Menurut Andrea, sebenarnya perjalanan ke Belitung bukan hal gampang, karena pilihan transportasi ke pulau kecil itu sedikit. Jika tak kebagian tiket pesawat, alternatifnya harus menempuh 18 jam perjalanan dengan kapal laut. Terkadang ada bantuan pesawat Hercules dan kapal perang TNI, tapi itu tak setiap tahun ada.
Alhasil, Andrea dan orang Belitung lain nya yang ada di rantau sudah dag-dig-dug tentang kendaraan mudik jauh sebelum puasa dimulai. Andrea menyatakan, romantika perjalanan ke Belitung itu dituangkannya dalam novel keempatnya, Maryamah Karpov, yang rencananya akan segera diluncurkan.
Untuk Lebaran tahun ini, tutur Andrea, yang menyulitkannya mudik justru bukan masalah transportasi, melainkan jadwal promosi film Laskar Pelangi. Lima hari menjelang Lebaran, Andrea bersama sutradara Riri Riza masih berada di Yogyakarta untuk menghadiri acara nonton bareng film itu bersama Sri Sultan Hamengku Buwono X. “Itu pasti akan susah sekali cari tiket.” Toh, Andrea asyik-asyik saja. Sebab, film itulah yang membuat Lebarannya kali ini terasa istimewa. “Film ini adalah bingkisan Lebaran terindah buat saya,” ujarnya. “Ini sekaligus parsel istimewa dari saya dan Mira Lesmana buat penggemar Laskar Pelangi dan seluruh bangsa Indonesia.” Mudik kali ini, Andrea berencana naik pesawat yang langsung mendarat di Bandara Tanjung Pandan, Pulau Belitung. Menurut dia, biasanya ada kerabat yang akan menjemput di bandara, lalu melanjutkan perjalanan sekitar 100 kilometer ke kampung halamannya.
Di rumah orang tuanya, ada rimpak, kue terigu khas Melayu, yang menunggu Andrea. Sebenarnya, menurut Andrea, kue itu tak terlampau enak dan tak ada yang mau menyentuhnya. Tapi setiap Lebaran selalu ada. “Tanpa kue itu seolah-olah tidak Lebaran,” ujarnya.
Oktamandjaya Wiguna