Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenangan tentang Senen di Atas Panggung

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Mereka bicara tentang Senen. Cerpenis Hamsad Rangkuti menceritakan pengalamannya ketika dipeluk dari belakang oleh seorang wanita di Senen, ketika pertama kali datang ke Jakarta dan berkumpul dengan seniman Senen. Penyair Taufiq Ismail memaparkan banyak nama seniman yang berkiprah di Senen. "Sesekali H.B. Jassin juga ke sini, tapi ia tidak suka nongkrong, ngobrol ke sana-kemari," kata Taufiq.

Kenangan tentang Senen itu ditumpahkan di atas panggung Nongkrong Sastra dan Musik Merdeka di Gelanggang Remaja Senen, Jakarta Pusat, Jumat malam lalu. Sejumlah seniman tampil dalam acara itu, seperti Taufiq Ismail, Hamsad Rangkuti, Misbach Yusa Biran, Dedy Mizwar, Ahmadun Yosi Herfanda, Diah Hadaning, Sihar Ramses Simatupang, dan Viddy A.D.

Hamsad membacakan petikan novelnya berjudul Ketika Lampu Berwarna Merah, yang mengambil latar Senen. Novel setebal 210 halaman ini pernah dimuat bersambung di sebuah koran pada 1981 dan diterbitkan menjadi buku 10 tahun kemudian. Bagian novel yang dibacakan itu menceritakan seorang wanita yang meninggal di sebuah gubuk.

Dilukiskan, wanita tua tersebut ditemukan telah kaku pada sebuah malam. Lalu, tiga orang lelaki datang membawa mayat itu dan menaruhnya di sebuah pintu toko. Mereka berharap akan mendapat rezeki dari apa yang mereka lakukan. Benar saja, pagi-pagi, ketika si pemilik toko bangun, ketiga lelaki yang pura-pura tidur ini pun dibangunkan dan diminta menyingkirkan mayat itu.

Setelah berhasil mendapat uang, mereka pun membawa pergi mayat tersebut. Bukan ke makam, melainkan ke toko lain. "Masih ada tiga toko lagi yang perlu didatangi. Mayat ini tidak akan berkurang setelah toko yang terakhir sekalipun," kata salah seorang di antara mereka. Mereka pun mengulang apa yang mereka lakukan di toko pertama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun Taufik Ismail menyampaikan orasi berjudul "Sesudah 63 Tahun, Berharap akan Keadilan Masih Bisakah?" Dalam pidato itu, salah satunya, ia menyorot kemerosotan akhlak, budaya permisif yang makin menjadi-jadi, narkoba, alkohol, nikotin, dan pornografi. "VCD biru dengan kata-kata, itulah fiksi gaya masa kini," katanya di atas panggung.

Seusai sesi baca sastra dan orasi, pada pukul 8 malam acara dilanjutkan dengan pertunjukan musik merdeka oleh Komunitas Planet Senen. Ini adalah babak terakhir rangkaian acara yang dimulai sore itu. Sesi pertama adalah diskusi tentang sastra urban dan kemerdekaan berekspresi. Acara ini lekat dengan kata-kata "merdeka" karena masih mengambil momen Hari Kemerdekaan RI.

Mustafa Ismail


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Foto udara aktivitas revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.  Revitalisasi TIM sempat mengundang polemik, namun Jakpro menyatakan sudah mengakomodir masukan dari seniman untuk merancang ulang proyek revitalisasi TIM di Cikini, Jakarta Pusat. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.


Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Serikat pekerja industri media dan kreatif Sindikasi saat menyampaikan pendapat di hari Buruh Sedunia di Silang Monas, Jakarta. TEMPO | Alfan Noor
Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.


Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Etza Meisyara melakukan performance musik di acara pembukaan pameran tunggalnya di Ville De La Rochelle Prancis. (Dok.Etza)
Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.


Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Aktivis Ratna Sarumpaet mengenakan rompi tahanan setelah menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018. Ratna Sarumpaet, tersangka penyebaran berita bohong atau <i>hoax</i> tentang penganiayaan dirinya, resmi menjadi tahanan Polda Metro Jaya hingga 20 hari. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.


Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Mike musikus punk Marjinal seusai jumpa media tentang acara The People's Summit on Alternative Development di Denpasar, Sabtu, 6 Oktober 2018. (TEMPO/BRAM SETIAWAN)
Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.


Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman mural The Popo kritik Gubernur DKI Jakarta soal penanganan Kali Item melalui mural (Instagram)
Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural


Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Naufal Abshar, pelukis mural yang terkenal dengan serial 'Hahaha' untuk melakukan kritik sosial. Leonardi
Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.


Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Dokus Piramida Dugong. Foto: Yayasan Terumbu Rupa
Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka


Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo menggelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti di Gedung Tempo, 21 September 2017. TEMPO/Juli Hantoro
Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.


Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Tisna Sanjaya melakukan performance art mendukung KPK. BISNIS.COM
Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.