Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Museum Samanhoedi, Potret Kebangkrutan Seorang Pejuang

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Solo: Sebuah museum yang menggambarkan perjuangan Samanhoedi, pendiri organisasi modern Sarekat Dagang Islam, diresmikan pembukaannya oleh Walikota Surakarta pada Jum'at (23/08).

Museum Samanhoedi yang terletak di Kampoeng Batik Laweyan Solo, dulunya lebih dikenal sebagai museum batik. Maklum, Laweyan memang terkenal sebagai sentra industri batik semenjak zaman penjajahan Belanda.

Tempat tersebut kini di sulap menjadi Museum Samanhoedi, yang berisi foto-foto bukti perjuangan KH Samanhoedi, pengusaha besar batik yang telah berjasa mendirikan organisasi modern Sarekat Dagang Islam (SDI).

Foto yang terpajang merupakan foto-foto lama yang telah direproduksi, sehingga semua foto merupakan foto hitam putih. Foto yang terpampang ditata secara berurutan, mulai dari revolusi batik, foto mengenai pembentukan SDI, peran pemerintah kolonial terhadap SDI, Kongres SDI di Solo, dan Samanhoedi di masa tua yang memprihatinkan.

Tidak hanya foto peristiwa, juga terdapat hasil repro anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dari organisasi Sarekat Dagang Islam, yang masih tertulis dalam huruf Jawa.

Sayangnya, tidak didapati benda-benda peninggalan Samanhoedi yang dapat dipajang di museum yang diresmikan oleh Walikota Surakarta, Joko Widodo pada tersebut.

“Ketika meninggal, kakek tidak mempunyai barang apa pun,” kata Hudi Setyawan, cucu Samanhoedi. Di masa tua, Samanhoedi mengalami kebangkrutan yang luar biasa, karena harta bendanya habis untuk perjuangan membesarkan Sarekat Dagang Islam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peninggalan Samanhoedi yang masih tersisa hanyalah sebuah rumah yang terletak tidak jauh dari museum tersebut, itu pun merupakan rumah pemberian dari Soekarno. Rumah tersebut kini ditempati oleh keluarga Hudi Setyawan.

“Semula kita ingin museum tersebut dibuat di rumah itu,” kata Krisnina Maharani, Ketua Yayasan Warna Warni yang memprakarsai berdirinya museum ini. Namun karena digunakan sebagai tempat tinggal, dirinya memilih menyewa sebuah gudang bekas tempat produksi batik tersebut.

Beberapa foto yang dipajang merupakan koleksi pribadi keluarga Samanhoedi. Namun beberapa didapatkan dari Arsip Nasional, dan beberapa didapatkan oleh Krisnina di Kota Leiden, Belanda.

AHMAD RAFIQ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anies Baswedan Siapkan Angkutan bagi Warga dalam Grebek Museum

1 Maret 2018

Warga saat mengunjungi Museum Bahari, Jakarta, 23 Januari 2018. TEMPO/Subekti.
Anies Baswedan Siapkan Angkutan bagi Warga dalam Grebek Museum

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta agar gerakan berkunjung rutin ke museum atau yang lebih dikenal dengan sebutan Grebek Museum, digencarkan.


Anies Baswedan Siapkan Bus Gratis Ajak Warga Berwisata ke Museum

1 Maret 2018

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama direktur Transjakarta Budi Kaliwono mencoba bis transjakarta mengelilingi Tanah Abang, Jakarta Pusat, 22 Desember 2017. TEMPO/Maria Fransisca.
Anies Baswedan Siapkan Bus Gratis Ajak Warga Berwisata ke Museum

Program Gerebek Museum , yang diiniasi Anies Baswedan, berupaya menyediakan bus gratis membawa penduduk dari 2700 rukun warga di Jakarta.


