TEMPO.CO, Jakarta - Aliran musik pop Korea atau K-Pop sedang populer beberapa tahun belakangan. Dari genre musik itu, muncul sejumlah kelompok penyanyi tenar, seperti BTS, Blackpink, Red Velvet, BIGBANG, SuperM, dan lainnya.
Di Jepang, juga ada aliran musik pop. Namanya J-Pop. Salah satu kelompok vokal J-Pop adalah Arashi. Di Indonesia, gaung musik J-Pop belum seheboh K-pop. Lantas apa perbedaan musik pop dari dua negara ini?
Dari sisi alunan nada memang tidak ada bedanya. Ada yang mengentak ada juga yang bertempo lambat. Masing-masing mengusung gerakan atau koreografi yang menarik. Hanya saja, menurut seorang personel Arashi, Jun Matsumoto menganggap musik K-Pop lebih menyasar pasar di negara-negara Barat ketimbang Timur.
"K-pop itu lebih menuju market Western daripada Asia," kata Jun. Sebab itu, Jun Matsumoto melanjutkan, Arashi tertantang untuk lebih mempopulerkan J-Pop pada dunia.
Adapun personel Arashi lainnya, Sho Sakurai mengatakan K-Pop dan J-Pop punya gaya penampilan dan keunikan masing-masing. "Daripada membanding-bandingkan, kami lebih ingin menghadirkan musik yang bisa diterima dan dinikmati banyak orang," ucap dia.
Kelompok vokal J-Pop Arashi. Antaranews
Grup J-Pop Arashi berdiri pada 3 November 1999. Boy group ini terdiri dari Masaki Aiba, Jun Matsumoto, Kazunari Ninomiya, Satoshi Ohno, dan Sho Sakurai. Untuk lebih mengenalkan J-Pop, kelompok vokal ini akhirnya membuka diri dengan membuat akun resmi media sosial, yakni Twitter, Facebook, Instagram, Weibo, dan Tik Tok.
Selama 20 tahun terbentuk, Arashi hanya merilis lagu-lagu dalam bentuk CD. Lagu terbaru berjudul Turning Up yang rilis pada 3 November 2019 menjadi yang pertama didistribusikan lewat platform musik digital. Video klipnya pun pertama kali tayang lewat kanal YouTube Arashi. Padahal di Jepang, mereka adalah grup idola yang rutin menggelar konser di berbagai penjuru Negeri Sakura serta anggotanya kerap mengisi berbagai acara hiburan televisi.