TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Dea Panendra tak terima jika anak muda dibilang buta sejarah. "Anggapan itu membuatku tersindir," ucap Dea pada Senin, 23 September 2019. Sebagai golongan generasi milenial, perempuan 28 tahun ini ingin membuktikan kalau anggapan itu keliru.
Dea Panendra mengajak teman-temannya mengunjungi berbagai tempat bersejarah di berbagai tempat. Dari Museum Layang-layang di Cilandak, Jakarta Selatan, sampai Monumen Christina Martha Tiahahu di Ambon. Peraih Piala Citra 2018 kategori aktris pendukung terbaik lewat Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak ini terkesan oleh patung Hermes.
Arca yang melambangkan pelindung pejalan kaki dan pedagang itu ditempatkan pemerintah Batavia di Simpang Harmoni, Jakarta Pusat. Pemerintah DKI Jakarta memindahkannya ke halaman belakang Museum Fatahillah di Kota Tua pada 1999 sehingga Hermes di Harmoni yang ada sekarang hanya replika. "Kata orang-orang, patung itu hilang, lalu muncul lagi," ujarnya.
Dea Panendra mengantongi daftar tempat bersejarah yang hendak dikunjungi. Salah satunya makam Pangeran Wiraguna di Pejaten, Jakarta Selatan. Hanya saja, dia harus lebih bersabar karena menunggu kesesuaian jadwal lowongnya dengan teman-temannya. "Enggak mau sendiri karena takut," ucap Dea sambil tertawa.