Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konser U2 di Singapura Setelah 42 Tahun

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Suasana ketika U2 membawakan lagu Ultra Violet saat konser di Stadion Nasional Singapura pada Sabtu malam, 30 November 2019. TEMPO | Bagja Hidayat
Suasana ketika U2 membawakan lagu Ultra Violet saat konser di Stadion Nasional Singapura pada Sabtu malam, 30 November 2019. TEMPO | Bagja Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Singapura - Tiap mendengar Bono U2 menyanyi, entah kenapa, selalu terasa ada tenaga lain di balik suaranya. Mungkin karena parau yang khas, mungkin karena syairnya, barangkali karena tema-tema lagunya, dan mungkin memang karena yang menyanyi Bono. Tiada lain. Apalagi jika mendengarnya secara langsung.

Di Stadion Nasional Singapura 30 November 2019, Sabtu malam, suara paraunya menyanyikan 11 lagu dalam album The Joshua Tree—yang sekaligus menjadi nama tur konser U2 keliling dunia—plus 12 lagu lain dari beragam album band rock asal Irlandia itu.

“Terima kasih untuk kesabaran Anda,” kata Bono, penyanyi U2 berusia 59 tahun, begitu usai menyanyikan lagu Sunday Bloody Sunday yang menjadi pembuka konser. “Terima kasih untuk kesabaran Anda menunggu kami 42 tahun di konser ini.”

Bagi para penggemar U2, konser di Singapura seperti pengalaman spiritual karena Bono dan kawan-kawan membawakan lagu-lagu dari album yang menandai ciri khas grup musik ini: menyuarakan sikap dan keberpihakan politik. Bono, misalnya, berlutut ketika bernyanyi “Mother of the Disappeared”—lagu terakhir di album Joshua—sebuah eulogi untuk para ibu di Argentina dan Chili yang kehilangan anak-anak mereka karena represi pemerintah di kedua negara tersebut.

Sekitar 30 ribu orang menyaksikan konser U2 di Stadion Nasional Singapura pada Sabtu malam, 30 November 2019. TEMPO | Bagja Hidayat

Untuk ukuran U2, panggung di Singapura itu terlalu kecil. Selain karena stadion indoor berkapasitas 55 ribu orang, panggung tak semegah, misalnya, dibanding panggung konser Coldplay di tempat yang sama dua tahun lalu. Layar besar di belakang panggung bahkan baru menyala setelah lagu keempat sehingga penonton yang duduk di kursi jauh tak bisa melihat raut Bono ketika menyanyi.

Barangkali ini kekurangan tata panggung di Singapura. Layar besar yang menekuk itu dibiarkan gelap dan hanya menyajikan siluet pohon Joshua yang seperti jari—pohon yang hidup di gurun Nevada, Amerika Serikat, dan mengilhami Bono menamai album yang dirilis pada 1987 itu. Juga suara yang sempat mendengung ketika suara Bono meninggi di refrain Sunday Bloody Sunday.

Ada dua panggung yang terhubung jalan. Panggung kecil di depan dan berada di tengah kerumunan penonton festival dan zona merah, juga panggung utama yang besar di dekat layar besar. Mereka memainkan tiga lagu di pannggung kecil. Selain Sunday Bloody Sunday, lalu New Year’s Day, Bad, dan Pride. Mereka berhenti untuk pindah ke panggung utama lalu menyanyikan seluruh album Joshua Tree secara berurutan.

Dalam pidatonya di antara lagu-lagu, Bono kelihatan antusias menyapa, menyeru, meminta menyalakan telepon seluler, dan berjingkrak kepada sekitar 30 ribu penonton. “Apakah ini malam rock and roll?” Ia bertanya. Lalu menyanyikan Elevation kemudian Every Breaking Wave dari album Song of Innocence dengan hanya memakai piano oleh The Edge sebelum stadion tambah bergemuruh dengan Beautiful Day.

Suasana Stadion Nasional Singapura pada Sabtu malam, 30 November 2019, sebelum konser U2 dimulai. TEMPO | Bagja Hidayat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lagu paling menarik adalah Ultra Violet (Light My Way), tribut untuk para perempuan dalam sejarah yang memberikan inspirasi dan pionir serta pencerah jalan bagi peradaban. Ada 60 perempuan yang ditampilkan dalam layar besar itu. Dari penulis Maya Angelou hingga komedian Hannah Dagsby, dari Alice Wroe hingga Melinda Gates. Bono memang sedang mempromosikan “herstory”, bukan lagi “history”, dan “poverty is sexiest”. “Tiap kali kamu melihat roh feminin bergerak, ada lompatan kesadaran di dalamnya,” kata dia yang dikutip situs U2.com.

Wajah 60 perempuan itu ditampilkan dalam gambar besar yang terbagi tiga bagian, seperti beberapa lagu lain yang disertai dengan klip yang naratif sesuai tema lagu. Ketika mereka mengentak dengan lagu “Where the Streets Have No Name” layar besar menampilkan jalan tak bertepi di gurun Amerika, dengan kamera yang bergerak terengah menggapai ujung jalan. Sepi. Terasing. Tanpa nama.

Lagu ini menjadi pembuka album Joshua Tree karena mewakili semangat awal U2 melahirkan lagu-lagu setelah periode itu, setelah Bono bergaul dengan banyak penyanyi rock dan balada Amerika semacam Bob Dylan. Syair Streets Have No Name didapatkan Bono setelah berkunjung ke Ethiopia bersama istrinya. Di sana, status dan agama tiap orang tergambar dari jalan-jalan tempat tinggal mereka. Meskipun cerita lagu itu tentang Belfast, Irlandia Utara, makna lagunya telah jadi umum, ketika agama dan status sosial memecah manusia ke dalam jurang perbedaan.

