Putri Raemawasti, Puteri Indonesia 2007, memang lain dari yagng lain. Di saat banyak orang yang bermimpi ingin bermain sinetron atau film ia justeru sebaliknya. Mahasiswi semester empat Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya itu, mengaku belum berminat untuk bermain seni peran.
Kalau pun harus membintangi, gadis kelahiran Blitar, Jawa Timur, 5 Desember 1986 itu, mengaku akan selektif memilih tema dan jenis sinetron atau film yang ditawarkan kepadanya.
Alasannya, tema sinetron yang dibintanginya, harus mencerminkan karakter, pribadi, serta sesuai dengan karakter seorang putri Indonesia yang pernah disandangnya.
“Kalau tawaran sih sebenarnya banyak, tapi aku nggak langsung menerimanya,” kata Putri. Bagi mantan Duta Wisata Kota Blitar ini, sinetron sejatinya bukan sekadar bentuk hiburan semata. Tapi, sinetron juga merupakan wahana untuk mendidik dan mencerdaskan masyarakat.
Terlebih, dirinya pernah menyandang gelar Putri Indonesia, sehingga apa yang dia lakukan orang masih akan mengaitkan dengan gelar tersebut. Karenanya, ia ingin tetap mewujudkan citra dan misi seorang putri Indonesia.
“Karena itu, aku sebisa mungkin tidak asal terima saja,” kata Putri. Kini, gadis yang memiliki hobi menari, membaca, dan olahraga ini mengaku mengisi hari-harinya dengan berbagai kegiatan untuk pengembangan diri.
Satu-staunya kegiatan yang berkaitan dengan entertain yang ia lakoni saat ini adalah menjadi host tentang fashio di salah satu stasiun televisi swasta. “Baru mulai dua minggu lalu,” aku salah seorang kontestan Miss Universe 2008 ini.
Kegiatan lainnya, Putri kembali ke kampus melanjutkan studinya di ITS. Sebab, karena berbagai kesibukannya, ia sempat cuti beberapa waktu. Kini, Putri yang pernah menjadi Juara Kang Mas Diajeng Kota Blitar mengaku, harus memanfaatkan kesempatan yang diberikan almamaternya untuk menyelesaikan studinya itu sebaik-baiknya. “Soalnya aku sudah cuti dua kali, dan itu seharusnya nggak boleh,” ujarnya serius.
Apalagi, Rektor dan Dekan sudah berbaik hati mengijinkan ia kembali belajar. Karenanya ia tidak ingin mengecewakan almamater dan orang tuanya. “Dan bagi aku studi tetap nomor satu,” tambahnya.
Arif Arianto