Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Film Spike Lee Menuai Protes di Italia

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Roma: Sutradara Amerika Serikat Spike Lee menyulut kemarahan warga Italia melalui film terbarunya yang diluncurkan di Italia pekan ini, "Miracle at St Anna". Saat pemutaran film di Tuscan, Rabu (1/10) malam, para pengunjuk rasa menggelar aksi di depan cinema sambil membagikan selebaran yang mengecam Lee.

Dalam film tersebut, Lee menggambarkan Partisans--kelompok perlawanan Italia yang melawan Nazi Jerman dan kaum fasis Italia dalam dua tahun terakhir saat Perang Dunia II--sebagai salah satu pihak yang disalahkan atas pembunuhan massal di perang. 

Pasalnya, beberapa anggota Partisans digambarkan berkolaborasi dengan Nazi dan gagal memperingatkan warga desa sehingga Nazi Jerman melakukan pembunuhan massal terhadap sekitar 560 warga sipil pada 1944.

Seperti film-film sebelumnya, Lee membawa misi untuk meluruskan perspektif para sejarawan yang ia anggap rasis. Sebab, Lee menganggap para sejarawan mendistorsi atau meminimalisir peran kaum kulit berwarna dalam sejarah Amerika Serikat.

Lee sempat mengatakan bahwa tujuan film tersebut adalah untuk "memperbaiki suara para serdadu berkulit hitam yang berjuang dalam perang. Tentara kulit hitam selalu berjuang dengan keberanian tinggi dan berkorban demi demokrasi; mereka selalu menjadi istimewa karena kepahlawanan dan kemanusiaan mereka. Tetapi di negeri mereka sendiri, mereka masih dianggap warga kelas dua".

Akan tetapi, dalam upaya meluruskan sejarah, Lee justru dikritik warga Italia karena Lee dianggap merekayasa fakta sejarah.

Pembunuhan massal di desa Tuscan, Sant'Anna di Stazzema, terjadi pada subuh 12 Agustus 1944. Saat itu, tentara Jerman membombardir desa. Menurut perspektif warga Italia, warga pria di desa tersebut berhasil melarikan diri ke hutan setelah melihat letupan api. Itu sebabnya mayoritas korban merupakan wanita dan anak-anak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, dalam film yang disutradarai Lee, orang-orang yang melarikan diri adalah Partisans bukan warga desa. Lee pun menciptakan sosok imajiner anggota Partisan bernama Rodolfo yang digambarkan bersekongkol dengan Nazi. Warga Italia yang merupakan bekas anggota Partisan yang masih hidup membantah adanya pengkhianatan di Sant'Anna.

"Spike Lee telah memutarbalikkan kebenaran sejarah dan itu sangat menyakitkan," ujar Giovanni Cippolini, Wakil Presiden Italian National Association Partisans. "Pernyataannya baru-baru ini yang menyebutkan bahwa Partisans melarikan diri sehingga meninggalkan warga sipil terancam, membuat kami sangat marah."

Yang membuat masalah bertambah adalah ketika Walikota Sant'Anna Michele Silicani memberikan status warganegara kehormatan di desa itu untuk Lee. Silicani menilai film Lee akan mengundang turis datang ke Sant'Anna. Itu semakin memicu kemarahan Cippolini. Cippolini menilai pemberian penghargaan kepada Lee tidak layak.

Dalam keterangannya di Florence, Italia, Rabu (1/10), Lee membela diri. "Ini bukan teks sejarah. Ini fiksi. Ada banyak versi mengenai kejadian di Sant'Anna Stazzema. Jadi, kami tidak mau meminta maaf," ujar Lee. 

Menurut Lee, media massa telah menggembar-gemborkan masalah ini. "Itu menunjukkan bahwa masih ada luka di Italia," tambah Lee.

Independent| AFP| Kodrat Setiawan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

4 April 2018

Poster film Arini. twitter.com
Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

Film Arini mampu menerjemahkan kisah dalam novel dengan baik dalam konteks kekinian


Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

17 Oktober 2017

Sumber: Dokumentasi pribadi
Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

Film Ismail Basbeth ini diputar perdana pada A Window on Asian Cinema. Memperkenalkan film-film pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year


Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

13 Oktober 2017

Sutradara Edwin, penulis naskah Gina S. Noer, Adipati Dolken, Putri Marino, duo produser Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia, yang membuat film Posesif saat di Bandung, 24 Januari 2017. TEMPO/ANWAR SISWADI
Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

Menggarap film Posesif, menurut Edwin, sama sekali tidak mengorbankan idealismenya sebagai sutradara film selama ini.


Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

9 Oktober 2017

Figur dari film Star Wars dihadirkan dalam New York Comic Con di New York City, AS, 5 Oktober 2017. REUTERS
Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

Lucasfilm telah secara resmi mengumumkan bahwa trailer film Star Wars: The Last Jedi akan tayang pada hari Selasa, 10 Oktober 2017.


Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

22 September 2017

Seorang pria melihat poster film lama di sebuah bioskop yang tidak terpakai di Al-Ahram, Tripoli, Lebanon, 5 Juli 2017. Kini Qassem Istanbouli mendapatkan dukungan finansial dari kementerian kebudayaan Lebanon, sebuah LSM Belanda dan Amerika Serikat untuk membangun mimpinya. REUTERS/Ali Hashisho
Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

Shiraz Higgins ingin bicara soal adanya ketakadilan
pendapatan antara perempuan dan laki-laki di Kanada


Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

22 September 2017

Poster film Pengabdi Setan. imdb.com
Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

Di film Pengabdi Setan, Joko Anwar membutuhkan ada pemain
yang bisa menerjemahkan cerita melalui gestur. Ia melibatkan
dua seniman di Pengabdi Setan


Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

15 September 2017

Pemeran Film Gerbang Neraka Julie Estelle (kiri), Reza Rahadian (tengah) dan Dwi Sasono (kanan) berfoto bersama saat menghadiri peluncuran film Gerbang Neraka di Jakarta, 13 September 2017. Film Gerbang Neraka akan dirilis secara serentak di seluruh bioskop pada 20 September mendatang. ANTARA FOTO
Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

Film Gerbang Neraka digadang sebagai film horor yang dikemas
lain dari gaya film horor sebelumnya


Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

31 Juli 2017

Ratusan warga keturunan asli Banda melakukan unjuk rasa, di halaman Gong Perdamaian Ambon, 31 Juli 2017. Aksi tersebut dilakukan menyusul pernyataan sutradara Film Banda The Dark Forgotten Trail, Jay Subiyakto yang dianggap menyudutkan warga asli Banda dalam promosi filmya. Foto: Rere Khairiyah
Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

Ratusan warga mendesak DPRD untuk menunda penayangan film Banda yang disutradari Jay Subyakto.


Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

15 Juli 2017

Harry Styles berakting di film Dunkirk. DAILYMAIL
Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

Harry Styles mendampingi Pangeran Harry di karpet merah premier film Dunkrik karya Christopher Nolan.


Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

31 Mei 2017

Aktris Gal Gadot memerankan perannya saat syuting film terbarunya, Wonder Woman. Film ini menceritakan sosok Diana, putri cantik asal Amazon yang dilatih guna menjadi ksatria tak terkalahkan, Wonder Woman. AP Photo
Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

Aktris Israel, Gal Gadot yang jadi Wonder Woman disebut-sebut menjadi anggota militer Israel.