TEMPO.CO, Jakarta - Taylor Swift dilarang membawakan kompilasi lagu-lagu (medley) lawasnya dalam acara American Music Awards 2019. Larangan itu disampaikan oleh CEO Big Machine Records, Scott Borchetta dan Scooter Braun, kepada Swift.
Big Machine Records adalah perusahaan rekaman yang memiliki rekaman master katalog lagu-lagu Taylor Swift sebelum penyanyi itu berpindah ke Universal Music Group. Dalam perjanjian yang ditandatangani saat Taylor Swift masih berusia 15 tahun, tertulis Taylor Swift dilarang merekam ulang semua lagu master di Big Machine Records sampai November 2020.
Dan rencana penampilan Taylor Swift di American Music Awards atau AMA 2019 yang bakal tampil dengan menyanyikan kompilasi lagu-lagu Swift yang pernah direkam oleh Big Machine Records dianggap menyalahi perjanjian tadi. "Padahal saya akan mendapatkan penghargaan Artist of The Decade di AMA dan sudah siap menampilkan medley hits sepanjang dekade sesuai acara itu," tulis Taylor Swift dalam tulisan panjang berjudul Don't Know What Else to Do, yang diunggah di akun media sosialnya.
Akibat perjanjian ini, segala proyek Taylor Swift yang berkaitan dengan karya-karya lawasnya tak bisa dia gunakan. Termasuk sebuah film dokumenter tentang kehidupan Taylor Swift yang dibuat oleh Netflix, terancam madek karena berisi konten lagu yang pernah direkam oleh Big Machine Records.
Taylor Swift saat tampil di MTV VMA 2019. Instagram/ IG TV @vmas
Taylor Swift berharap kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi musikus agar berhati-hati dan bagi pemilik label rekaman supaya memberikan penghargaan dan kebebasan kepada seniman. "Pesan dari Big Machine Records sudah jelas. Mereka ingin saya menjadi gadis kecil yang diam dan menurut. Kalau tidak, maka akan dihukum," tulis Taylor Swift. "Padahal Big Machine Records tidak melakukan apa pun dalam mencipta lagu dan membangun hubungan saya dengan penggemar."
Sejumlah penyanyi memberikan dukungan kepada Taylor Swift melalui #IStandWithTaylor. Selena Gomez menyatakan apa yang dilakukan Big Machine Records kepada temannya itu adalah wujud keserakahan, manipulatif, dan sok kuasa. "Mereka tidak menghargai karya yang dibuat sahabat saya sejak dia berusia 14 tahun. Kalian perampok," tulis Selena Gomez.
Penyanyi Lili Allen juga memberikan dukungan kepada Taylor Swift dengan menyatakan, "solidaritas untuk Taylor. Semua ini sangat buruk." Adapun penyanyi Halsey mengecam tindakan label Big Machine. "Jahat. Itu upaya membungkam Taylor Swift," kata Halsey. Penyanyi yang juga penulis lagu Tinashe, Todrick Hall, hingga Youtuber Rebecca Black juga mendukung Taylor Swift.