TEMPO.CO, Jakarta - Najwa Shihab tertunduk mendengar curhatan dari salah satu sopir mobil jenazah Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Pemprov DKI Jakarta Muhammad Nursyamsurya. Dalam program Mata Najwa, Nursyamsurya mengatakan bahwa dirinya sangat sedih melihat puluhan jenazah yang setiap hari harus dimakamkan sesuai dengan protap Covid-19. Ditambah lagi masih banyak masyarakat yang belum sadar akan bahaya Covid-19.
"Seharusnya mereka tahu mba Nana, jalanan itu masih penuh, masih macet. Seharusnya mereka tahu apa yang kami kerjakan sekarang. Tolong ikuti instruksi dari pemerintah, diam di rumah, kurangi pekerjaan kami, sedih lihatnya mba Nana," kata Nursyamsurya ketika ditanya oleh Najwa melalui video call yang kemudian diunggah di Instagramnya pada Kamis, 16 April 2020.
Kemudian Najwa menanyakan apa yang ingin dilakukan oleh Nursyamsurya ketika sedang menyetir mobil jenazah di tengah kemacetan. Apalagi Nursyamsurya juga sering menemukan kemacetan saat dini hari.
Pada unggahan foto ini, Najwa Shihab bercerita mewarnai rambut sendiri di rumah. Hasil warnanya tak sesuai dengan gambar yang ada di kotak cat rambut. Foto ini diunggah pada Selasa,14 April 2020. Instagram.com/@najwashihab
"Saya pengen naik tronton, teriak di jalanan kepada masyarakat 'ayo tolong kalian diam di rumah, tolong ikuti anjuran pemerintah, kalau kalian tahu berapa banyak jenazah yang kami makamkan setiap hari pasti kalian akan sedih karena jenazah itu tidak ada yang diantar, langsung masuk ke liang lahat'," kata Nursyamsurya.
Ketika mengingat bulan puasa semakin dekat, suara Nursyamsurya semakin tidak dapat dikontrol karena emosinya bercampur antara sedih dan marah. Seperti umat muslim lainnya, Nursyamsurya ingin bisa salat tarawih berjamaah dan merayakan Idul Fitri seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Kita juga punya keluarga, tetangga, kehidupan. Masa harus kehidupan seperti ini terus. Kita harus bersosialisasi," kata Nursyamsurya sambil menahan air matanya. Mendengarkan hal tersebut Najwa hanya sesekali mengangguk dan menundukkan kepalanya.
Setiap hari Nursyamsurya sedih ketika menerima telepon masuk yang menyatakan ada jenazah yang harus dilayani sesuai protap Covid-19. "Sedih mba, tapi masyarakat gak ada yang ngerti. Cape, tapi itu memang kerjaan," kata Nursyamsurya. Mendengar curhatan penuh emosi capur aduk dari Nursyamsurya itu, Najwa sangatlah mengerti apa yang betul-betul dirasakan.
"Saya membayangkan bahkan keluarga Pak Syam di rumah juga sesungguhnya khawatir melihat Pak Syam setiap hari harus berjibaku melakukan pekerjaan tapi di sisi lain banyak masyarakat yang bahkan tidak peduli dan cuek seperti yang tadi Bapak Syam katakan," kata Najwa.
MARVELA