Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seniman Ugo Untoro Melukis di Papan Tulis, Refleksi Situasi Sekaligus Nostalgia

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Karya Ugo Untoro saat melukis selama sepuluh jam non-stop.
Karya Ugo Untoro saat melukis selama sepuluh jam non-stop.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah radio transistor kecil menemani cangkir blirik, sekotak kapur, penghapus, kaca mata, dan sekotak tisu di atas meja. Semua benda itu bersanding dengan papan tulis hitam berukuran 140 x 180 sentimeter yang berdiri tegak. Bersih. Pelukis Ugo Untoro datang mendekat ke papan tulis lalu mengambil sebatang kapur dan menggoreskan perlahan di papan tulis hitam itu.

Ugo Untoro menggoreskan kapur perlahan hingga membentuk sebuah objek dan melengkapi dengan objek yang lain. Baru-baru ini, Ugo Untoro memperlihatkan proses dalam berkarya di luar kebiasaannya di Galeri Museum dan Tanah Liat, galerinya di Yogyakarta, dengan ‘ditemani’ banyak orang. Biasanya Ugo Untoro menekuni karyanya sendirian.

Selama 10 jam maraton, Ugo Untoro menuangkan idenya dalam tajuk Homage to Black Boards. Dia menyelesaikan sembilan lukisan sejak sore hingga pukul 01.00 WIB di studio. Sejak awal melukis dengan kapur di papan tulis hingga akhir, prosesnya direkam dan disaksikan puluhan penonton secara daring. Beberapa di antaranya adalah kolektor.

Selesai satu lukisan, Ugo Untoro memandang karyanya sebentar lalu menjauh dari papan tulis. Seolah tengah meyakinkan diri bahwa hasil goresannya sudah sempurna. Ugo Untoro mundur menghilang dari layar beberapa saat. Lukisan yang dibuat dalam waktu 30-an menit tampak dibiarkan, seperti membiarkan penonton yang entah di mana berada menikmati karyanya, yang masih segar digoreskan.

Karya Ugo Untoro saat melukis selama sepuluh jam non-stop.

Beberapa saat terdengar suara klenengan, musik dan tembang Jawa mengisi suasana dengan gambar yang tetap menyorot pada papan tulis. Ada lukisan piano di pinggir jalan yang sepi, dengan latar diblok kapur putih, terlihat pula dua sosok laki-laki dan perempuan duduk berdampingan dalam ketelanjangan. Ada sosok yang seperti berjalan mundur terlihat dari bekas telapak kakinya, ada juga lukisan pintu berbentuk setengah oval.

Dan yang sangat sederhana: sebuah anak panah di bagian pojok kiri bawah dan tulisan The Death of Krisna di bagian pojok kanan atas. Atau lihatlah pula boks telepon yang patah dengan gagang menggantung. Pelukis ini dengan karyanya yang senapas, ingin mengajak penonton menikmati suasana sepi, sementara - kefanaan yang berujung entah kapan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari karya-karya itu juga, Ugo Untoro ingin mengajak penonton merefleksikan apa yang telah dilalui selama ini. Contoh, lukisan dari sosok kurus di ujung kanan dan tapak-tapak kaki berjalan mundur dari ujung kiri bawah. Ada kesenduan, kemuraman dari karya-karya Ugo Untoro. Perspektif dan unsur cahaya tetap disuguhkan dalam karya-karyanya.

Bagi seniman kelahiran Purbalingga ini, Homage to the Black Board ini adalah sebuah penghormatan. Ada masa yang sangat membekas dari kenangan masa lalu ketika bersekolah sangat akrab dengan papan tulis. Pengalaman batin sebagai anak dari seorang guru yang mengajar dengan medium papan tulis dituangkan dalam lukisan. Tentu proses ini juga mengingatkan pengalaman pribadi penonton ketika mereka bersekolah dulu.

"Bentuk penghormatan itu sendiri bagi saya adalah dengan cara menggambar di papan tulis. Dan di situlah saya bersama-sama dalam waktu sepuluh jam," ujar Ugo Untoro kepada Tempo, 30 September 2020. Menurut dia, proses berkarya dengan papan tulis selama sepuluh jam ini masih terbilang singkat dibandingkan dengan pengalaman kurun waktu ketika ia belajar di kelas.

Mengikat memori dan pengalaman puluhan tahun dalam sepuluh jam berkarya ini, juga dirasakan cukup berat dan menantang. "Mungkin sama seperti seluruh teman yang terlibat dan mereka yang menonton," ujarnya.