Anies Baswedan Minta 2.700 RW Kerahkan Warganya Gerebek Museum

1 Maret 2018

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meluncurkan program OK Otrip di Balai Kota DKI, 14 Desember 2017. Tempo/Friski Riana
Anies Baswedan Minta 2.700 RW Kerahkan Warganya Gerebek Museum

Program Gerebek Museum yang digagas Anies Baswedan bakal melibatkan 2.700 RW untuk mengerahkan warganya mengunjungi 72 museum di Jakarta.


Museum di St Petersburg Simpan Aneka Foto dan Kerajinan Indonesia

1 Maret 2018

Seorang wisatawan asing melihat benda kerajinan di salah satu stand dalam acara Crafina 2016 di JCC, Senayan, Jakarta, 29 Oktober 2016. Crafina 2016 menampilkan 1.000 produk kerajinan khas Indonesia seperti busana, tas, perhiasan, hijab, sepatu, lukisan, dan produk lainnya. TEMPO/Fajar Januarta
Museum di St Petersburg Simpan Aneka Foto dan Kerajinan Indonesia

The Kunstkamera, sebuah muesum, di St. Petersburg menyimpan sejumlah koleksi foto-foto maupun koleksi kerajinan asli sejumlah daerah Indonesia.


Legiun Bungo, Museum Baru di Jambi

17 Januari 2018

Dari Muara Jambi ke Gentala Arasy
Legiun Bungo, Museum Baru di Jambi

Generasi muda bisa belajar tentang sejarah dan pejuang Provinsi Jambi di museum ini.


Museum Bahari Kebakaran, Penyebab Belum Diketahui

16 Januari 2018

Museum Bahari  Jl. Pasar Ikan, Jakarta. Twitter.com
Museum Bahari Kebakaran, Penyebab Belum Diketahui

Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan, Jakarta Utara, dilanda kebakaran pada Selasa pagi, 16 Januari 2018.


3 Museum Makanan Eropa yang Menggoda Selera

8 Januari 2018

Pembuat daging Markus Hinterberger mempersiapkan variasi teh hijau khusus dari 'Weisswurst,' untuk dijadikan sosis Bavarian putih, di desa Bavarian Oberholzhausen, Altoetting, Jerman (27/5). REUTERS/Michaela Rehle
3 Museum Makanan Eropa yang Menggoda Selera

Museum makanan di Eropa ini sangat unik dan menggoda selera.


Museum Tsunami Aceh Dikunjungi Lebih 700 Ribu Wisatawan Pada 2017

4 Januari 2018

Wisatawan melihat diorama bencana tsunami saat mengunjungi Museum Tsunami di Banda Aceh, Aceh, 24 Desember 2017. Selain untuk mengenang bencana, bangunan yang dirancang Ridwan Kamil ini juga berfungsi sebagai tempat evakuasi tsunami. ANTARA
Museum Tsunami Aceh Dikunjungi Lebih 700 Ribu Wisatawan Pada 2017

Banyak wisatawan yang berkunjung ke Museum Tsunami Aceh pada Mei dan Desember 2017.


Cerita Menikmati Libur Tahun Baru di Museum Bank Indonesia

2 Januari 2018

Pengunjung Museum Bank Indonesia menyaksikan koleksi emas yang dipamerkan, di Jakarta, 2 Januari 2018. TEMPO/Maria Fransisca Lahur.
Cerita Menikmati Libur Tahun Baru di Museum Bank Indonesia

Libur merayakan tahun baru masih berlangsung, pilihan tempat liburan cukup bervariasi di Jakarta.


Mengenal Kehidupan Putera-Puteri Keraton di Museum Ullen Sentalu

24 Desember 2017

Relief di museum Ullen Sentanu, Yogyakarta. Tempo/Ika Chandra
Mengenal Kehidupan Putera-Puteri Keraton di Museum Ullen Sentalu

Museum Ullen Sentalu memiliki beberapa ruangan yang menyimpan berbagai koleksi keluarga istana di Tanah Jawa