TEMPO Interaktif, London: Mantan personel Beatles, Sir Paul McCartney, akan dikawal Dinas Rahasia Israel, Mossad, saat menggelar konser di Israel bulan ini. Itu dilakukan menyusul ancaman pembunuhan terhadap McCartney.
McCartney dijadwalkan tampil di Tel Aviv pada 25 September. Penampilan McCartney merupakan yang pertama kali sejak konser Beatles di Israel harus dihentikan pejabat Israel 43 tahun lalu. Konser itu dibatalkan karena pejabat Israel khawatir Beatles menularkan dampak negatif kepada orang muda di Israel.
Pada konser di Tel Aviv nanti, McCartney berada dalam perlindungan Agen Rahasia Israel karena McCartney telah mendapat ancaman pembunuhan dari kelompok ekstremis. Kelompok tersebut menyebut McCartney akan menjadi target operasi bunuh diri jika McCartney memutuskan untuk menggelar konser di Tel Aviv. Konser di Tel Aviv sendiri digelar untuk merayakan peringatan 60 tahun Israel.
Akibat McCartney bersikeras untuk tetap menggelar konser di Israel, politisi Israel memerintahkan agar Mossad melindungi McCartney. Mereka khawatir McCartney menjadi sasaran bom bunuh diri.
Seorang pejabat Israel mengatakan kepada The Sun, "Siapa pun yang mencoba melakukan apapun, ia akan terancam meninggal lebih cepat dari yang mereka kira."
McCartney tetap bersikeras untuk menggelar konser meski ada desakan untuk membatalkannya. Kepada harian Yedioth Ahronoth, Jumat, McCartney mengatakan, "Saya menolak (membatalkan). Dan saya punya banyak teman yang mendukung Israel."
The Sun| Kodrat Setiawan