Viva La Vida or Death and All His Friends
Coldplay
Capitol, 2008
Dengan Brian Eno sebagai produser, Coldplay bagaikan sekumpulan atlet juara yang baru saja memperoleh pelatih yang jauh lebih baik. Mereka menjadi bertambah fokus, penuh tekad, dan dengan performa yang lebih tajam. Album ini merupakan representasi dari semua itu.
Eno bukan nama asing, tentu saja. Dengan mantan personel grup glam rock Roxy Music inilah sejumlah artis dan band sempat bekerja sama dan menghasilkan karya-karya yang masuk kategori istimewa. U2, salah satu band rock terbesar dari masa 1980-an, bisa disebut sebagai contoh.
Spesialisasi Eno, bila patut disebut, adalah kemampuannya untuk lebih menonjolkan personalitas sang artis. Ini ibarat meniupkan sedikit tambahan angin pada balon yang tampaknya sudah menggelembung dengan ukuran yang cukup. Sebagaimana yang dia lakukan dengan berbagai artis dan band sebelumnya, dia membukakan pintu lebar-lebar bagi Coldplay untuk bereksperimen, bahkan menantang risiko bila perlu.
Dibandingkan dengan album-album sebelumnya, di sini vokalis Chris Martin dan kawan-kawan memainkan musik dengan tata suara yang megah. Tekstur bebunyiannya sungguh berlapis dan rapat. Porsi piano dan gitar berkurang. Orkestrasilah elemen pentingnya, yang tidak selalu berasal dari instrumen gesek betulan; banyak yang merupakan kolase bebunyian yang dihasilkan oleh synthesizer. Hal ini sudah terasa di lagu pembuka, sebuah instrumental nan... berwarna, sebagaimana judulnya, Life in Technicolor.
Sepanjang album, yang durasinya kurang dari 50 menit, sulit untuk luput memperhatikan setiap lagu meski boleh dibilang tak ada melodi yang benar-benar berpotensi menjadi hit. Sebab, sesungguhnya, album ini seperti sebuah album konsep, dengan seluruh materinya berkaitan. Inilah jenis album yang menggaransi pengalaman paripurna musikal hanya bila seluruh lagu telah utuh disimak. Dengan suasananya yang meditatif, efeknya bekerja seperti virus menularkan penyakit.
Sebuah karya yang sangat memuaskan, dan kita barangkali akan sulit membayangkan bagaimana karya Coldplay selanjutnya setelah ini.
Purwanto Setiadi