Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pementasan Teater Orang-orang Mini

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif: Bermula dari perkenalannya dengan seorang mini di kawasan TIM dua tahun lalu, Aidil terinspirasi untuk melakukan proses berkesenian dengan mereka. "Pada awalnya suatu kegelisahan, bagaimana kita dapat berbagi pengalaman dengan orang yang secara fisik memang kelihatan unik," kata seniman kelahiran Padang, 1970 ini.

Aidil kemudian tak hanya mengenal satu orang tersebut, tapi lebih banyak lagi. Ada 18 orang mini yang terlibat dalam pementasan panggung. Mereka pun mendapat dukungan dari sebuah wadah yang bernama Persatuan Orang Mini Indonesia. "Di sini saya mencoba secara jujur untuk bagaimana sedikit mungkin menghindari kesan eksploitasi dari fisik mereka," dia melanjutkan.

Apa yang mereka sajikan di panggung Graha Bhakti, TIM, pekan lalu itu mengingatkan pada teater yang bertumpu pada eksplorasi dan komposisi tubuh. Kalaupun mereka bersuara, berkata-kata dalam bahasa Indonesia, dan mengisyaratkan makna tertentu, semua itu ditujukan untuk mendukung "bahasa" gerak mereka.

Dalam proses persiapan sebuah pertunjukan teater, eksplorasi gerak menjadi salah satu bagian dari latihan. Ada gerak rasa yang membiarkan tubuh bergerak sendiri tanpa dikontrol oleh pikiran. Ada gerak yang berusaha memadukan antara perasaan dan pikiran kita terhadap keadaan di sekeliling, serta usaha-usaha lainnya.

Sebenarnya, ini bukan sesuatu yang baru. Jejak Semesta Tubuh ini bisa dirunut jauh ke belakang pada para pelaku sejarah teater di sini. Kita tentu ingat bagaimana W.S. Rendra, misalnya, memperkenalkan teater mini kata sepulangnya ia dari Amerika pada periode 1960-an.

Menyajikan teater yang bertumpu pada perilaku tubuh tentu saja punya tingkat kesulitan setara dengan persiapan bentuk-bentuk teater lainnya. Kesulitannya adalah bagaimana pentas itu bisa dimengerti penonton.

Aidil pun menyadari hal tersebut. Karena itu, ia menyodorkan sebuah tema besar kepada Mari, Ika, Kalio, Ivan, dan 13 rekan lainnya yang berlakon di atas pentas. Tema itu adalah gugatan tubuh dengan segala problem sosial yang terjadi sekarang di Tanah Air dan dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pergaulan Aidil yang luas dengan berbagai tokoh kesenian, termasuk melawat ke Jerman, membuat ia memasukkan banyak unsur dalam pementasan satu jam itu. Ia, misalnya, menyuguhkan permainan visual, baik dalam bentuk cahaya, permainan rupa pemain yang selalu bergerak secara intens, dan layar di belakang yang menampilkan berbagai tanda-tanda sosial.

Hal itu sangat membantu penonton memahami pertunjukan. Sebab, Aidil mengusung tema yang tidak ringan dalam pementasannya ini. Simaklah paparannya dalam booklet pertunjukan: "Semesta Tubuh terbagi dalam lima bagian yang mencoba merefleksikan narasi besar tentang keterpurukan ekonomi, gurita globalisasi, pemanasan global yang melahirkan petaka dari kerakusan manusia. Juga tentang harapan menunggu kelahiran generasi baru."

Orang-orang kebanyakan pun, yang tubuhnya "kebetulan" lebih tinggi dari rekan-rekannya yang mini itu, bisa terengah-engah dalam menerjemahkan tema besar itu kalau kebetulan bergabung dalam pementasan Aidil kali ini.

Lepas dari berbagai interpretasi atas pementasan, ini adalah sebuah usaha serius untuk menjauhkan orang mini itu dari apa yang ditulis Wicaksono Adi dalam judul Menembus Batas yang ada di booklet pertunjukan ke dalam penggolongan semata-mata berdasarkan kategori fisik belaka.

Mereka adalah bagian dari semesta alam raya yang berhak melakukan apa pun, termasuk bergerak, menari, meski tidak mengisyaratkan pada bentuk tradisi tari tertentu.

Hari Prasetyo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.