TEMPO.CO, Jakarta - Butet Kartaredjasa menuntaskan janjinya membaca puisi di tengah dukacita kehilangan adiknya, Djaduk Ferianto. Seniman 57 tahun ini memutuskan tetap berangkat mengisi pentas musikalisasi puisi Joko Pinurbo bertajuk A Tribute For Jokpin di Taman Budaya Yogyakarta, Rabu malam, 13 November 2019.
Butet mengatakan sejatinya belum siap tampil. Apalagi ia manggung hanya dalam hitungan jam setelah menguburkan jenazah Djaduk. "Perasaan saya campur aduk. Tapi ini situasinya abnormal dan memang bapakku dulu mengajarkan itu," katanya, Selasa, 19 November 2019.
Menurut Butet, mendiang ayahnya, perupa dan koreografer Bagong Kussudiardja, selalu mengajarkan bahwa seniman sejati tidak akan membatalkan janji. Satu bulan sebelum acara, Butet menyanggupi ajakan musikus Oppie Andaresta, yang menggagas pentas itu.
Seniman Butet Kartaredjasa. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Maka, setiba di Taman Budaya, Butet minta langsung naik panggung. Ia membaca puisi berjudul Kamus Kecil, Pemeluk Agama, dan Sajak Balsem untuk Gus Mus. Selepas itu, dia bergegas kembali ke kediaman Djaduk untuk mengikuti sembahyangan.
Butet melakoni hal serupa saat ayahnya meninggal pada 15 Juni 2004. Kala itu, ia dan Djaduk tengah berlatih untuk pembukaan Jakarta Fair. Ketika mendapat kabar bahwa Bagong wafat, mereka segera pulang ke Kota Gudeg. "Setelah melayat, kami berangkat lagi ke Jakarta," ujar Butet Kertaredjasa.