Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cinta di Antara Segala yang Pahit  

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Tidak ada yang pernah paham tentang cinta antara seorang lelaki berusia 60 tahun dan seorang gadis jelita berusia 20-an. Dan mungkin kita tak perlu memahami, tapi mencoba membiarkan mereka mengarungi segala kesulitan apa pun yang akan dihadapi.

Syahdan, sang lelaki, David Kepesh (Ben Kingsley), adalah seorang penulis dan kritikus sastra terkemuka. Consuela Castillo (Penélope Cruz) adalah muridnya. Melalui narasi Kepesh, yang mengaku selalu merayu mahasiswinya yang termuda dan tercantik ”sesuai aturan main”, yakni setelah mereka lulus dari kelasnya dan tidak berstatus sebagai mahasiswanya lagi, kita tahu Kepesh adalah tipe lelaki yang tak mampu terikat. Dia meninggalkan istri dan anaknya, untuk meloncat dari satu perempuan ke perempuan lain.

Tapi Consuela Castillo adalah sebuah bangunan tubuh yang sempurna, seperti pahatan patung Yunani yang mulus tanpa cacat. Sepasang matanya membuat Kepesh tenggelam ke dasar laut yang membahayakan: cinta dan ingin memiliki. ”Jangan gunakan perasaan, nikmati saja hubungan badan,” demikian George O’Hearn (Dennis Hopper), sahabatnya, seorang penulis yang sama seniornya, yang masih terikat dalam perkawinan, tapi gemar gonta-ganti kekasih.

David Kepesh tak mampu berhenti pada petualangan fisik. Dengan ”patung Yunani” berkulit indah dengan mata yang bisa berkata-kata itu, Kepesh tak bernapas. Kecemburuan kepada para lelaki muda pengagum Consuela, keinginannya untuk memiliki sepenuhnya, akhirnya membawa dia pada sebuah area yang tak dikenalnya: cinta? Atau sekadar serakah dan teritorial?

Film yang diangkat dari novel pendek karya Philip Roth dengan judul asli The Dying Animal ini memberikan tafsir yang jauh lebih romantis dan elegan. Sosok Kepesh, konon alter ego sang penulis, di dalam film ini lebih keras kepala, terkadang menjengkelkan dan penuh gairah, dan lebih menunjukkan kekerasannya dalam tubuh yang anggun dan sunyi. Kita bahkan sesekali bersimpati kepada Kepesh yang merana karena cinta. Kita tahu dia mulai mengenal dirinya sendiri, dia mulai masuk ke wilayah yang belum pernah disentuh oleh siapa pun, termasuk dirinya sendiri.

Tapi Kepesh, seperti halnya lelaki pada usia matang dan liat, ternyata tak bisa bergerak lebih dari membangun dunia untuk berdua saja. Dia tak bersedia (atau tak berani) tampil di muka keluarga dan kawan-kawan Consuela; dia juga merasa tak siap untuk melepas pacar lainnya, diperankan Patricia Clarkson, yang datang dan pergi hanya untuk tidur dengannya. Dengan kata lain, Kepesh siap memiliki Consuela, tapi tak siap untuk memberikan dirinya sepenuhnya.

Tema percintaan antara lelaki tua dan gadis muda—seperti halnya film The Human Stain karya Robert Benton, yang juga diangkat dari novel Philip Roth—adalah sebuah tema kompleks yang memaksa hati berkeping-keping. Keistimewaan tafsir sutradara Spanyol, Isabel Coixet, adalah tikungan dan kejutan plot diletakkan pada momen yang tepat. Pada saat kita semua mengira sang lelaki tua sudah akan maju melangkah ke perempuan muda berikutnya, perkembangan nasib Consuela sungguh perputaran yang mengejutkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di luar pilihan musik Gnossiennes No. 3 dari Erik Satie, yang sudah ratusan kali digunakan dalam film-film Hollywood dan Eropa—meski pesonanya memang tak akan pernah pupus—film ini adalah sebuah film tentang segala pahit dalam cinta. Dalam kepahitan itu, mereka menemukan keinginan masing-masing. Menentang kematian dan meneruskan hidup yang begitu sempit.

Leila S. Chudori

Elegy

Sutradara: Isabel Coixet

Skenario: Nicholas Meyer, berdasarkan novel The Dying Animal karya Philip Roth

Pemain: Ben Kingsley, Penélope Cruz, Dennis Hopper, Peter Sarsgaard, Patricia Clarkson

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

1 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

3 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

5 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

6 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

7 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

8 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.


6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

9 hari lalu

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda. Foto: Canva
6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda.


8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

10 hari lalu

Reply 1988. Foto: Disney+ Hotstar
8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

Daftar film dan serial beragam genre di Disney+ Hotstar yang bisa menemani perjalanan mudik.


Sinopsis Dua Hati Biru, Sekuel Dua Garis Biru yang Dibintangi Angga Yunanda

12 hari lalu

Acara official trailer dan konferensi pers Dua Hati Biru. Foto: TEMPO| Jihan Ristiyanti.
Sinopsis Dua Hati Biru, Sekuel Dua Garis Biru yang Dibintangi Angga Yunanda

Berikut sinopsis film Dua Hati Biru yang merupakan sekuel dari film Dua Garis Biru. Film ini menceritakan kehidupan Bima dan Dara sebagai orangtua.


Sinopsis Film The First Omen, Prekuel dari Series The Omen

12 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
Sinopsis Film The First Omen, Prekuel dari Series The Omen

Berikut sinopsis dan alur cerita film The First Omen yang merupakan prekuel dari Series The Omen. prekuel ini kemungkinan akan mengungkap asal Damien.