“Saya terkejut,” ujarnya kepada Bloomberg. “Ini akan mengubah hidup saya beberapa minggu ini,” tambahnya.
Dalam karyanya, kolumnis harian New York Times itu menganalisis pola-pola perdagangan dan lokasi kegiatan ekonomi. Krugman menjelaskan bagaimana skala perekonomian mempengaruhi perdagangan dan urbanisasi.
Krugman dikenal sering menyerang Presiden Amerika Serikat George W. Bush dalam kolom-kolomnya. “Bush telah menggerus pemerintahan kita dan melanggar hukum. Ia memimpin kita ke arah bencana ekonomi dan kebejatan moral,” tulisnya suatu waktu.
Pria yang rajin menulis blog bertitel The Conscience of A Liberal Blog (www.krugman.blogs.nytimes.com) itu berpendapat, krisis finansial yang menghantam dunia sekarang punya kesamaan dengan Depresi tahun 1930-an. “Kemiripannya lebih banyak daripada yang saya pikirkan sebelumnya. Kita menciptakan sistem keuangan yang tak terkendali,” katanya.
Dalam teorinya, ia menjelaskan mengapa perdagangan dunia dikuasai negara-negara yang mengimpor dan mengekspor produk yang serupa, misalnya mobil. Perdagangan seperti ini memungkinkan spesialisasi dan produksi skala besar, yang mengakibatkan harga lebih rendah dan jenis komoditas yang lebih beragam.
“Akan ada stagnasi, paling tidak perlambatan, dalam pembuatan persetujuan perdagangan baru, tapi saya tidak melihat akan ada proteksionisme berskala penuh,” kata pemenang 10 juta kronor Swedia (sekitar US$ 1,41 juta) itu.
“Teori perdagangan stagnan sejak 25 tahun lalu, dan Krugman adalah pemikir kreatif yang membawa ide-ide baru ke dalamnya,” tutur Tony Venables, profesor Universitas Oxford yang pernah menulis buku bersama Krugman.
Krugman dilahirkan di Long Island, New York, dan mempelajari ilmu ekonomi di Universitas Yale. Ia memperoleh gelar doktor dari Massachusetts Institute of Technology tahun 1977 sebelum bergabung dengan Princeton.
Di masa kepresidenan Ronald Reagan, tahun 1982-1983, ia menjadi penasihat ekonomi Gedung Putih. Ia dianugerahi John Bates Clark Medal oleh American Economic Association, penghargaan yang diberikan pada ekonom terbaik yang berusia di bawah 40.
Bloomberg | AFP | Bunga Manggiasih