TEMPO.CO, Jakarta - Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta menerbitkan bunga rampai tulisan Oei Sian Yok. Buku berjudul Dari Pembantu Seni Lukis Kita: Bunga Rampai Tulisan Oei Sian Yok 1956-1961 ini memberi warna dalam sejarah seni Indonesia. Lewat buku ini, pembaca dapat mengetahui bagaimana perjalanan seni rupa Indonesia pada periode 1956-1961.
Oei Sian Yok belajar seni di Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar di bawah Fakultas Ilmu Teknik Universitas Indonesia , Bandung (1949-1953). Ia mulai bekerja menulis sebagai pembantu Seni Lukis Kita untuk majalah Star Weekly. Majalah ini kemudian dibredel pemerintah pada 1961.
Menurut periset buku , Ibrahim Arimurti Rasha, Oei Sian dalam tulisannya tidak menangkap gejala awal perkembangan seni rupa Indonesia periode 1950-an. Tetapi ia lebih mencatat kelanjutan paruh kedua seni rupa Indonesia. Juga membuat catatan tulisan pameran para akademisi, seniman yang kuliah dan berpameran di Jakarta.
“Ia menyebutkan Jakarta saat itu merupakan sentra penghidupan seniman,” ujar Ibrahim dalam diskusi di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa, 15 Januari 2020.
Yang menarik dari tulisan-tulisan Oei Sian adalah, ia banyak membuat tulisan dari pameran seniman Tionghoa dan kelompok seni yang didirikan oleh Lee Man Fong, Yin Hua Meishu Xiehua (Lembaga Seniman Indonesia Tionghoa).
Menurut Ibrahim, sumbangan pemikiran Oei Sian Yok mungkin tidak banyak. Oei Sian Yok juga menyadari bahwa seni rupa modern Indonesia masih sangat muda. Ia memahami seni rupa modern Indonesia kental dengan pendekatan formal.
Oei Sian Yok juga memberikan warna baru dalam tulisan sejarah seni rupa Indonesia dengan estetika barat dan timur. Ia mencatatnya dari banyak pameran yang dia hadiri. “Ada kanon timur dan spectrum baru yang dicatat Oei ,” ujarnya.
Menurut Ibrahim, Oei Sian Yok banyak mencatat estetika barat dan timur tanpa ada pretense untuk mendukung salah satu estetika.