TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Ari Lasso menyampaikan alasan dia tidak seperti musikus lainnya yang terjun ke dunia politik. Dalam sebuah wawancara dengan Deddy Corbuzier yang ditayangkan di Youtube, Ari Lasso mengatakan pada 2009 dia pernah ditawari untuk ikut pemilu.
Saat itu, Ari Lasso disodorkan paket komplet, mulai dari posisi di partai, nomor urut dalam pemilu, sampai uang. Dia sempat memikirkan tawaran tersebut. "Lengkap dengan embel-embel rupiahnya, biayanya. Enggak kuat bro," tutur Ari Lasso pada Selasa, 5 November 2019.
Ari Lasso lantas berpikir kenapa dia tak kunjung berkecimpung di dunia politik. Padahal teman-temannya menganggap dia mampu menjadi politikus. "Gue juga bertanya, kenapa gue enggak terjun ke situ. Semua temen-temen gue bilang sanggup," kata pria 46 tahun itu.
Pria asal Jawa Timur ini menduga, salah satu alasan dia belum siap masuk ke dunia politik adalah tak tahan jika diserang secara personal. "Gue itu sangat kesal dan bisa baper ketika orang dengan seenaknya nyerang gue. Karena gue enggak pernah menyerang orang seumur hidup gue," kata Ari Lasso.
Maia Estianty dan Ari Lasso di Indonesian Idol 2018. Tabloidbintang.com
Dengan sikap seperti itu, jika dia memaksakan diri menjadi politikus, maka Ari Lasso akan merasa kesal setiap hari. Tak perlu terjun ke dunia politik pun, pelantun tembang 'Hampa' ini mengaku sudah punya banyak 'haters' sejak sejak menjadi juri di Indonesian Idol tahun lalu.
Tak cuma sikap ogah 'disenggol', Ari Lasso mengatakan seumur hidup dia merasa tidak pernah dibiayai oleh nagara. Sementara bekerja sebagai politikus berarti bakal menerima gaji dari uang rakyat. Dan itu membawa konsekuensi serta tanggung jawab yang besar. "Gue gini-gini idealis," kata Ari Lasso.
Ari Lasso memilih menjadi warga negara biasa dan menggeluti bidang seni. Dia bisa bebas beropini, membuat karya seni dan mewakili semua golongan.
MARVELA