TEMPO.CO, Jakarta - Pertunjukan Panembahan Reso berlangsung pada Sabtu malam, 25 Januari 2020 di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan. Ini merupakan drama karya penyair WS Rendra yang pernah dipentaskan pada 1986.
Pengusaha Rina Ciputra Sastrawinata, putri mendiang Ciputra, yang turut mendukung pertunjukan Panembahan Reso, mengingatkan kembali pentingnya mengenalkan sastra kepada generasi muda. "Bagi saya, WS Rendra adalah sebuah nama besar di dunia sastra," kata Rina kepada Tempo, Rabu 15 Januari 2020.
Hanya saja, menurut dia, generasi muda saat ini justru lebih mengenal seni dari luar negeri, seperti K-Pop, selebriti Hollywood, Bollywood, Kahlil Gibran, bintang film, dan influencer. "Anak muda tidak terlalu mengenal siapa saja sastrawan kita dan apa saja karya-karyanya," ucap dia. "Tapi kita juga tidak bisa serta-merta menyalahkan mereka. Ini tergantung banyak hal."
Rina Ciputra menjelaskan, mereka yang mengetahui betul siapa itu WS Rendra dan karya-karya spektakulernya sebagian besar berusia lebih dari 40 tahun. Pada 1986, pementasan Panembahan Reso begitu mengentak. Lakon itu dimainkan selama enam jam non-stop di Stadion Istora Senayan, Jakarta -sekarang bernama Gelora Bung Karno.
Pementasan Panembahan Reso karya WS Rendra di Teater Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan. (TEMPO/RYAN H)
Baca Juga:
Sebab itu, menurut dia, generasi muda perlu diingatkan kembali akan tokoh-tokoh sastra dalam negeri. Salah satu caranya misalnya melalui pendidikan di sekolah. Anak-anak sebaiknya sudah dikenalkan kepada buku-buku sastra sejak kecil. "Anak umur 11-12 tahun bisa mulai mengenal buku-buku sastra, jadi bacaannya bukan buku cerita lagi," ucap dia.
Bukan sekadar membaca, anak-anak muda berlatih menelaah karya sastra tersebut sehingga memahami konteks dan nilai-nilai di dalamnya. Seperti diketahui, karya sastra bisa menjadi cermin dari kondisi sosial, ekonomi, dan politik pada masanya. Para sastrawan menyampaikan pesan melalui pemikiran dan pandangan yang menarik serta acap kali melawan arus.
Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengenalkan sastra kepada generasi muda adalah dengan menggubah karya sastrawan-sastrawan kenamaan oleh sastrawan muda. Lagu-lagu WR Soepratman misalnya, yang diaransemen ulang oleh musikus masa kini tanpa menghilangkan esensi. "Karya digubah dan nama-nama itu tersebutkan kembali. Ini karangan siapa sehingga anak muda mengenal mereka," ucap Rina Ciputra.