TEMPO Interaktif, Jakarta: Sehabis membawa acara Good Morning di Trans TV tadi pagi, Rieke Dyah Pitaloka, sempat dibuat terperanjat oleh kedatangan polisi. Di gedung televisi swasta di Jalan Kapten Tendean, Jakarat Selatan, itu aparat yang mengaku dari Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI dikira akan menjemput paksa artis sinetron ini.
Ternyata, dugaan itu keliru. "Pak polisi cuma menyerahkan surat panggilan," kata calon legislator dari PDI Perjuangan ini. Dugaan akan dijemput polisi, berkaitan dengan ketidakhadiran 'Oneng' pada Senin (22/9) ke penyidik badan resrsese tersebut. Rupanya, tanpa diketahuinya, polisi telah menyurati lulusan Sastra Belanda Universitas Indonesia itu untuk menghadap ke penyidik pada 22 September.
Baca Juga:
Panggilan itu sungguh tak diketahui Rieke. Padahal, ia akan dimintai keterangan polisi sebagai saksi dalam kasus mengganggu ketertiban umum. Keterangan mengganggu ketertiban umum dalam surat panggilan polisi, membuat Rieke bertanya-tanya. Prinsipnya ia tidak mangkir. "Nyatanya, hari ini saya baru menerima kedua surat panggilan polisi, tanggal 22 dan 25 ," ujar istri Donny Gahral Adian itu kepada Tempo, Selasa (23/9).
Mantan fungsionaris Partai Kebangkitan Bangsa ini lantas mencoba mengingat-ingat. Menurut dia, pada 20 Mei 2008 memang ikut turun ke jalan untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Posisi pemain sinetron Bajaj Bajuri saat itu sebagai aktivis Komite Bangkit Indonesia yang dikomandani Rizal Ramli. "Saya memang cukup dekat dengan Pak Rizal Ramli," ujar Rieke.
Sikapnya atas kebijakan pemerintah menaikkan bahanbakar minyak, jelas dia tentang, karena dampaknya sangat luas terhadap masyarakat kecil. Rieke akan memenuhi undangan polisi. "Tentu saya akan datang memenuhi panggilan."
Rizal Ramli yang kini gercar bersafari menemui sejumlah tokoh, diancam akan dijadikan tersangka dalam kasus demo kenaikan harga bahan bakar minyak. Mantan menteri perekonomian di era Presiden Abdurrahman Wahid itu menganggap, langkah polisi sebagai bentuk pembunuhan karakter sehubungan dirinya akan tampil sebagai calon presiden untuk Pemilu 2009.
Dalam perkara unjuk rasa menolak kenaikan bahan bakar minyak, Sekretaris Jenderal Komisi Bangkit Indonesia, Ferry Yuliantono, lebih dulu menjadi tersangka. Rizal dikait-kaitkan diduga ikut pertemuan merancang aksi dan mendanai unjuik rasa. "Tidak mungkin Pak Rizal melakukan tindak kekerasan," kata Adhie Massardi, juru bicara Komite Bangkit Indonesia.
Heru Triyono