TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Australia di Indonesia menyelenggarakan konser virtual spesial secara eksklusif bagi masyarakat Indonesia pada Minggu, 8 November untuk merayakan budaya dan sejarah Penduduk Asli Australia.
Pemenang penghargaan seniman didgeridoo, William Barton, tampil di perpustakaan tertua di Australia, Perpustakaan Negara New South Wales di Sydney, didukung oleh kuartet gesek, dalam sebuah acara spesial yang akan ditayangkan secara langsung lewat YouTube dan Facebook Kedutaan mulai pukul 16.00 WIB.
Pertunjukan ini menandai dimulainya Pekan NAIDOC di Australia – pekan dimana penduduk Australia merayakan sejarah, budaya, dan prestasi masyarakat Aborigin dan Kepulauan Selat Torres, penduduk pertama Australia.
Pada Jumat, 13 November, Kedutaan Australia juga akan menyelenggarakan sesi Bercerita virtual bersama Jessica Staines. Jessica akan membaca buku anak populer, Kookoo Kookaburra, karangan Penulis dan Ilustrator Australia, Gregg Dreise.
Kami sangat menganjurkan anak muda Indonesia menyaksikannya untuk merasakan budaya asli Australia. “Masyarakat Aborigin dan Kepulauan Selat Torres Australia adalah budaya tertua dunia yang berkelanjutan,” kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan dalam keterangan pers yang diterima Tempo.
Mereka telah tinggal dan merawat benua Australia selama lebih dari 65 ribu tahun. “Musik, lagu, dan pembacaan cerita sangatlah penting bagi budaya ini. Pertunjukan ini akan menjadi acara yang istimewa dan saya sangat senang bahwa masyarakat Indonesia akan memiliki kesempatan untuk merasakan keunikan didgeridoo dari Australia,” kata Gary.
Tema dari perayaan NAIDOC tahun ini adalah Selalu Menjadi, Tetap akan Menjadi (Tanah Aborijin). Tema ini menandakan bahwa masyarakat Aborigin dan Kepulauan Selat Torres telah tinggal dan peduli akan benua Australia selama lebih dari 65 ribu tahun.