Banyak hal yang disajikan untuk berefleksi pada situasi. Mulai dari piano di pinggir jalan, lalu gambar orang berjalan mundur, dua sosok yang duduk seperti menunggu sesuatu. Demikianlah Ugo menyampaikan sebuah penghormatan, nir keabadian sekaligus refleksi dari perjalanan masa lalu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Seniman AD Pirous Meninggal, Dimakamkam Jam 11 Ini di TPU Cibarunai Bandung

3 hari lalu

AD Pirous. Foto: Instagram @dialogue_arts.
Seniman AD Pirous Meninggal, Dimakamkam Jam 11 Ini di TPU Cibarunai Bandung

Upacara pelepasan jenazah AD Pirous akan digelar di Aula Timur ITB pada pukul 10 pagi, untuk selanjutnya dimakamkan di TPU Cibarunai, Bandung.


Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

16 hari lalu

Alfiansyah Bustami alias Komeng
Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

"Tertarik atau enggaknya, saya kan orang bukan tambang ya, jadi kita akan lihat ke sana," kata Komeng.


Ramai-ramai Ajukan Amicus Curiae ke MK, Teranyar Ada Seniman dan Budayawan

19 hari lalu

Perwakilan dari tiga ratus guru besar, akademisi dan masyarakat sipil, Sulistyowari Iriani (kanan) dan Ubedilah Badrun memberikan keterangan pers saat menyampaikan berkas Amicus Curiae terkait kasus Perkara Nomor 1/PHPU.PRES/XXII/2024 dan Perkara Nomor 2/PHPU.PRES/XXII/2024 perihal Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 kepada Mahkamah Konstitusi (MK) di Gedung 2 MK, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Subekti
Ramai-ramai Ajukan Amicus Curiae ke MK, Teranyar Ada Seniman dan Budayawan

Sejumlah seniman dan budayawan mengajukan Amicus Curiae ke MK. Sebelumnya, ada 300 akademisi, guru besar, dan warga sipil mengajukan hal serupa.


Sebanyak 159 Seniman dan Budayawan Ajukan Amicus Curiae PHPU Pilpres 2024 ke MK

19 hari lalu

Perwakilan dari 29 seniman dan budayawan Indonesia, seniman Ayu Utami memberikan keterangan pers usai menyampaikan berkas Amicus Curiae terkait kasus Perkara Nomor 1/PHPU.PRES/XXII/2024 dan Perkara Nomor 2/PHPU.PRES/XXII/2024 perihal Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 kepada Mahkamah Konstitusi (MK) di Gedung 2 MK, Jakarta, Senin 1 April 2024. Dalam berkas yang disampaikan seniman dan budayawan menilai menunjukan banyaknya persoalan yang terjadi sejak tahap pencalonan hingga kampanye. TEMPO/Subekti.
Sebanyak 159 Seniman dan Budayawan Ajukan Amicus Curiae PHPU Pilpres 2024 ke MK

Ratusan seniman dan budayawan Indonesia mengajukan Amicus Curiae terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 ke MK untuk memastikan tegaknya demokrasi dan konstitusi di Indonesia.


Indonesia dan Australia Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik

22 hari lalu

Peluncuran Logo Peringatan 75 Tahun Hubunan Diplomatik Australia-Indonesia & Kolaborasi Karya Mural pada 28 Maret 2024. Sumber: Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Indonesia dan Australia Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik

Australia dan Kementerian Luar Negeri RI pada 28 Maret meresmikan peluncuran kampanye perayaan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

34 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Dana Indonesiana Bantu Seniman Mendapatkan Akses Pendanaan

40 hari lalu

Dana Indonesiana Bantu Seniman Mendapatkan Akses Pendanaan

Dana Indonesiana yang dikucurkan dari Dana Abadi Kebudayaan, mendorong seniman khususnya pelaku kesenian pertunjukan untuk mendapatkan akses pendanaan yang mudah.


Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

42 hari lalu

Seorang aktivis pro-Palestina memotong lukisan Menteri Luar Negeri Inggris abad ke-20, Arthur Balfour, di Universitas Cambridge
Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina


Juara Grey Annual Award 2024, Seniman ini Raih Hadiah Rp 100 Juta

42 hari lalu

Lucid Dream karya Andy Dwi Tjahyo sebagai pemenang penghargaan utama Grey Award senilai Rp 100 juta. (Dok.Grey)
Juara Grey Annual Award 2024, Seniman ini Raih Hadiah Rp 100 Juta

Sejak Oktober 2023, pihak galeri secara terbuka mengundang para seniman se-Indonesia untuk ikut serta di ajang penghargaan 1st Grey Annual Award.


Minta Kampus Jangan Diam, Seniman Yogyakarta Gelar Aksi Teatrikal di Bundaran UGM

49 hari lalu

Kelompok Dewe Yoben dan seniman Yuliono Singsot menggelar aksi teatrikal di Bundaran UGM, Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Eiben Heizar
Minta Kampus Jangan Diam, Seniman Yogyakarta Gelar Aksi Teatrikal di Bundaran UGM

Mereka mencari enam rektor dan enam ketua BEM di Yogyakarta yang berani untuk menegakkan demokrasi di tengah Pilpres yang diwarnai kecurangan.