarakat di sana,” ujarnya.
Juri lainnya, Indra Gunawan memilih cerita yang secara kebetulan pernah ia alami. Ia memilih cerita berjudul Pelangi Tanpa Warna karya Mahfriza Kifani. Menurut Indra, cerita ini dipilih karena pernah ia alami. "Bagaimana orang yang kita cintai kena penyakit. Jadi mengubah keadaan keluarganya,” ungkapnya.
Sutradara film Gila Lo Ndro, Herwin Novianto, memilih naskah berjudul unik, KPR (Kapan Pindah Rumah) yang ditulis Annisa Diandari Putri. ”Menurut saya ceritanya sederhana, tapi mempunyai makna yang bagus. Dan kejadian ini, sepertinya bisa dirasakan oleh kebanyakan masyarakat Indonesia,” kata Herwin.
Selain karyanya dibuat film tujuh pemenang Falcon Script Hunt masing-masing akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 50 juta dari Falcon Pictures sebagai penyelenggara acara ini.