Barangkali itulah tenaga yang terkandung tiap kali Bono bernyanyi: ia menyuarakan sikap yang teguh, anjuran terhadap perdamaian, penghargaan terhadap persamaan hak, seruan untuk persatuan dunia. Meskipun agak aneh juga pidato-pidato itu karena Bono berbicara di Singapura, sebuah negeri tertib yang tak mencerminkan dunia yang diinginkan Bono. Di sini tak ada demokrasi dan hak-hak sipil tak bebas disuarakan karena jiran ini mementingkan ketertiban dalam segala hal.

Maka lagu penutup dalam konser Singapura adalah One, lagu yang pas, pamitan yang mengesankan...

One life
But we're not the same
We get to carry each other
Carry each other

Bendera Singapura membentang di layar lebar. Panitia konser agaknya lupa atau tak mencatat asal dan jumlah penonton. Dalam dua hari ini, pada Sabtu dan Minggu, Singapura seperti Lebaran. Di tiap sudut, di pasar atau di jalan raya, di Bugis atau Arab Street, saat mengantre di kopi Arabica yang sedang hits, semua percakapan berlogat Jakarta. Orang Indonesia tumplek di Stadion Nasional Singapura. Bono tak menyapa asal dua pertiga penontonnya malam itu...

BAGJA HIDAYAT (Singapura)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

6 jam lalu

Ilustrasi orang menggunakan smartphone atau handphone. Freepik
Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.


Bandara Changi di Singapura Dinilai Terbaik untuk Layanan Imigrasi

10 jam lalu

The Wonderfall, kanvas digital setinggi 14-meter yang terletak di tengah taman vertikal, di Terminal 2 Bandara Changi Singapura. (dok. Changi Aiport Group)
Bandara Changi di Singapura Dinilai Terbaik untuk Layanan Imigrasi

Bandara Changi menawarkan check-in dan registrasi masuk otomatis, sistem otentikasi biometrik, dan kecerdasan buatan untuk mengangkut bagasi.


Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Bahas Kerja Sama Energi Hijau hingga Data Center di IKN

12 jam lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan (kanan) di Jakarta pada Selasa, 23 April, untuk mempersiapkan Leaders' Retreat antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura pada 29 April 2024. Dok. Kedubes Singapura
Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Bahas Kerja Sama Energi Hijau hingga Data Center di IKN

Airlangga Hartarto optimistis hubungan ekonomi kedua negara terus terjalin kuat.


Prabowo Terima Kunjungan Menlu Singapura, Bahas Pertahanan dan Energi

16 jam lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan (kanan) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Selasa 23 April 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Prabowo Terima Kunjungan Menlu Singapura, Bahas Pertahanan dan Energi

Prabowo, yang merupakan Presiden terpilih, dan Vivian membahas keberlanjutan kerja sama pertahanan di antara kedua negara.


Konser IU di Singapura, Ini Detail dan Panduan Menuju Singapore Indoor Stadium

5 hari lalu

Penyanyi IU atau Lee Ji Eun, Instagram.com/@dlwlrma
Konser IU di Singapura, Ini Detail dan Panduan Menuju Singapore Indoor Stadium

Konser IU akan digelar konser di Singapura pada 20 dan 21 April 2024


Curi Barang Mewah di Bandara Changi Singapura, Seorang Turis Ditahan Dua Bulan Kemudian

7 hari lalu

Jewel di Bandara Changi, Singapura. (foto: Jiachen Lin)
Curi Barang Mewah di Bandara Changi Singapura, Seorang Turis Ditahan Dua Bulan Kemudian

Turis wanita ini mencuri ikat pinggang dan produk kosmetik yang nilainya belasan juta di Bandara Changi Singapura.


10 Negara dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia, Ada Tetangga RI

7 hari lalu

Marina Bay Sands, hotel dan resor ikonik Singapura (TEMPO/Mila Novita)
10 Negara dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia, Ada Tetangga RI

10 negara dengan biaya hidup tertinggi pada 2024, Singapura masuk.


PM Singapura Lee Hsien Loong Umumkan akan Mundur pada 15 Mei 2024

8 hari lalu

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong berjabat tangan dengan Lawrence Wong saat konferensi pers di Istana, di Singapura 16 April 2022. SPH Media/The Straits Times/Lim Yaohui via REUTERS
PM Singapura Lee Hsien Loong Umumkan akan Mundur pada 15 Mei 2024

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengumumkan pengunduran dirinya mulai 15 Mei 2024


Menilik Tradisi Lebaran di Singapura

15 hari lalu

Festival Cahaya di Geylang Serai, Singapore. (www.visitsingapore.com)
Menilik Tradisi Lebaran di Singapura

Secara umum tradisi Lebaran di Singapura tidak jauh berbeda dengan di Indonesia


Serobot Antrean dan Meludah Saat Nonton Konser Bruno Mars, Una Dembler Minta Jangan Dicontoh

17 hari lalu

Una Dembler
Serobot Antrean dan Meludah Saat Nonton Konser Bruno Mars, Una Dembler Minta Jangan Dicontoh

Meski mengakui telah meludah penonton lain dan membuat keributan, Una Dembler membantah bahwa ia telah menyerobot antrean.