TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 40 koreografer dari berbagai penjuru Tanah Air menampilkan karyanya melalui video yang dipilih oleh seniman asal Korea Selatan Eun Me Ahn. Beberapa karya dan 40 video yang disebut Program 1’59 itu ditayangkan pada Sabtu malam, 7 November 2020 melalui saluran Youtube. Penayangan video tari ini mengiringi pembukaan Indonesian Dance Festival atau IDF 2020. Program 1’59 ini melibatkan para koreografer dari berbagai tempat.
Eun Me Ahn adalah seorang seniman yang dipilih tim kurator yakni Arco Renz (Belgia), Agnesia Linda Mayasari, Nia Agustina, Rebecca Kezia (Indonesia). "Ada dua program dalam Indonesian Dance Festival atau IDF 2020 ini yang kami rasa spesial, yaitu program 1’59 Project Indonesia oleh seniman dari Korea Selatan dan #SKJ2020 dari Gymnastik Emporium dari Yogyakarta," ujar Ratri Anindyajati, Manajer Program IDF2020.zip saat pembukaan di Dia.Lo.Gue yang disiarkan streaming.
Indonesian Dance Festival atau IDF 2020 terselenggara secara daring, meski ada beberapa pertunjukan yang dihelat luring dengan protokol kesehatan yang ketat. Festival tahun ini berubah nama menjadi IDF2020.zip, bertema 'Daya: Cari Cara' sebagai adaptasi untuk dinikmati secara virtual. "Pandemi membuka kemungkinan inovasi dan eksplorasi menggunakan media lain yang baru bagi para seniman seni pertunjukan, khususnya seni tari," ujar Ina M. Surya Dewi, seorang pendiri dan tim pengarah IDF 2020.
Tema yang disuguhkan, merupakan upaya dari para seniman untuk terus bergerak di tengah pandemi. "Daya, kekuatan, semangat upaya untuk terus hidup. Bagaimana kita bersiasat, berstrategi untuk terus berkarya," ujar Maria Darmaningsih, pendiri dan pengarah IDF lainnya. Sementara Nungki Kusumastuti yang juga pengarah IDF 2020 berharap festival ini bisa membawa panggung tari kontemporer ke ranah internasional dan ruang pribadi dengan pengalaman baru dan kegembiraan.
Peserta Project 1'59 tampil pada malam pembukaan IDF 2020 pada Sabtu, 7 November 2020. Dok. IDF 2020
Festival dua tahunan yang berlangsung mulai 7 - 14 November 2020, ini menghadirkan beberapa seniman berskala internasional. Seniman muda akan tampil dalam program Performances, Kampana, dan zip.Conversations. Program Performances berisi karya yang dikurasi untuk melihat perkembangan tari kontemporer Indonesia dan internasional.
Ada empat seniman dalam program Performances. Mereka adalah Eun Me Ahnn dengan projec 1’59, Kolektif Gymnastik Emporium (Yogyakarta, Indonesia) dengan #SKJ2020, Ayu Permata Sari (Lampung, Indonesia) dengan karya Li Tu Tu, dan Hari Ghulur (Madura, Indonesia) dengan karya berjudul Sila.
Program Kampana merupakan ajang kreasi yang semula diberi nama Show Case dengan menghadirkan kreasi koreografer muda. "Napasnya IDF adalah program Kampana, suatu wadah untuk mendukung dan berproses bersama," kata Ratri. Enam seniman muda akan menghadirkan Kampana Trajectory. Mereka adalah Anis Harliani, Eka Wahyuni, Eyi Lesar, Gege Diaz, Irfan Setiawan, dan Puri Senja.
Program lain yanki diskusi zip.Conversations akan membicarakan pengaruh pandemi Covid-19 terhadap aktivitas ketubuhan, baik dari segi biologis, politis, maupun eksistensi. Kurator festival menjelaskan, tim mencari para koreografer yang berkarya sekaligus mencerminkan semangat dan dorongan bersama di balik kreasinya.