TEMPO Interaktif, Jakarta: Mengenakan pakaian koko gelap, Ebiet G. Ade duduk di sudut sofa sebuah kafe di Jakarta Selatan, Selasa pekan lalu. Sebuah gitar akustik telentang di pangkuannya. Sesaat kemudian, gitar itu "berbicara" lembut mengiringi alunan suara balada khas Ebiet. Matanya menerawang ketika menyanyikan bait:
...
Izinkan aku
membasahi sajadah
bersimbah air mata
di dalam sujud
...
Lagu itu diberi judul Izinkan Aku Reguk CintaMu. Tapi senja itu, Ebiet tidaklah sedang manggung, melainkan hanya memperkenalkan album religi terbarunya,Masih Ada Waktu, produksi Trinity Optima Production. Bapak empat putra itu pun hanya menyanyikan satu lagu, sesaat sebelum azan magrib berkumandang.
Sejatinya, Ebiet sudah akrab dengan warna religius dalam lagu-lagunya. "Hampir di semua album terdapat lagu religi," ujar biduan yang telah menelurkan 40 album tersebut. "Tetapi baru album ini yang sangat mencerminkan Islam," suami penyanyi Yayuk Sugianto ini menambahkan.
Dalam album baru ini terdapat 14 lagu religi karya Ebiet. Namun, hanya Izinkan Aku Reguk CintaMu yang baru. Sisanya lagu lama Ebiet yang diaransemen ulang atau yang disalin ulang (remastered). Pada lagu baru itu, Ebiet kembali bekerja sama dengan Addie M.S. dan orkestranya. Proses rekaman dilakukan secara digital di Studio Aquarius Jakarta.
Satu lagu yang diaransemen ulang adalah Masih Ada Waktu, yang dirilis pada 1987 oleh Jackson Record. Ketika itu, aransemennya dibuat oleh Billy J. Budiardjo, sedangkan yang aransemen baru dibuat oleh musisi Anto Hoed. "Temponya diturunkan dan musiknya dibikin ringan," ujar Ebiet soal perubahan yang terjadi.
Ia yakin aransemen ulang ini tidak akan mengubah rasa cinta penggemarnya. Ia mendasarkan pengalaman ketika lagu Nyanyian Rindu pada album 25 Tahun Pengabdian juga diaransemen ulang. "Ternyata responsnya baik," kata peraih penghargaan Penyanyi Solo dan Balada Terbaik Anugerah Musik Indonesia 1997 ini.
Sisa lagu dalam album baru itu adalah lagu-lagu lama yang di-remastered dengan penyesuaian pada suara, di antaranya KepadaMu Aku Pasrah, Menjaring Matahari, Rindu Kehadiran-Mu, Berjalan di Hutan Cemara, Kosong, Taubat, dan Kembara Lintasan Panjang. Lagu-lagu itu karya Ebiet yang dibuat pada 1979-2001. "(Kualitas) rekaman pada 1979 beda dengan sekarang," katanya.
Sebetulnya, menurut Ebiet, ia memiliki banyak stok lagu baru. "Tetapi suasana industri rekaman tidak memungkinkan untuk memproduksi lagu semacam itu," ujarnya. Namun, ia yakin suatu saat akan meluncurkan album yang berisi lagu baru semua. "Materi baru lagu-lagu saya ada sekitar 50 buah," katanya.
Tito Sianipar