TEMPO.CO, Bandung -Film Si Doel yang sejak 27 tahun lalu tayang berseri di televisi hingga kini di bioskop membuat Maudy Koesnaedi sentimental alias baper. Ketika sutradara dan penulis skenario Rano Karno membagikan rancangan naskah Akhir Cinta Si Doel, Maudy terlibat memberi masukan. “Bukan soal ending ceritanya tapi bridging atau alurnya,” kata dia di Bandung, Selasa, 28 Januari 2020.
Di naskah film Si Doel yang terakhir ini, menurut Maudy, Rano Karno kesulitan sekali. Ia terjebak dengan cerita-cerita yang dibuat sebelumnya. “Pusing sendiri dia itu baperlah nulis-nulis naskah itu,” ujarnya.
Rano berdiskusi dengan para pemain. Ketika tiba gilirannya, Maudy berdiskusi diselingi debat hingga Rano Karno sempat berseloroh seperti dimarahi pemainnya. “Nulis naskah ini tuh maksudnya supaya penonton merasakan apa, supaya saya nggak salah memberikan interpretasi kepada penonton,” kata artis berusia 44 tahun itu.
Saat penggarapan kata Maudy, Rano Karno membuat tiga versi akhir kisah cinta segitiga Doel, Zaenab, dan Sarah. Dia mengaku baru tahu pilihan akhir Rano saat film tayang perdana 23 Januari lalu. “Awalnya malah tahu dari penonton yang sudah menonton di jam sebelumnya,” ujarnya.Maudy Koesnaedi, pemeran Jaenab dan para pemain film Akhir Kisah Cinta Si Doel di dalam KRL dalam rangkaian Touring Stasiun Si Doel pada Rabu, 15 Januari 2020. TEMPO/M RYAN H
Bagaimana pun hasilnya mereka sepakat untuk mengakhiri kisah cinta Si Doel. Bagi Maudy, film Si Doel hingga Akhir Kisah Cinta Si Doel menjadi bagian penting dalam hidupnya. “Awal terjun ke dunia entertainment itu karena film Si Doel,” ujarnya. Dia pun bersyukur bertemu dengan keluarga film Si Doel yang dinilainya baik.
Dulu Maudy Koesnaedi sempat di persimpangan jalan pilihan. Terlibat main film Si Doel Anak Sekolahan atau kuliah di Amerika Serikat. Pilihannya berakting kemudian melambungkan namanya di dunia hiburan, hingga belakangan ia aktif terlibat dan menggarap pementasan teater.