TEMPO.CO, Jakarta - Ifan Seventeen mengungkapkan trauma yang dialami pasca tragedi tsunami Banten yang menewaskan seluruh rekan bandnya dan istrinya sendiri,Dylan Sahara. Selama enam bulan, vokalis band Seventeen ini selalu berusaha untuk menguatkan diri agar tidak berlarut-larut tenggelam dalam kesedihan.
"Enam bulanan, tiga sampai enam bulan itu masih sangat kuat sih karena aku selalu berusaha buat kuat," katanya usai konferensi pers perilisan teaser film Kemarin pada Selasa, 29 Oktober 2019.
Bahkan hingga saat ini, kata Ifan, ia masih suka mengingat masa-masa saat masih bersama. Ada beberapa momen atau tempat yang mengingatkannya pada mereka. "Kalau ada momen-momen yang nyentil, itu pasti langsung cepet tenggelam lagi, kalau enggak ya enggak," katanya. "Kalau lihat cuplikan, kalau ketemu anaknya mas Herman, anaknya mas Bani, anaknya mas Andi."
Ifan juga tidak dapat menghindari reaksi tubuhnya ketika merasa merinding saat mendengar suara sirine ambulans. "Misalnya tiba-tiba aku di jalan dengar suara ambulan pasti langsung merinding sampe 6 bulan masih merinding," katanya.
Film Kemarin ini akan bercerita mengenai perjalanan Seventeen sebelum tragedi tsunami di Tanjung Lesung yang merenggut 6 nyawa keluarga Seventeen. Judulnya sama dengan lagu yang diciptakan oleh Herman, gitaris Seventeen tepat dua tahun sebelum tragedi tsunami Banten. Lagu itu sendiri menceritakan perpisahan dengan orang terkasih.
Selain Herman dan Andi, empat orang keluarga Seventeen lainnya yang menjadi korban adalah Dylan (istri Ifan-vokalis), Bani (bassist), Oki (road manager), dan Rustam (teknisi). Satu-satunya yang tersisa adalah Ifan Seventeen.
MARVELA